Jelang Natal, malware mulai ancam transaksi perbankan online
Merdeka.com - Bagi Anda yang hobi belanja secara online agaknya harus berhati-hati dalam melakukan aktivitas tersebut. Pasalnya, sebuah malware diperkirakan siap mencuri data terkait online banking yang Anda lakukan.
Seperti yang dilansir ZDNet (12/11), hal ini dilaporkan oleh Trend Micro pada laporan keamanan mereka di kuartal ketiga tahun ini. Disebutkan, rutinitas belanja saat Natal pada tahun ini akan terganggu akibat munculnya malware yang berbahaya.
Disebutkan, malware ini mengancam pelaku online banking di seluruh dunia. Sasarannya jelas adalah mereka yang belanja secara online .
-
Bagaimana cara penipuan online dilakukan? Penipuan online juga nggak kalah canggih. Saya pernah dapet email dari pangeran Nigeria. Katanya mau bagi warisan 10 juta dolar. Saya mikir, 'Wah, lumayan nih, bisa buat modal nikah.' Tapi habis itu saya sadar, 'Emang kenapa juga pangeran Nigeria kenal saya?'
-
Dari mana malware ini disebar? Walau begitu, Zimperium mengungkapkan jika malware berformat APK ini belum terdeteksi di Google Play Store. Dari situ diketahui jika aplikasi berbahaya tersebut didistribusikan lewat cara alternatif, seperti toko aplikasi pihak ketiga.
-
Bagaimana melindungi website dari malware? Untuk melindungi website dari hacker dan malware, Anda perlu melakukan beberapa langkah berikut: • Lakukan backup data sesering mungkin. Backup data adalah hal yang sederhana namun dibutuhkan ketika ingin mengelola website. Backup data dapat membantu Anda mengembalikan website ke kondisi sebelum diserang jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
-
Bagaimana hacker menyerang? Mereka menggunakan aktor-aktor yang berpura-pura menjadi diplomat Barat dan pejabat Ukraina untuk mengakses akun, memahami kebijakan luar negeri Barat terhadap Ukraina, serta merencanakan serangan terhadap organisasi pemerintah Ukraina dan sektor-sektor penting di NATO.
-
Bagaimana malware ini bisa menyamar di Android? Lewat metode bernama kompresi APK, APK akan disamarkan menjadi file yang bisa dipakai untuk menginstal dan mendistribusikan aplikasi berbahaya di ekosistem Android.
-
Aplikasi malware apa yang mencuri data pengguna? Dikenal sebagai aplikasi SpyLoan, aplikasi bermasalah ini banyak ditemukan di Google Play Store — dan beberapa juga ditemukan di App Store Apple.
Sebagian besar korban sendiri tercatat akan berasal dari Amerika Serikat kemudian diikuti Brasil dan Jepang. Persebaran korban di ketiga daerah ini pun besar, sekitar 51 persen.
Sebagian besar persebaran malware sendiri terjadi lewat surat elektronik atau email spam. Sehingga, mereka yang tak awas pun bisa jadi korban jika sembarangan membuka spam ini.
Disebutkan, spam tersebut bisa mengubah sebuah email yang valid dengan yang palsu. Sehingga, bisa saja malware ini mengganti tautan dalam email sehingga penggunanya terjebak. (mdk/nvl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengimbau masyarakat agar mewaspadai penipuan dengan modus tersebut.
Baca SelengkapnyaMenjelang lebaran, penipuan marak terjadi. Waspadalah!
Baca SelengkapnyaPenipu menggunakan wajah seseorang yang dikenal oleh korban .
Baca SelengkapnyaMemiliki pendidikan lebih baik dan kepintaran tidak membuat seseorang dijamin kebal dari penipuan. Kenali mengapa mereka tetap rentan menjadi korban tipuan ini:
Baca SelengkapnyaLaporan Microsoft ini menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaWarganet curhat nyaris terkena penipuan dengan modus salah transfer.
Baca SelengkapnyaSarjito tak bisa menyebut berapa potensi kenaikan angka transaksi pinjaman online demi berburu barang di Harbolnas.
Baca SelengkapnyaPeningkatan modus penipuan terjadi seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan keinginan masyarakat di bulan puasa.
Baca SelengkapnyaBlibli mengajak masyarakat lebih waspada dengan mengenali saluran informasi dan kanal komunikasi resmi Blibli.
Baca SelengkapnyaAdapun modus penipuan yang sering terjadi saat bulan Ramadan, antara lain transfer dana secara tiba-tiba yang dilakukan pinjaman online (pinjol) ilegal.
Baca SelengkapnyaOJK akan membuat anti scam center sebagai upaya memutus rantai tindakan penipuan.
Baca SelengkapnyaBSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.
Baca Selengkapnya