Kemenkominfo: Orang tua dan guru jangan gaptek
Merdeka.com - Bukan menjadi satu hal yang aneh lagi apabila sekarang ini banyak anak-anak yang ternyata lebih paham teknologi dibandingkan dengan orang tua bahkan guru-guru di sekolah mereka.
Di era teknologi dan internet yang serasa semakin cepat berkembang seperti sekarang ini. Membuat banyak orang tua yang ketinggalan langkahnya dan akhirnya tenggelam serta tidak dapat mengikuti perkembangan zaman.
Dikarenakan hal tersebut akhirnya membuat banyak anak-anak yang lahir di era teknologi maju seperti sekarang lebih paham dan bahkan lebih pintar dibandingkan dengan para orang tua atau juga bahkan guru-guru mereka.
-
Mengapa kecerdasan anak lebih banyak diwariskan ibu? Menurut informasi dari laman Science Alert yang dirilis pada Selasa (19/11), sebuah studi yang meneliti peran ibu dalam menentukan kecerdasan anak telah dipublikasikan dalam jurnal Psychology Spot pada tahun 1994.
-
Kenapa anak meniru penggunaan ponsel orang tua? Dengan kata lain, jika anak Anda sering terpapar layar, ada kemungkinan besar bahwa mereka meniru perilaku yang sama dari Anda.
-
Kenapa anak bisa ketagihan pornografi setelah melihat orang tua? Ini dapat menjadi risiko kencanduan pornografi atau kebiasaan tidak sehat lainnya.
-
Kenapa anak mudah kecanduan media sosial? Anak-anak cenderung lebih mudah terjebak dalam kecanduan media sosial karena otak mereka sangat responsif terhadap kenyamanan yang ditimbulkan oleh dopamin.
-
Apa dampak internet pada otak remaja? Kecanduan internet di kalangan remaja dapat menyebabkan perubahan signifikan pada otak mereka, demikian temuan terbaru dari sebuah studi yang dipublikasikan di Plus Mental Health. Dilansir dari Medical Daily, penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang mengalami kecanduan internet memiliki gangguan signifikan dalam jaringan otak yang kritis, memengaruhi kemampuan pengambilan keputusan, perhatian, ingatan, koordinasi, dan kesehatan mental.
-
Bagaimana cara internet memengaruhi otak remaja? Penelitian ini mengulas 12 artikel yang melakukan studi neuroimaging pada total 237 partisipan untuk mengkaji perubahan dalam konektivitas antara jaringan otak terkait kecanduan internet. Partisipan penelitian berusia antara 10 hingga 19 tahun dan didiagnosis dengan kecanduan internet antara tahun 2013 dan 2023. Hasil ulasan menunjukkan bahwa remaja dengan kecanduan internet memiliki gangguan signifikan pada daerah otak yang bertanggung jawab atas aktivitas kontrol eksekutif seperti perhatian, perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol impuls, dibandingkan dengan teman sebaya mereka yang tidak mengalami kecanduan internet.
Tidak sedikit dari orang tau atau guru di sekolah yang masih tidak begitu paham atau juga bahkan gaptek atau gagap teknologi akan dunia internet dan teknologi.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyarankan agar orang tua dan guru tidak gaptek mengingat media digital termasuk internet sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan anak dan remaja di Indonesia.
"Internet telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari anak-anak dan remaja di Indonesia, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan mereka dalam kaitannya dengan keamanan berinternet," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo Gatot Sulistiantoro Dewa Broto, seperti dikutip dari Antara (19/02).
Dengan paham dan tidak gapteknya para orang tua atau guru akan dunia teknologi dan internet, maka hal tersebut akan sangat penting untuk membantu para anak tumbuh dan berkembang karena mereka para orang tua dapat mengawasi aktivitas anak-anak ketika sedang mengakses internet tanpa harus kebingungan dalam proses pengawasannya.
Gatot juga berpendapat, anak-anak dan remaja harus terus dimotivasi untuk memandang dan menjadikan internet sebagai sumber informasi yang berharga, dan untuk memanfaatkan teknologi digital secara maksimal untuk membantu pendidikan, meningkatkan pengetahuan, memperluas kesempatan dan keberdayaan mereka dalam meraih kualitas kehidupan yang lebih baik.
Ke depan, kata Gatot, perlu dikembangkan cara-cara efektif untuk mengampanyekan keamanan digital secara online maupun offline melalui segala bentuk saluran media tradisional maupun digital, seperti televisi, radio, websites atau media sosial yang sering digunakan oleh anak dan remaja.
Di samping juga dibutuhkan kader-kader muda teladan dalam keamanan berinternet, yang dapat membagikan hal tersebut kepada teman-temannya melalui media digital, melalui sarana audio dan video di media massa, maupun secara offline di sekolah-sekolah maupun kampus. (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kunci utama dalam melindungi anak di era digital adalah membangun lingkungan yang aman dan protektif, terutama dari orang tua dan keluarga.
Baca Selengkapnyatahukah kalian bahwa penggunaan gadget pada anak memiliki dampak yang berbahaya?
Baca SelengkapnyaPada era digital ini, anak perlu dilindungi dari permasalahan digital yang muncul akibat gawai.
Baca SelengkapnyaMencegah anak terlibat dalam pergaulan bebas juga bisa dilakukan orangtua walau dari jauh.
Baca SelengkapnyaBagi orangtua pekerja, perhatian yang diberikan pada anak merupakan hal penting untuk dilakukan.
Baca SelengkapnyaOrangtua perlu mengatur strategi dengan tepat demi perkembangan anak di era digital ini.
Baca SelengkapnyaPembatasan penggunaan gawai pada anak bisa dimulai dari orangtua yang juga membatasi penggunaannya.
Baca SelengkapnyaRibuan orang tua siswa di Banyuwangi telah mengikuti pendidikan parenting, Sekolah Orang Tua Hebat (Sobat), yang difasilitasi oleh Pemkab Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaOrang tua pasti selalu ingin memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada anak-anak mereka.
Baca Selengkapnya