Kemkominfo sebut data pengguna Facebook Indonesia aman
Merdeka.com - Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Semuel A. Pangerapan mengatakan bahwa pihaknya telah menerima hasil investigasi awal Facebook terkait dengan kasus Cambridge Analytica (CA).
“Saya sudah terima update perkembangan itu dari Facebook dalam bahasa Indonesia. Mereka sudah kirim dalam investigasi awal. Hasilnya, tidak ada data Indonesia yang tersedot oleh CA,” jelasnya kepada awak media di Gedung Kemkominfo belum lama ini.
Dalam kasus ini, sebelumnya diberitakan bahwa Facebook mengakui sebanyak 87 juta data pengguna yang dimungkinkan disalahgunakan.
-
Siapa yang membocorkan data orang Indonesia? Dalam tangkapan layarnya, akun X bernama @Fusion Intelligence Center @S memberitahukan bahwa data pribadi masyarakat Indonesia telah dibocorkan oleh sebuah channel Telegram di China.
-
Bagaimana Kominfo tangani isu hoaks? Kementerian Kominfo telah melakukan pemutusan akses atas konten yang teridentifikasi sebagai isu hoaks. Pemutusan akses ditujukan agar konten hoaks tidak tersebar luas dan merugikan masyarakat.
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang tangani isu hoaks di Kominfo? Tim AIS Kementerian Kominfo menemukan sebanyak 2.357 isu hoaks dalam kategori kesehatan.
-
Apa yang ditemukan peneliti di Sirekap KPU? Peneliti Pusat Studi untuk Demokrasi, Kiki Rizki Yoctavian menyoroti sejumlah kejanggalan yang ditampilkan dalam aplikasi sistem rekapitulasi di situs website pemilu2024.kpu.go.id.
-
Kenapa berita hoaks tentang Kominfo diklaim tidak benar? Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah pengguna Facebook dari Amerika Serikat atau 81,6 persen data yang disalahgunakan. Data itu digunakan untuk memengaruhi opini pengguna Facebook di AS terkait dengan pemilihan presiden di negeri Paman Sam.
Tak hanya itu, kasus ini turut menjadi was-was lantaran sebanyak 1 juta lebih data pengguna Facebook di Indonesia diduga juga terkena imbasnya. Dugaan itu membuat pemerintah langsung memanggil Facebook untuk melakukan konfirmasi. Facebook pun mulai melakukan investigasi awal internalnya.
Pria yang akrab disapa Semmy itu juga menyatakan bahwa sejauh ini tidak ada indikasi pelanggaran atau kelalaian keamanan data yang dilakukan Facebook ataupun CA. Berdasarkan dari hasil investigasi itu, lanjut dia, data yang bisa diakses oleh CA hanya sebatas informasi yang disetujui oleh pengguna.
“Harapan kami, dari pemerintah, semua aplikasi mematuhi aturan terutama soal privasi data. Privasi data itu penting. Jangan sampai diperdagangkan atau dipertukarkan dengan pihak lain,” ungkap dia.
Dia pun mewanti-wanti kepada masyarakat agar lebih memproteksi data pribadi yang dimiliki di media sosial. Misalnya saja, melakukan pengaturan agar informasi-informasi mengenai data diri sebisa mungkin tidak diumbar sembarangan. Pengaturan yang seperti itu, sudah layak dilakukan oleh para pengguna Facebook.
“Masyarakat harus memahami itu juga bahwa kita sendirilah yang mengaturnya,” jelasnya.
(mdk/dzm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganguan terhadap sistem SIREKAP, KPU menyatakan hal itu disebabkan salah satunya oleh gangguan DDoS.
Baca SelengkapnyaIa mengingatkan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp5 miliar
Baca SelengkapnyaData milik Universitas Indonesia (UI) diduga diretas. Data tersebut diduga dijual di forum hacker BreachForums.
Baca SelengkapnyaData log access dalam 6 tahun terakhir menunjukkan tidak adanya indikasi yang mengarah kepada kebocoran data langsung dari sistem informasi DJP.
Baca SelengkapnyaKemendagri terus melakukan pembenahan akan keamanan data untuk mengantisipasi maraknya kejahatan digital.
Baca SelengkapnyaRamai postingan di akun X terkait kabar diretasnya data pelanggan KAI.
Baca SelengkapnyaSebanyak 204 juta data pemilih KPU diduga bocor. Diperjualbelikan di darkweb seharga Rp 1 miliar lebih.
Baca SelengkapnyaSilmy mengatakan, kebocoran data paspor tersebut sebetulnya terjadi pada Januari 2022.
Baca SelengkapnyaBudi Arie pun menjamin, jika sistem informasi elektronik selama pesta demokrasi ini tetap aman dan terjamin.
Baca SelengkapnyaPernyataan ini merespon kabar terkait bocornya data pelanggan akibat terkena website KAI diserang hacker.
Baca SelengkapnyaMahfud menyampaikan, sebaiknya KPU sebagai penyelenggara pemilu, untuk bekerja lebih hati-hati lagi
Baca SelengkapnyaBSSN masih berkoordinasi dengan Polri terkait dugaan kebocoran data INAFIS tersebut.
Baca Selengkapnya