iOS 6.1.3 ternyata masih bisa dibobol
Merdeka.com - Nampaknya Apple masih harus membenahi lagi os iOS 6.1.3 yang baru mereka keluarkan kemarin. Pasalnya, celah keamanan perangkat lunak ini ternyata masih ada.
Seperti yang dilansir oleh Ubergizmo (20/3), PR Apple untuk membetulkan sisi keamanan iOS masih belum berakhir. Pasalnya, 'penyakit kambuhan' perangkat lunak ini kembali ditemukan.
Di iOS terbaru ini, untuk membongkar fitur keamanannya memang sudah berbeda dengan yang terjadi pada iOS 6.1. Pelaku harus menggunakan fitur Voice Control untuk membobolnya.
-
Apa saja penyebab perangkat terserang ransomware? Berikut beberapa penyebab umum perangkat terserang ransomware: Phishing Kelemahan Keamanan Software Akses Jarak Jauh yang Tidak Aman Lemahnya Penggunaan Password Kurangnya Kesadaran Keamanan Pekerja yang Melakukan Pekerja dari Rumah (WFH) Pengunduhan Drive-by Lemahnya Penggunaan Backup
-
Bagaimana iPhone lipat Apple rusak? Fixed Focus Digital menyebutkan bahwa layar yang dapat dilipat mengalami kerusakan setelah beberapa hari pengujian ketat yang dilakukan oleh Apple.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Apa masalah iPhone lipat Apple? Masalah utama yang muncul adalah terkait daya tahan layar lipat tersebut.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa yang terkena dampak celah keamanan ini? Awalnya, Google percaya bahwa masalah ini hanya berdampak pada perangkat Pixel, namun kemudian terungkap bahwa ini adalah isu yang lebih luas yang mempengaruhi seluruh ekosistem Android, termasuk ponsel Samsung.
Namun, ternyata penggunaan fitur ini pun cukup berbahaya. Hanya dengan berbicara saja, pelaku bisa melakukan panggilan telepon yang akan mengakibatkan kartu SIM tertolak.
Dari penolakan kartu SIM oleh perangkat inilah akses berbahaya bisa dilakukan. Beberapa di antaranya termasuk mengakses foto dan kontak pribadi pengguna.
Hingga berita ini diturunkan, Apple belum berkomentar apa-apa berkaitan dengan masalah keamanan yang kembali terjadi ini. Namun, mengingat ini bukan masalah baru, bisa dipastikan Apple sudah kembali bekerja untuk menanganinya. (mdk/nvl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apple baru saja mengeluarkan Rapid Security Response. Artinya pengguna harus update software.
Baca SelengkapnyaApple baru saja meluncurkan iOS 18.1.1 untuk menutupi celah keamanan yang serius, yang bisa mengancam data pribadi pengguna iPhone.
Baca SelengkapnyaApple akhirnya memperbaiki kerentanan yang ada di fitur VoiceOver pada iOS 18.
Baca SelengkapnyaiOS 18 hadir dengan fitur baru, tetapi apakah pembaruan ini akan memperlambat iPhone lama Anda?
Baca SelengkapnyaSamsung sudah mengeluarkan pembaruan keamanan lebih dulu dari Google dengan peringatan bahwa Android sedang dalam bahaya. Simak selengkapnya.
Baca SelengkapnyaMudah bagi hacker meretas kamera ponsel atau laptop dan merekam aktivitas penggunanya secara diam-diam.
Baca SelengkapnyaGoogle temukan celah keamanan berbahaya di Chrome dan meminta pengguna memperbarui untuk melindungi data sensitif seperti kata sandi kartu kredit.
Baca SelengkapnyaKemudahan transaksi digital tidak lepas dari ancaman serangan siber. Pengguna produk Apple juga tidak lepas dari ancaman ini.
Baca SelengkapnyaUji ketahanan iPhone 16 Pro menunjukkan bahwa bezel tipisnya lebih rentan terhadap kerusakan pada layar saat terjatuh di sisi perangkat.
Baca SelengkapnyaPaling baru, pembuat malware mencoba menyusup ke ponsel Android menggunakan metode kompresi APK tersembunyi.
Baca SelengkapnyaTidak ada perlindungan yang signifikan dalam sistem satelit. Semua disebut bisa dieksploitasi.
Baca SelengkapnyaLebih dari 200 aplikasi berbahaya terdeteksi di Google Play dalam setahun terakhir, dengan total unduhan mencapai 8 juta kali.
Baca Selengkapnya