Kesamaan dan perbedaan pasar e-Commerce Indonesia dengan Tiongkok
Merdeka.com - Situs e-commerce Lazada Group menjadikan Tiongkok sebagai barometer pasar e-commerce ideal bagi Indonesia. Apalagi situasi pasar e-commerce kedua negara memiliki banyak kesamaan.
Riset McKinsey and Co. pernah menyebutkan penjualan e-commerce di Tiongkong pada 2015 mencapai US$ 634 miliar. Kini e-commerce mewakili 10 persen dari total pasar ritel Tiongkok.
Sementara Indonesia merupakan salah satu pasar e-commerce yang tumbuh paling pesat di dunia. Pada 2025, diprediksi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan bertambah sekitar Rp 2.000 triliun atau US$ 150 miliar dari sektor ekonomi digital. Para ahli memprediksi bahwa online shopping akan menyumbangkan 7-8 persen pasar ritel lokal pada 2020, naik dari sekitar 1 persen saat ini, dengan Lazada sebagai salah satu pemain terbesarnya.
-
Bagaimana Shopee unggul dalam e-commerce? 'Melalui data ini, terlihat bahwa Shopee menjadi e-commerce yang dipilih oleh pelaku usaha untuk berjualan khususnya dengan keunggulan seperti penawaran berbagai layanan dan program yang dapat memenuhi kebutuhan mereka,' tambah Helena.
-
Apa kerja sama utama yang dibahas dalam forum bisnis Indonesia-Tiongkok? 'Tiongkok menjadi sangat penting bagi Indonesia karena menjadi investor terbesar nomor 2 dan mitra dagang nomor 1. Diharapkan kerja sama akan terus ditingkatkan untuk kemajuan kedua negara,'
-
Apa yang paling banyak digemari UMKM dalam e-commerce? Aspek-aspek tersebut tidak hanya memperkuat daya tarik, tetapi juga memberikan nilai lebih lewat pengalaman berjualan yang lebih efisien dan efektif. Hal ini pun memperkuat performa brand lokal dan UMKM, yang dapat dilihat pada indikator Dengan besarnya jangkauan konsumen yang dimiliki oleh suatu platform, hal ini memiliki pengaruh signifikan dalam kontribusi profit penjualan.
-
Bagaimana UMKM bisa berkembang lewat e-commerce? Dirinya kembali menambahkan, bahwa UMKM lokal akan bisa lebih berkembang melalui e-commerce.'Kamu semua bisa jualan bahkan sampai ke luar negeri, semuanya ada lengkap kan? Kaya mas Ardi ini sampai diajarin buka toko dan pakai fitur-fitur di Kampus Shopee, jadi omset bisa tambah banyak,' tambah Zulkifli Hasan.
-
Mengapa Lazada berkolaborasi dengan AHA Commerce? 'Ekosistem e-commerce di Lazada membuka banyak peluang ekonomi yang terbuka bagi siapapun yang memang mau berusaha. Kolaborasi kami dengan banyak mitra strategis, termasuk diantaranya AHA Commerce, sejalan dengan misi Lazada untuk mempercepat pertumbuhan perekonomian digital di Indonesia, termasuk diantaranya dengan upaya pemberdayaan brand dan penjual lokal yang ada di Lazada. Baik itu brand yang baru ingin membuka tokonya di Lazada ataupun siap untuk tumbuh besar bersama Lazada, kami dan mitra strategis kami siap mendukung!' kata Stefan Winata, Chief Business Officer Lazada Indonesia.
-
Siapa yang paling untung dari e-commerce? Sejalan dengan data tersebut, Shopee menempati peringkat pertama sebagai e-commerce yang memberikan keuntungan bagi penjual dengan persentase 71%. Diikuti dengan Tokopedia (12%), TikTok Shop (11%), Lazada (3%), dan lainnya (2%).
Dalam rilisnya pada Merdeka.com, Rabu (22/3), Lazada Indonesia menyebutkan pasar online Tiongkok dengan Indonesia banyak kesamaan. Disebutkan akses transaksi lewat telepon seluler dan tablet ini merupakan kesamaan sifat dasar antara Indonesia dan Tiongkok. Pada 2015, di Tiongkok, sekitar 22 persen transaksi e-commerce diakses lewat telepon seluler dan tablet. Indonesia juga merupakan pasar mobile first terhadap aplikasi dan layanan online.
