Lagi, roket pembawa logistik ke stasiun luar angkasa ISS meledak
Merdeka.com - Masih segar di ingatan kita di bulan Mei lalu, roket Progress 59 milik Rusia gagal menjalankan misi membawa logistik ke stasiun luar angkasa ISS dan jatuh kembali ke Bumi. Kini, peristiwa yang nyaris sama kembali terulang.
Bedanya, insiden yang menimpa roket logistik Falcon 9 milik SpaceX gagal beberapa saat pasca lepas landas, Gizmag (28/06). Perlu diketahui, roket Progress 59 Rusia baru meledak saat jatuh ke Bumi setelah gagal bersandar di ISS.
Roket Falcon 9 yang diluncurkan dari pangkalan Cape Canaveral Air Force Station itu dilaporkan meledak hanya dalam 2 menit 18 detik setelah lepas landas. Puing-puing roket itu pun langsung jatuh di samudra Pasifik sekitar pukul 10.25 pagi waktu setempat.
-
Mengapa NASA menenggelamkan ISS? NASA berencana untuk menenggelamkan International Space Station (ISS) yang sudah tua ke laut pada tahun 2030. Badan antariksa ini berharap perusahaan komersial akan membangun dan mengoperasikan habitat luar angkasa di orbit Bumi.
-
Di mana ISS akan jatuh? ISS telah diprogram akan jatuh di bagian terpencil di Samudera Pasifik yang dikenal sebagai Point Nemo. Dalam Laporan Transisi ISS, NASA menyebutkan rencananya ISS akan jatuh ke di wilayah yang dikenal sebagai Kawasan Tak Berpenghuni Samudera Pasifik Selatan. Laporan tersebut menyatakan bahwa perkiraan ISS akan deorbit pada Januari 2031.
-
Apa masalah yang terjadi di ISS? Dalam laporan itu, badan pengawas menyoroti adanya retakan dan kebocoran udara yang signifikan di segmen terowongan yang mengarah ke bagian Rusia dari stasiun luar angkasa tersebut.
-
Siapa yang terjebak di ISS? Sunita Williams dan Buth Wilmore terpaksa terjebak di ISS.
-
ISS ini adalah apa? ISS ini adalah sebuah stasiun luar angkasa modular yang terletak di orbit bumi paling rendah.
-
Apa yang jatuh dari Stasiun Luar Angkasa? Menurut laporan The Guardian, Selasa (14/11), objek ini terjadi ketika dua astronot perempuan NASA yakni Jasmin Moghbeli dan Loral O’Hara sedang melakukan spacewalk atau berjalan di luar stasiun luar angkasa (ISS) pada 1 November lalu. Kala itu mereka memiliki agenda untuk melakukan perbaikan pada perangkat solar panel ISS melacak Matahari secara terus-menerus. Nah pada saat itu, salah satu tas peralatan mereka tidak sengaja terlepas.
Sampai saat ini, pihak SpaceX masih melakukan investigasi terkait insiden itu. Namun, Elon Musk, pendiri SpaceX mengatakan bila kemungkinan terjadi masalah kelebihan tekanan udara di tangki oksigen.
Hal ini tentu cukup ironis, sebab sebelum peluncuran roket Falcon 9, SpaceX tidak menemukan adanya masalah apapun. Faktor lingkungan seperti cuaca pun terpantau normal.
Insiden ini mengakibatkan sekali lagi ISS kehilangan pasokan logistik penting bagi misi luar angkasa. Roket Falcon 9 disebut membawa logistik seberat 2 ton yang terdiri dari perlengkapan penelitian, dan teknologi yang dibutuhkan untuk membuat pesawat luar angkasa masa depan bisa bersandar di ISS dengan lancar.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Persoalan ini memang jarang terjadi, namun dengan peningkatan penerbangan luar angkasa, hal yang dianggap tak lazim ini bisa saja terjadi.
Baca SelengkapnyaPengumuman ini disampaikan oleh NASA bahwa ada 50 area yang jangan dilewati astronot saat di stasiun luar angkasa.
Baca SelengkapnyaBenda in ijatuh kemudian mengorbit di Bumi. Jika dilihat dari Bumi, bentuknya terang.
Baca SelengkapnyaAngkatan Antariksa Amerika Serikat (US Space Force) saat ini sedang memantau 20 fragmen puing yang berasal dari satelit yang mengalami kerusakan.
Baca SelengkapnyaSpaceX ditunjuka NASA membuat pesawat luar angkasa yang hancurkan stasiun luar angkasa.
Baca SelengkapnyaKondisi itu, menurut NASA masih aman. Bukan sesuatu yang perlu ditakuti.
Baca SelengkapnyaRoket tersebut diluncurkan untuk mengirimkan Space Variable Objects Monitor, sebuah teleskop sinar-X.
Baca SelengkapnyaTak hanya asteroid saja yang bisa membahayakan Bumi, benda ini juga punya dampak.
Baca SelengkapnyaKejadian ini menimpa roket Proton-M milik Rusia. Membawa tiga satelit navigasi untuk dikirim ke luar angkasa.
Baca SelengkapnyaAstroscale, perusahaan asal Jepang, telah menandatangani kontrak senilai USD90 juta dengan JAXA untuk misi pembersihan sampah antariksa.
Baca SelengkapnyaAngkatan Antariksa Amerika Serikat (US Space Force) saat ini sedang memantau 20 serpihan dari satelit yang telah hancur.
Baca SelengkapnyaTomat ini hilang ketika astronot NASA melakukan eksperimen eXposed Root On-Orbit Test System (XROOTS), suatu eksperimen tanaman tanpa tanah.
Baca Selengkapnya