Makin canggih, kini hacker bisa retas data pakai lampu bohlam!
Merdeka.com - Ancaman hacker yang bisa dengan mudah mengakses perangkat canggih Anda, ternyata sudah sampai pada tingkatan yang cukup mengerikan. Tak cuma membuat website down, mengambil username dan password, serta memotong koneksi internet, kini hacker bisa melakukan hal tersebut dengan jauh lebih mudah lagi.
Dilansir dari Daily Mail, sekelompok hacker dari Israel bisa melakukan aksi peretasan dari peralatan rumah tangga yang paling penting dan selalu ada di tiap ruangan: bola lampu.
Dalam sebuah demonstrasi di sebuah blok kantor, para hacker ini melakukan aksinya dengan menggunakan drone yang bisa menghantarkan virus secara nirkabel kepada lampu bohlam. Jenis lampu yang akan dengan mudah 'dibajak' adalah 'smart lighting' yang kini mulai populer digunakan.
-
Bagaimana hacker menyerang? Mereka menggunakan aktor-aktor yang berpura-pura menjadi diplomat Barat dan pejabat Ukraina untuk mengakses akun, memahami kebijakan luar negeri Barat terhadap Ukraina, serta merencanakan serangan terhadap organisasi pemerintah Ukraina dan sektor-sektor penting di NATO.
-
Bagaimana hacker bisa mencuri data melalui WiFi? Para hacker meniru nama jaringan WiFi publik yang sudah ada dan tanpa keamanan kata sandi (password). Biasanya penjahat menggunakan USB kecil yang memancarkan WiFi tiruan. Begitu korban mengkoneksikan WiFi gratisan dengan ponsel atau laptop, hacker bisa dengan mudah mengambil data dari korban.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Bagaimana cara hacker membajak satelit? “Secara teknis, tidak ada yang menghalangi orang untuk mengeksploitasi kerentanan pada satelit,“ kata Ketua Tim penelitian, Johannes Willbold. “Kami sebagai peneliti hanya bisa memberitahukan kepada operator satelit tentang hasil temuan ini. Tetapi jika, misalnya, ada seseorang ingin memeras operator satelit, itu tentu saja mungkin untuk dilakukan,“ lanjut Johannes.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa yang bisa dilakukan hacker jika membajak satelit? Kemungkinan yang dapat terjadi adalah penyerang dapat mengganggu kelancaran hal-hal yang diatur satelit. Mulai dari diambilnya akses komunikasi seperti telekomando, hingga satelit yang bertabrakan satu sama lainnya hingga menciptakan sindrom Kessler.
Virus yang digunakan untuk membajak lampu cerdas ini adalah malware dalam bentuk 'IoT worm.' Sekali lampu cerdas ini terkena retas, virus ini bisa menyebar bahkan ke tetangga yang menggunakan teknologi serupa.
Ini merupakan penemuan yang cukup berbahaya. Pasalnya dalam beberapa tahun terakhir dan seterusnya, semua peralatan rumah tangga akan memiliki teknologi nirkabel. Hal ini bisa menghubungkan peralatan rumah tangga Anda dengan smartphone Anda via koneksi internet. 'Peralatan rumah tangga cerdas' ini akan sangat beresiko terkena isu keamanan dan aksi hacker daripada sebelumnya.
Dalam konteks ini, penggunaan lampu cerdas semacam ini ternyata memiliki kelemahan vital dalam teknologi nirkabelnya. Lampu yang dapat kita atur kecerahannya dari smartphone atau tablet ini akan justru memudahkan para hacker untuk meretas lonjakan listrik dan berbagai hal yang berkaitan dengan listrik di area tersebut.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mudah bagi hacker meretas kamera ponsel atau laptop dan merekam aktivitas penggunanya secara diam-diam.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaFakta Baru Peretasan HP Jenderal Bintang Dua: Pelaku Ayah & Anak, Belajar Meretas Otodidak
Baca SelengkapnyaPelaku menggunakan 24 unit mining rig (mesin penambang crypto) menggunakan daya listrik yang dicuri dari PLN.
Baca SelengkapnyaPolisi tidak mengusut penambangan crypto, karena belum ada aturannya.
Baca SelengkapnyaTelkom kembali buka suara soal dugaan kebocoran data 36 juta pelanggan yang dilakukan Bjorka.
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaMereka benar-benar mengincar kerentanan satelit hingga mampu mengambil alih.
Baca SelengkapnyaSeorang pakar di Keeper Security menyampaikan, setelah ponsel terhubung dengan colokan USB, peretas dapat mengakses gawai Anda.
Baca SelengkapnyaPelaku mampu mengubah alamat sejumlah kantor bank hingga kantor pinjaman online.
Baca SelengkapnyaKelompok hacker yang dikenal sebagai FIN7 meluncurkan situs generator foto atau video telanjang palsu bertenaga AI (deepfake).
Baca SelengkapnyaMaraknya pembobolan rekening saat ini membuat masyarakat harus lebih berhati-hati saat bertransaksi, baik transaksi debit maupun lewat mobile banking.
Baca Selengkapnya