Kesamaan lainnya, pasar e-commerce kedua negara cukup tersentralisasi. Maksudnya, kebanyakan peritel di Tiongkok dan Indonesia bergabung ke marketplace consumer to consuer (C2C), untuk mengembangkan pasarnya, seperti Tmall di Tiongkok dan Lazada Indonesia.
Meski memiliki banyak kesamaan, tetap ada perbedaan juga antarkedua negara. Pertama, transaksi e-commerce di Indnesia via e-payment belum banyak digunakan dan tiada pemain besar mendomonasi, meski banyak perusahaan dan bank-bank besar memiliki e-wallet masing-masing.
Kedua, mayoritas orang Indonesia belum memiliki rekening bank sehingga pengunaan kartu kredit sebagais arana pembayaran utama untuk e-commerce belum maksimal.
Ketiga, peningkatan edukasi terhadap para pengguna e-commerce Indonesia. "Celakanya ini rintangan terbesar di Indonesia," tulis Lazada. Maka itu, pada Februari lalu, Lazada membawa 33 seller pilihan dari marketplace Lazada di Asia Tenggara ke kantor pusat Alibaba di Hangzhou, Tiongkok, untuk mempelajari strategi terbaik penjualan online.
Florian Holm, Co-CEO Lazada Indonesia, mengatakan Lazada dikenal luas sebagai situs belanja online nomor satu dan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Dengan sekitar 55 ribu seller aktif di Asia Tenggara, kami dapat memberkan kesempatan kepada para seller kami untuk menjadi sukses dan mengembangkan bisnisnya.
"Kami senantiasa mengembangan potensi seller kami dan membekali mereka dengan berbagai perangkat demi mendukung kesuksesan mereka. Seperti melalui kunjungan perdana ke Hangzhou, kami memastikan seluruh rangkaian kunjungan mendukung seller kami untuk mendapat informasi dan belajar dari kesuksesan seller lain," ujarnya.
Lewat e-commerce seperti Lazada, para seller bisa fokus memproduksi dan memastikan ketersediaan barang, tanpa perlu khawatir mengenai promosi. Sebab Lazada kerap melakukan berbagai kampanye untuk membantu promosi para seller. Antara lain kampanye 11.11 Online Revolution setiap November, Harbolnas setiap Desember, dan kampanye ulang tahun Lazada pada 21-23 Maret ini.
Lazada Group beroperasi di Asia Tenggara, salah satunya di Indonesia. Lazada Group yang dimiliki Alibaba merupakan platform e-commerce terbesar di Asia Tenggara. Hingga kini, Indonesia merupakan pasar terbesar dan terpenting di Asia Tenggara.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Persaingan antar e-commerce nantinya akan semakin mengerucut, bukan lagi Shopee, Tokopedia, Lazada, Blibli, dan Bukalapak.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli pedagang Pasar Tanah Abang jadi perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaSkema bisnis TikTok yang menggabungkan sosial media dengan e-commerce dapat memicu persaingan usaha yang tidak sehat.
Baca SelengkapnyaTikTok diminta agar tidak menjalankan bisnis media sosial dan e-commerce secara bersamaan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKementerian Keuangan juga menargetkan belanja online melalui e-commerce yang saat ini baru menyumbang 4 persen terhadap total pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaE- Commerce Kini Gunakan Sistem Integrasi Vertikal di Jasa Logistik, Apa Untungnya Buat Konsumen?
Baca SelengkapnyaSejumlah inovasi yang dihadirkan oleh e-commerce telah membantu brand lokal dan UMKM mengembangkan bisnis mereka dengan efisien.
Baca SelengkapnyaChina menjadi negara paling penting bagi Amerika jika melihat data penjualan.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zukifli Hasan berencana membedakan aturan antara e-commerce dan media sosial.
Baca SelengkapnyaTikTok dikabarkan akan menggandeng Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPengusasaan platform asing terutama dari China cepat atau lambat bakal mengancam usaha kecil-menengah.
Baca SelengkapnyaGMV adalah nilai pengukuran dari total penjualan barang dalam jangka waktu tertentu yang umumnya digunakan pada marketplace, ecommerce, atau online shop.
Baca Selengkapnya