Lampu ini serap CO2 di udara dan mengubahnya jadi energi listrik
Merdeka.com - Seorang ilmuwan atau biochemist Prancis bernama Pierre Calleja menciptakan satu lampu yang dapat menyerap Karbondioksida di udara lebih banyak dibandingkan pohon.
Penelitian membuktikan bahwa pohon atau tanaman adalah salah satu penyerap Karbondioksida terbaik. Namun, Calleja membuktikan bahwa lampu ciptaannya ini memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan yang dimiliki oleh pohon.
Dalam penelitian yang dia tekuni selama kurang lebih 20 tahun itu, Calleja menggunakan microalgae atau ganggang berukuran mikro yang terdapat di sekitar danau di Louisiana, Amerika Serikat. Apabila bercampur air, maka ganggang ini akan mengubah air menjadi hijau terang.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di Prancis? Fosil tengkorak kelelawar tiga dimensi berukuran kecil dengan kondisi sempurna ditemukan dalam gua batu kapur Vielase di Prancis.
-
Siapa yang menemukan lampu minyak itu? Natanel Melchior dan Alon Segev, prajurit cadangan dari Batalyon 404 Brigade Artileri 282, sedang berkeliaran di lapangan ketika mereka menemukan sepotong tembikar yang terbalik dan berbentuk bulat yang menarik perhatian mereka.
-
Bagaimana lampu minyak ditemukan? Natanel Melchior dan Alon Segev, prajurit cadangan dari Batalyon 404 Brigade Artileri 282, sedang berkeliaran di lapangan ketika mereka menemukan sepotong tembikar yang terbalik dan berbentuk bulat yang menarik perhatian mereka.
-
Bagaimana energi listrik dihasilkan? Energi listrik juga disebut sebagai suatu energi yang dihasilkan dari aliran muatan listrik.
-
Siapa yang memanfaatkan energi listrik? Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
-
Bagaimana memanfaatkan cahaya alami untuk menghemat listrik? Pemanfaatan cahaya alami di siang hari juga menjadi solusi cerdas untuk mengurangi pemakaian lampu. Anda bisa membuka jendela atau menggunakan tirai tipis agar sinar matahari masuk ke dalam rumah. Dengan begitu, kebutuhan akan lampu di siang hari bisa diminimalkan.
Seperti yang dilansir Media Designer Pages (02/05), ganggang mikro ini dapat menghasilkan energi listrik secara alami ketika mereka melakukan fotosintesis.
"Lampu tersebut berbentuk silinder dan berisi ganggang mikro. Ganggang tersebut menyerap sinar matahari dan CO2 di udara dan mengubahnya menjadi energi listrik," jelas Calleja.
Memang sampai sekarang lampu ciptaan Calleja ini belum dikembangkan secara penuh. Namun, ketika lampu tersebut sudah teruji dan siap digunakan, dengan menempatkan lampu tersebut di sekitar jalanan yang sering dilewati kendaraan, maka sekitar 25% emisi gas buang atau kandungan Karbondioksida di udara dapat terserap.
Ketika pada waktu siang lampu tersebut berhasil menyerap CO2 dan sinar matahari, energi yang dikumpulkannya dapat juga digunakan sebagai penerangan jalan di malam hari. Penemuan yang cerdas.
(mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut penemuan-penemuan unik yang disebut bisa selamatkan dunia.
Baca SelengkapnyaUji coba ini pernah dilakukan dan dapat menghantarkan listrik ke 10.000 rumah.
Baca SelengkapnyaIlmuwan China mengembangkan baterai ringan yang bisa diisi ulang untuk eksplorasi Mars.
Baca SelengkapnyaCanggihnya, ia mempraktikan langsung alat buatannya itu untuk memasak telur hingga matang sempurna.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, hasil itu bervariasi tergantung pada proporsi amonia yang digunakan dan karakteristik teknis PLTU.
Baca SelengkapnyaCarbon Capture and Storage merupakan salah satu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer.
Baca SelengkapnyaIlmuwan kaget saat mengetahui pohon ini bisa menyelematkan Bumi dan manusia kelak.
Baca SelengkapnyaLampu LED, atau Light Emitting Diode, adalah jenis lampu yang menggunakan teknologi elektronik yang canggih dan efisien dalam menghasilkan cahaya.
Baca SelengkapnyaPanel surya menjadi energi alternatif yang ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaPLTS kini menjadi alternatif energi ramah lingkungan di DKI Jakarta. Sejumlah gedung dan rumah warga mulai memanfaatkannya.
Baca SelengkapnyaSebanyak 500 Ton CO2 diinjeksikan ke sumur Sukowati-18 (SKW-18) selama 7 hari.
Baca Selengkapnya