LinkAja Buka Peluang Inklusi Keuangan yang Lebih Luas
Merdeka.com - Kementrian BUMN memiliki cita-cita besar untuk memiliki satu layanan keuangan berbasis elektronik di seluruh perusahaan badan usaha milik negara. Untuk mewujudkan itu, Kementrian BUMN menggabungkan sejumlah layanan fintech BUMN menjadi LinkAja, sebagai penyedia layanan keuangan berbasis elektronik.
Salah satunya yang sudah diuji coba adalah layanan TCASH, platform layanan keuangan berbasis mobile pertama di Indonesia yang hadir sejak 1997.
Penggabungan layanan keuangan berbasis elektronik milik perusahaan di bawah Kementrian BUMN menjadi LinkAja dinilai Kartika Sutandi, CFA Director of institutional Equity Sales CGS-CIMB Securities, sebagai langkah yang sangat baik.
-
Apa tugas Kementerian BUMN? Kementerian BUMN Bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara
-
BUMN dan BUMS punya tujuan apa? BUMS sendiri didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
-
Bagaimana Kementerian BUMN mengelola BUMN? Fungsi Kementerian BUMN Perumusan dan penetapan kebijakan sekaligus koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan, di bidang pengembangan usaha, inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi, penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan, restrukturisasi, pengelolaan hukum dan peraturan perundang-undangan, manajemen sumber daya manusia, teknologi dan informasi, keuangan dan manajemen risiko BUMN.
-
Bagaimana BRI mendorong digitalisasi finansial? Lewat kegiatan ini, BRI terus mendorong sosialisasi pemakaian QRIS BRI sebagai wujud edukasi digitalisasi finansial kepada masyarakat.
-
Kenapa Kementerian BUMN dibentuk? Pada masa Kabinet Pembangunan VI, namanya menjadi Kantor Menteri Negara Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN/Kepala Badan Pembinaan BUMN.
-
Apa yang menjadi tujuan utama digitalisasi BRI? Rasanya perlu kami riding this wave karena ini momen yang pas untuk bisa terus mengedepankan digitalisasi terutama dengan tujuan mendukung financial inclusion', ungkapnya.
Menurut Kartika, sudah seharusnya pemerintah hanya memiliki satu perusahaan keuangan berbasis elektronika. Seperti di Hong Kong, pemerintahnya hanya mengeluarkan satu kartu, yaitu Octopus Card untuk melayani masyarakat dan turis yang hendak menggunakan public transport, belanja makanan, membeli tiket hiburan bahkan berbelanja. Di Singapura, pemerintahnya juga memiliki satu kartu, yaitu EZ-Link Card.
“Saatnya pemerintah memilki universal payment system, seperti LinkAja. Di negara lain, Octopus dan Ez Card sudah ada sejak lama dan di negara tersebut hanya ada satu. Di Indonesia, e-money baru ada beberapa tahun yang lalu dan semua bank mengeluarkannya. Sebenarnya universal payment system lebih bagus kalau dikeluarkan oleh pemerintah, karena banyak data yang bisa didapatkan dari penggunaan universal payment system ini dan sudah seharusnya pemerintah memiliki data tersebut. Sehingga dengan memiliki satu perusahaan layanan keuangan berbasis digital, pemerintah dapat memiliki data keuangan serta behavior masyarakat dan turis yang datang,” ujarnya.
Selain itu, dengan satu kartu dari pemerintah, lanjut dia, akan terjadi efisiensi. Karena perusahaan BUMN tak perlu keluarkan belanja modal (capex) besar dan tidak perlu saling ‘membakar’ uang. Rencana LinkAja untuk masuk melayani pengguna jalan tol, transportasi publik milik negara, pembayaran BPJS dan SPBU Pertamina sudah sangat tepat.
“Jika penyedia layanan keuangan berbasis elektronik lainnya harus membakar uang untuk mendapatkan pengguna, LinkAja tidak perlu. Cukup dengan menjadi penyedia pembayaran di jalan tol, transportasi publik milik negara, BPJS, dan SPBU Pertamina sudah sangat cukup.Masyarakat pasti menggunakan LinkAja. Pemerintah bisa membuat use case lebih mudah tanpa harus jor-joran membakar duit,” paparnya.
Vertikal LinkAja ©2019 IstimewaManfaat lain dari kahadiran LinkAja, dapat dijadikan salah satu alat bagi pemerintah untuk menyalurkan dana bantuan, baik bantuan langsung tunai maupun subsidi BBM. Dengan layanan LinkAja, pemerintah dapat membuat masyarakat yang tergolong unbanked menjadi banked.
Sehingga kehadiran LinkAja bisa dipergunakan pemerintah untuk mengawasi penggunaan bantuan yang selama ini dikeluarkan pemerintah melalui dana APBN. Harapannya, dengan LinkAja, kebocoran anggaran subsidi dapat diminimalisasi.
Saat ini LinkAja memiliki berbagai fitur, seperti bayar merchant, beli pulsa atau layanan data, bayar-beli di smartphone, belanja online dan sebagainya. Nantinya LinkAja juga bisa dipergunakan untuk melakukan pembayaran di jalan tol, MRT, LRT, SPBU Pertamina, BPJS, pembayaran PDAM, serta mikro insurance.
Sehingga integrasi beragam layanan dari sisi teknologi dan perbankan akan semakin terwujud, akses masyarakat untuk menikmati fasilitas layanan unbanked juga akan semakin mudah, dengan dukungan kekuatan jaringan layanan telekomunikasi yang sudah terbukti kemampuannya dari keunggulan layanan TCash sebelumnya. (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satunya menangani banyak proyek sistem pembayaran BUMN.
Baca SelengkapnyaBank DKI kini dapat menyalurkan fasilitas KMG lebih luas kepada PNS di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaTelkom Indonesia resmi meluncurkan Indibiz sebagai ekosistem solusi digital dalam berbagai bidang.
Baca SelengkapnyaPenandatanganan MoU dilakukan langsung oleh Direktur Utama bankjatim Busrul Iman dan Direktur Utama Bank Lampung Presley Hutabarat.
Baca Selengkapnyakolaborasi ini merupakan wujud nyata dukungan BRI terhadap upaya BKN dalam meningkatkan kinerja serta kesejahteraan pegawainya.
Baca SelengkapnyaDengan adanya 1 juta AgenBRILink, diharapkan akan semakin memperluas cakupan layanan keuangan dari kota-kota besar hingga desa-desa terpencil.
Baca SelengkapnyaPT Pos Finansial Indonesia (POSFIN) dan PT Pos Logistik Indonesia (POSLOG) bersinergi.
Baca SelengkapnyaKehadiran AgenBRILink juga memberikan peluang usaha bagi para warga di berbagai daerah, khususnya di wilayah yang sebelumnya tidak terjangkau oleh Perbankan.
Baca SelengkapnyaBRI berja sama dengan Telkomsel menghadirkan fasilitas dan layanan.
Baca SelengkapnyaAmar Bank juga telah memiliki tim kerja yang berfokus untuk menggarap segmen korporasi dan komersil.
Baca SelengkapnyaKali ini, BRI menjalin sinergi dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah terkait penyediaan dan pemanfaatan jasa dan layanan perbankan.
Baca SelengkapnyaBRI mengakses pendanaan melalui alternative funding, salah satunya melalui Initial Public Offering (IPO). Sebagai upaya meningkatkan level nasabah korporasi.
Baca Selengkapnya