Malware gelombang radio AS digunakan untuk sadap Arab
Merdeka.com - Korban yang jadi sasaran penyadapan NSA tidak ada henti-hentinya. Menurut laporan terbaru, tercatat sekitar 100 ribu komputer di dunia ini sudah pernah disusupi oleh agensi mata-mata Amerika Serikat tersebut.
Sebelumnya, dikutip dari Business Insider (15/01), untuk melakukan penyadapan terhadap perangkat yang tidak terhubung dengan internet, NSA menggunakan 'jasa' malware khusus yang disebarkan secara diam-diam melalui gelombang radio.
Menurut laporan tambahan dari Mashable (15/1), para korban yang jadi sasaran malware ini sendiri jumlahnya sangat banyak. Tercatat, ada sekitar 100 ribu komputer yang jadi sasaran serangan malware yang bisa mencuri data tanpa tersambung internet tersebut.
-
Siapa yang paling banyak menjadi korban dari kejahatan perang? Agresi brutal Israel di Gaza telah membunuh lebih dari 38.000 orang, termasuk 15.000 anak-anak, serta melukai 87.000 lainnya.
-
Siapa korban dari kekejaman Israel? Avni adalah seorang pawang anjing di penjara Ofer yang terkenal dengan pengamanannya yang ketat, salah satu dari banyak penjara Israel di mana warga Palestina menghadapi penyiksaan dan penganiayaan yang kejam.
-
Siapa yang paling banyak memiliki korban? Korban Wahyu Kenzo mencapai 272 Orang dengan kerugian Rp 241 Miliar.
-
Siapa yang paling terdampak oleh serangan ini? Pengguna yang paling terdampak oleh serangan ini terutama berasal dari Brasil, Spanyol, Italia, dan Rusia.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
Adapun malware tersebut adalah Quantum yang mampu menyadap PC atau laptop yang tidak terhubung dengan internet sekalipun. Malware ini digunakan untuk menyadap komputer yang terletak di negara dengan akses internet terbatas.
Beberapa sasarannya antara lain adalah hacker China, jaringan militer Rusia, kartel narkoba Meksiko, hingga komputer publik di Semenanjung Arab. Selain itu, institusi multinasional seperti Uni Eropa juga tercatat jadi sasaran penyerangan pula.
Kemungkinan, malware ini juga yang menyerang fasilitas nuklir Iran beberapa tahun lalu. Akibat serangan ini, reaktor nuklir Iran sempat terganggu sehingga hampir membahayakan nyawa pekerja di sana. (mdk/nvl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bela Israel, AS "Umumkan Perang" dengan Pasukan Houthi Yaman di Laut Merah
Baca SelengkapnyaSerangan siber menyusup sistem navigasi GPS pesawat yang dapat menyebabkan ancaman keamanan penerbangan.
Baca SelengkapnyaAl-Arabiya sejak lama dituding pro-Israel dalam peliputannya.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie Setiadi menyebut, bahwa tidak ada negara di seluruh dunia yang tidak terkena serangan Ransomware.
Baca SelengkapnyaMilitan Houthi yang didukung Iran di Yaman berencana menyabotase kabel internet di Laut Merah.
Baca SelengkapnyaMenkominfo mengungkapkan, serangan siber server PDNS terdapat dua kemungkinan pelaku.
Baca SelengkapnyaBeberapa negara Timur Tengah mulai menjadi pantauan AS terkait chipset AI.
Baca SelengkapnyaOrganisasi Intelijen Nasional (MIT) Turki berhasil tangkap agen Mossad yang ditugaskan jadi mata-mata.
Baca SelengkapnyaMenteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, memaparkan kronologi serangan siber yang melanda Pusat Data Nasional.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat membantu negara-negara Arab dengan senjata. Tapi diam-diam membantu Israel dengan kucuran uang.
Baca SelengkapnyaTernyata diduga Israel yang "menyadap" GPS pesawat komersial yang lewat di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaKelompok tentara bayaran yang didukung Saudi dan UEA merajalela di Yaman sejak dimulainya perang di negara tersebut sembilan tahun lalu.
Baca Selengkapnya