Klaim sebagai penemu iPhone, pria AS gugat Apple Rp 131 triliun!
Merdeka.com - Thomas Ross adalah pria asal Florida, Amerika Serikat yang beberapa hari lalu menggegerkan jagat teknologi. Alasannya? Pria ini menggugat Apple Rp 131 triliun. Ada apa?
Melalui gugatannya yang sudah masuk pengadilan setempat, Ross mengaku Apple telah melanggar hak paten miliknya tentang 'Alat baca elektronik'. Ross mengklaim bila gadget yang dia desain tahun 1992 itu adalah cikal bakal iPhone.
Desain tersebut memuat sebuah gadget berbentuk kotak yang bagian utamanya adalah layar lebar, mirip smartphone modern. Ross mengatakan bila desain seperti ini belum pernah ada di tahun 1992.
-
Bagaimana Apple mengatasi kegagalan iPhone pertama? Berkaca dari pil pahit tersebut, Steve Jobs meluncurkan aplikasi App Store dan sejumlah fitur menarik yang tidak dimiliki pesaingnya.
-
Apa yang membuat iPhone sukses? Berkat inovasi tersebut, penjualan iPhone mulai mengalami peningkatan tajam.
-
Bagaimana iPhone lipat Apple rusak? Fixed Focus Digital menyebutkan bahwa layar yang dapat dilipat mengalami kerusakan setelah beberapa hari pengujian ketat yang dilakukan oleh Apple.
-
Siapa yang ngasih denda ke Apple? Apple dikenai denda sebesar USD 17 miliar, yang setara dengan Rp 263,7 triliun, akibat berbagai investigasi yang dilakukan terhadap perusahaan tersebut.
-
Mengapa iPhone menjadi sasaran? Selain itu, reputasi merek Apple yang kuat membuat pengguna lebih rentan untuk mempercayai komunikasi menipu yang tampaknya berasal dari Apple, semakin meningkatkan daya tarik target ini bagi para penjahat dunia maya.
-
Bagaimana Apple menghentikan produk lama? Meskipun perusahaan belum secara resmi mengonfirmasi perubahan ini, siklus produk Apple sering kali menonaktifkan model lama saat meluncurkan yang baru.
Gadget milik Ross ini tertulis memungkinkan pengguna untuk membaca novel, artikel, melihat video dan foto, hingga menonton film. Semuanya bisa dilakukan di layar sentuh berbasis LCD.
Kasus pelanggaran hak paten iPhone ©2016 Florida Southern Distric CourtNah, karena Ross merasa iPhone adalah smartphone pertama yang muncul ke pasaran dam mempunyai desain mirip dengan gadgetnya, pria ini menggugat royalti setara 1,5 persen penjualan iPhone global. Jika diuangkan, royalti itu sekitar USD 10 atau Rp 131,6 triliun.
Sayangnya, banyak pihak menganggap usaha Ross menggugat Apple hanya akan berakhir sia-sia. Sebab dari informasi yang berhasil dihimpun Mac Rumours, Ross memang mengajukan paten gadgetnya itu di bulan November 1992 namun akhirnya paten tersebut tidak jadi disahkan karena Ross tidak membayar biaya pendaftaran paten.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Produk iPhone pertama yang dirilis pada 2007 silam tidak disambut baik oleh pasar.
Baca SelengkapnyaPerintah ini dikeluarkan dalam rangka menyelesaikan pertikaian panjang yang berlangsung 8 delapan tahun.
Baca SelengkapnyaEks Mendag bongkar biaya produksi satu unit iPhone yang ternyata sangat murah.
Baca SelengkapnyaDPR usulkan agar iPhone dkk diblokir, lantaran Apple minta syarat agar mereka mau berinvestasi.
Baca SelengkapnyaFebri menyatakan pihaknya menerima proposal investasi USD 100 juta dari pihak Apple pada Selasa (19/11).
Baca SelengkapnyaApple menawarkan investasi sebesar USD 10 juta atau senilai Rp157 miliar.
Baca SelengkapnyaIni terungkap dari postingan Instagramnya saat menunaikan ibadah di Tanah Suci.
Baca SelengkapnyaWajar jika paling murah harganya miliaran. Banyak peristiwa penting dalam perjalanan perusahaan bernilai ini.
Baca SelengkapnyaKhusus untuk Apple, pemerintah menerapkan penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang berbeda dengan sektor lainnya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan audit, Apple harus memenuhi kurang lebih Rp300 miliar lagi dari total komitmen investasi sebesar Rp1,7 triliun.
Baca SelengkapnyaMeski enggan membicarakan bentuk investasi yang bakal dilakukan oleh Apple, namun Budi mengatakan saat ini Pemerintah masih mencari formula insentif terbaik.
Baca SelengkapnyaTernyata segini gaji dan total harta kekayaan Tim Cook, Bos Apple kepercayaan Steve Jobs.
Baca Selengkapnya