Lumpur Sidoarjo diperkirakan segera berhenti
Merdeka.com - Pada penelitian sebelumnya mengatakan bahwa semburan lumpur di Sidoarjo akan berhenti sekitar 25 tahun lagi, namun menurut penelitian terbaru, berhentinya semburan tersebut tidak sampai selama itu.
Berdasarkan penelitian yang mengambil sample dari data satelit dengan merujuk pada kondisi tanah serta material yang dikeluarkan, para peneliti mengungkapkan bahwa tekanan luapan lumpur di Sidoarjo, Jawa Timur (Lapindo) semakin melemah.
Penelitian yang menggunakan teknik bernama interferometric synthetic aperture radar (InSAR) dengan menggabungkan sejumlah gambar citra satelit gunung berapi dari luar angkasa yang diambil oleh satelit ALOS Jepang, untuk memastikan perubahan permukaan di sekitar gunung berapi itu mengungkapkan hasil yang baru.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Kenapa Lumpur Lapindo terjadi? Dikatakan bahwa rencana pengeboran dilakukan dengan target formasi Kujung, ternyata di lokasi tempat pengeboran tidak dilakukan formasi Kujung.
-
Apa itu Lumpur Lapindo? Lumpur Lapindo Sidoarjo merupakan salah satu bencana alam di Indonesia yang sampai sekarang belum menemukan jawabannya. Sebab, penyebab munculnya lumpur panas Lapindo masih dalam perdebatan dan belum menemukan hasil yang final.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti? Para peneliti yang dipimpin oleh Shuhai Xiao di Virginia Tech menemukan fosil spons laut berusia 550 juta tahun, menjelaskan kesenjangan 160 juta tahun dalam catatan fosil.
-
Dimana Lumpur Lapindo terjadi? Pusat maupun titik semburan lumpur panas Lapindo ini berada di Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
-
Dimana dampak arus melemah? Dalam penelitian yang dilakukan, diperkirakan beberapa daerah di Eropa akan mengalami penurunan suhu mencapai 30 derajat Celcius dalam waktu satu abad.
"Pada 2017, luapan akan melemah," kata Profesor Michael Manga dari Universitas California di Berkeley, Amerika Serikat, seperti dikutip dari BBC (14/12).
Di awal semburan terjadi lebih dari 100 ribu ton material mencuat ke permukaan, namun seiring dengan berjalannya waktu dan jumlah yang keluar, luapan lumpur tersebut menurun drastis hingga 10 kali lipat beberapa tahun ke depan.
Manga juga berpendapat, apabila tekanan luapan semakin melemah, maka ada kemungkinan lubang semburan akan tersumbat secara sendirinya dan luapan akan berhenti.
Menurunnya tekanan luapan tersebut dikarenakan selama beberapa tahun belakangan ini, permukaan tanah turun sekitar 10 cm akibat dorongan material dari perut bumi.
Erupsi lumpuh di wilayah Porong itu terjadi pada tahun 2006 silam yang mengakibatkan ribuan orang mengungsi dan kerugian ekonomi mencapai sekitar Rp 47,9 triliun.
(mdk/das)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini hujan masuk secara gradual ke wilayah Indonesia yang terjadi karena La Nina sudah mulai aktif kembali alam kategori lemah.
Baca SelengkapnyaAncaman banjir masih terus membayangi Ibu Kota Jakarta, terlebih ketika musim penghujan tiba.
Baca SelengkapnyaTren penurunan muka tanah di wilayah DKI Jakarta tersebut terus mengalami perbaikan dibandingkan tahun 1997 hingga 2005.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, masih terdapat 38 persen pekerjaan rumah dalam menyelesaikan persoalan banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaDinas Lingkungan Hidup (DLH) mencatat penurunan muka tanah atau land subsidence di pesisir Kota Semarang berkisar 7-13 cm per tahun.
Baca SelengkapnyaDengan demikian, awal musim hujan secara bertahap akan dimulai awal November 2023. Mengapa tidak serentak?
Baca SelengkapnyaArifin tak menampikan, operasional PLTU Suralaya berdampak pada polusi udara hingga ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaPermukiman warga di Kebon Pala, Jatinegara, terendam banjir kiriman dari Bogor yang menyebabkan Sungai Ciliwung meluap.
Baca SelengkapnyaPemerintah provinsi DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya dan langkah untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Baca Selengkapnya"Jadi kita insya allah mulai turun hujan di bulan November," jelas Dwikorita
Baca SelengkapnyaTak hanya Indonesia, China pun pernah mengalami polusi udara yang buruk.
Baca SelengkapnyaWarga nekat menggunakan air kotor karena tak punya pilihan lain.
Baca Selengkapnya