Kini deteksi pencemaran air bisa dilakukan lewat pembalut
Merdeka.com - Sebuah metode deteksi pencemaran air telah ditemukan para ilmuwan Inggris yang cukup sederhana dan hanya memerlukan media pembalut.
Nantinya bisa diketahui apakah sungai atau aliran air tercemar dengan hanya mencelupkan pembalut ke dalamnya. Jika nantinya pembalut itu akan bersinar, maka bisa dipastikan jika sungai atau aliran air tersebut telah tercemar dan dalam kondisi kotor.
Dilansir Eurekalert (31/3), penggunaan pembalut ini sendiri memang dimungkinkan karena terbuat dari bahan yang bersumber dari alam yaitu kapas. Pembalut yang bisa digunakan untuk tes ini sendiri adalah jenis pembalut yang hanya terbuat dari bahan kapas tanpa ada campuran bahan lainnya.
-
Siapa peneliti yang melakukan penelitian ini? Para peneliti mencatat bahwa bias visual mereka ini bahkan mampu memprediksi persentase suara yang akan diterima oleh masing-masing kandidat.
-
Bagaimana cara penelitian ini dilakukan? Sebuah studi yang dipimpin oleh tim dari NYU Grossman School of Medicine mengamati pengalaman mendekati kematian orang-orang yang selamat dari serangan jantung. Mereka juga melihat pada saat-saat sadar ketika mereka tampak tidak sadarkan diri.
-
Bagaimana penelitian dilakukan? Dalam Journal Current Biology, para peneliti memasang speaker dan kamera di sekitar 21 lubang air di South Africa‘s Greater Kruger National selama musim kemarau. Itu dilakukan dari bulan Juni hingga Agustus.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti? Puluhan petroglief berusia ribuan tahun ditemukan terukir di atas bebatuan di balik semak-semak di daerah pedesaan di Tanum, Provinsi Bohusian, Swedia.
-
Siapa yang melakukan penelitian ini? Penelitian yang dipublikasikan di European Journal of Heart Failure ini dipimpin oleh Profesor Neil Herring, Profesor Kedokteran Kardiovaskular dan Konsultan Kardiologi di DPAG, bekerja sama dengan Profesor Pardeep Jhund dari University of Glasgow.
Sinar yang akan muncul untuk mendeteksi pencemaran air ini sendiri terjadi karena bahan kapas di pembalut dapat dengan mudah menyerap bahan kimia berupa 'optical brighteners' yang terdapat dalam air, seperti diungkapkan para peneliti di Fakultas Teknik, University of Sheffield. Bahan kimia ini sendiri kebanyakan terdapat di dalam deterjen dan shampoo, yang menjadi sumber utama pencemaran air di lingkungan sekitar pemukiman.
Dalam uji laboratorium yang telah dilakukan sebelumnya, menunjukkan mencelupkan tampon selama lima detik ke dalam larutan air yang sudah tercampur dengan deterjen, sudah cukup untuk membuat pembalut tersebut bersinar di bawah sinar UV hingga 30 hari sesudahnya.
"Kesulitan utama dengan mendeteksi pencemaran limbah dengan mencari 'optical brighteners' adalah menemukan kapas yang sudah tidak mengandung bahan kimia ini," kata Prof David Lerner, yang memimpin penelitian ini.
"Itu sebabnya pembalut bisa menjadi jawaban dan, memberikan sebuah solusi mudah untuk menerapkan metode baru kami ini yang mungkin juga tak konvensional, tapi murah dan bekerja secara efektif." tambahnya.
(mdk/dzm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Amorpho Coagulation Tech berhasil lolos Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta dari Kementerian Pendidikan Kebudayan dan Pendidikan Tinggi pada 2023.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan lengkap tentang bagaimana cara kerjanya.
Baca SelengkapnyaChina dan AS berlomba-lomba menciptakan alat pendeteksi kapal selam. Namun kali ini lebih unggul.
Baca SelengkapnyaAlat deteksi dini kanker serviks pakai AI ini jadi kabar bahagia bagi perempuan.
Baca SelengkapnyaBerikut penemuan-penemuan unik yang disebut bisa selamatkan dunia.
Baca SelengkapnyaIlmuwan menyebutkan usaha yang dilakukannya ini mempunyai akurasi 99 persen.
Baca SelengkapnyaDokter paru berharap pemerintah dapat menganalisis cara-cara yang benar untuk mengatasi polusi udara.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat melalui Bagian Umum dan Protokol (Umprot) membuat alat yang bisa menangkap polutan di udara.
Baca SelengkapnyaAchmad Syafiuddin juga memiliki hobi yang terus ia pupuk. Sejak belia, ia merupakan seorang Bonek.
Baca SelengkapnyaTerakhir Carina Joe (Bidang Sains) yang hasil risetnya mempercepat penemuan vaksin AstraZeneca yang ikut berperan sangat penting dalam mengatasi pandemi Covid.
Baca SelengkapnyaKali Code memiliki potensi resistensi antibiotik di beberapa lokasi.
Baca SelengkapnyaPihak UGM belum bisa mengumumkan hasil deteksi peralatan ini ke publik karena alat ini masih butuh pengembangan
Baca Selengkapnya