Lalainya Pengguna Jadi Salah Satu Faktor WhatsApp Dihack
Merdeka.com - Sampai saat ini, masyarakat masih diramaikan dengan dugaan pembajakan akun WhatsApp milik kader Partai Demokrat yakni Ferdinand Hutahaean.
Kasus tersebut masih belum mereda, namun hal serupa terjadi kembali. Kini giliran Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Imelda Sari.
Dugaan mengenai akun WhatsApp yang diretas diungkapkan oleh sahabat Imelda yang juga Sekretaris DPP Departemen Pariwisata Partai Demokrat, Elfira Sylviani.
-
Apa saja dampak dari penipuan WhatsApp? 'Phising ini di mana kita akan dikirimkan sebuah informasi yang sifatnya urgent, biasanya mengaku dari pihak bank yang meminta konfirmasi pilihan biaya transaksi, di mana di dalam wa tersebut akan ada link ke sebuah website yang kita harus isi data diri kita termasuk data perbankan dan lainnya,' ungkap dia kepada Merdeka.com, Kamis (31/8).
-
Apa modus penipuan akun WhatsApp ? Dalam tangkapan layar yang beredar, akun tersebut mencatut nama serta foto profil Ridwan Kamil, dengan nomor +62 889-7553-8003.
-
Mengapa penipuan WhatsApp semakin sering terjadi? Masalahnya adalah masih sedikit orang yang benar-benar memahami jenis-jenis penipuan melalui pesan WA.
-
Siapa saja yang menjadi korban penipuan WhatsApp? Saat ini makin banyak jenis-jenis penipuan yang kerap diterima melalui pesan WhatsApp atau WA. Korbannya pun sudah ada.
-
Siapa yang paling sering kena tipu di WhatsApp? Modus penipuan seperti ini sudah cukup banyak memakan korban.
-
Gimana cara penipu WhatsApp? Umumnya, oknum penipu akan mengirimkan beberapa bentuk file yang harus Anda waspadai.
Menyoal kemungkinan peretasan akun WhatsApp oleh pihak lain, Merdeka.com melansir laporan khusus dari Tekno Liputan6.com yang menghubungi Pakar Keamanan Siber, Alfons Tanujaya.
Menurut Alfons, aksi peretasan nomor WhatsApp memang dapat dilakukan dan biasanya melibatkan pengguna. Maksudnya, pengguna sebenarnya tanpa sadar memuluskan aksi peretasan tersebut.
Salah satu trik paling umum yang biasanya dilakukan peretas untuk mengambil alih akun WhatsApp seseorang adalah memanfaatkan fitur migrasi nomor di aplikasi chatting tersebut.
"Jadi, fitur migrasi nomor yang ada di WhatsApp ini biasanya disalahgunakan. Peretas biasanya berpura-pura pemilik nomor ingin berganti nomor," tutur Alfons, Rabu (3/4/2019).
Adapun cara untuk melakukannya adalah peretas terlebih dulu akan mengaktifkan nomor baru yang ingin digunakan. Setelah itu, dia memilih fitur migrasi akun dengan memasukkan nomor yang ingin diganti.
"Lalu, WhatsApp akan mengirimkan SMS ke pemilik nomor. Kadang, pemilik nomor tanpa sadar mengkliknya dan membuat akunnya berpindah. Dari pengalaman, 100 persen kasus peretasan WhatsApp terjadi dengan trik ini karena pengguna dikelabui," tuturnya menjelaskan.
Sementara untuk kemungkinan aksi peretasan dengan membobol sistem WhatsApp, menurut Alfons, hal itu secara teori memang dapat dilakukan. Namun, secara teknis hampir mustahil.
"Karena kalau sampai bisa melakukan ini, berarti harus membobol server WhatsApp dan memiliki kemampuan lebih dari Facebook. Kalau memang bisa, tentu banyak pemerintah negara-negara yang melakukannya dan semua orang bisa pindah dari WhatsApp," ujar Alfons lebih lanjut.
Oleh sebab itu, dia mengatakan sebaiknya dilakukan penyelidikan lebih lanjut terkait dugaan peretasan akun WhatsApp seseorang. Dengan demikian, dapat diketahui penyebab dengan pasti sebuah akun dapat diretas.
Kemungkinan lain terkait adanya aksi kloning nomor, Alfons menjawab memang ada kemungkinannya dari sisi teknis. Kendati demikian, hal itu hanya dapat terjadi di kartu lawas yang memang memanfaatkan teknologi analog.
"Cuma memang penggunaan kartu lawas sekarang sudah sangat jarang. Kebanyakan kartu 4G yang ada saat ini sudah memanfaatkan teknologi digital, sehingga tidak dapat lagi dikloning. Kalaupun ada kartu analog, paling di bawah 10 persen," ujar Alfons.
Sumber: Tekno Liputan6.comReporter: Agustinus Mario Damar
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nasabah Bank BRI di Malang menjadi korban penipuan bermodus file APK yang dikirim melalui Whatsapp. Akibatnya, dia kehilangan Rp559,9 juta dari rekeningnya.
Baca SelengkapnyaWanita ini menceritakan pengalaman akun bank dibobol hingga rugi jutaan rupiah akibat nomor HPnya dijual provider ke hacker.
Baca SelengkapnyaJangan asal klik jika terima pesan WhatsApp berupa file dari orang yang tidak dikenal
Baca SelengkapnyaKorban akan dimintai data pribadi perbankan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaSeorang pengusaha hotel di Kota Malang menjadi korban pencurian data (phising). Uang dalam rekeningnya sebesar Rp559,9 Juta.
Baca SelengkapnyaMengimbau masyarakat agar mewaspadai penipuan dengan modus tersebut.
Baca SelengkapnyaPernahkah mengalami momen ketika chat lewat WhatsApp tak kunjung dibalas oleh orang lain?
Baca Selengkapnyapelaku meretas email dan mobile banking menggunakan username yang ada di alamat email korban. Tabungan korban mulai berpindah ke rekening pelaku.
Baca SelengkapnyaNomor-nomor ponsel yang tidak terpakai dan dianggap hangus bisa menjadi sarana bagi pelaku kejahatan untuk membobol rekening bank pelanggan.
Baca SelengkapnyaRatusan akun hotel Google Bisnis di Bali dan Sumatera menjadi korban peretasan.
Baca SelengkapnyaMemiliki pendidikan lebih baik dan kepintaran tidak membuat seseorang dijamin kebal dari penipuan. Kenali mengapa mereka tetap rentan menjadi korban tipuan ini:
Baca SelengkapnyaPengusaha aksesoris kendaraan kehilangan uang setelah membuka undangan pernikahan dalam bentuk file aplikasi (APK).
Baca Selengkapnya