Malware ini menginfeksi 1 juta pengguna Android di seluruh dunia
Merdeka.com - Sebuah aplikasi Android jahat berhasil menginfeksi sekitar 1 juta pengguna, yang disampaikan melalui Google Play Store setelah virus ini berhasil dihindari. Aplikasi yang bernama Brain Test merupakan aplikasi pengujian IQ yang sederhana, namun telah disisipi malware kompleks.
Menurut staf Check Point, aplikasi ini terdeteksi pertama melalui sistem Mobile Threat Prevention pada perangkat Nexus 5. Penggunanya langsung memberitahukan malware ini kepada tim Check Point .
Tim peneliti menemukan malware yang dirancang dengan sangat baik. Malware tersebut memungkinkan penyerangnya untuk menginstal aplikasi pihak ketiga pada smartphone pengguna, setelah sebelumnya perangkat di root dan bahkan mengelolanya agar terlihat tidak terjadi apa-apa.
-
Kenapa malware ini bisa masuk ke Android? Gara-gara taktik pengelabuan yang membuat program keamanan sulit mendeteksinya, membuat aplikasi berbahaya tersebut akhirnya diizinkan berfungsi di ekosistem Android layaknya aplikasi biasa pada umumnya.
-
Bagaimana malware ini bisa menyamar di Android? Lewat metode bernama kompresi APK, APK akan disamarkan menjadi file yang bisa dipakai untuk menginstal dan mendistribusikan aplikasi berbahaya di ekosistem Android.
-
Bagaimana smartphone memengaruhi fungsi otak? Melihat ponsel segera setelah bangun tidur menghambat fungsi kognitif. Otak yang seharusnya bangun secara alami jadi terganggu dengan informasi yang masuk begitu cepat.
-
Aplikasi malware apa yang mencuri data pengguna? Dikenal sebagai aplikasi SpyLoan, aplikasi bermasalah ini banyak ditemukan di Google Play Store — dan beberapa juga ditemukan di App Store Apple.
-
Kenapa aplikasi penipuan berbahaya? Penipuan dapat menyebabkan kerugian finansial, pencurian identitas, dan penyusupan informasi sensitif.
-
APK berbahaya seperti apa yang bisa menyamar? Malware Android bisa menyamarkan diri dari keamanan dengan kompresi APK. Parahnya, aplikasi berbahaya tersebut dapat menyembunyikan diri dari aplikasi antivirus terbaik.
Bahkan saking canggihnya, sebuah sistem yang kompleks memungkinkan malware ini untuk menghindari deteksi oleh Google Bouncer, sistem pengujian aplikasi otomatis yang memeriksa masalah keamanan.
Pengguna yang menginstal aplikasi ini, Brain Test akan mengeksekusi 'bom' setiap kali pengguna menjalankannya untuk pertama kali. Fungsi ini akan berjalan setelah 20 detik, sekali setiap 2 jam, dan perlahan-lahan download dan membongkar kode yang diperlukan untuk mengeksploitasi.
Setelah mencapai akarnya, Brain Test ini kemudian menginstal aplikasi lain yang disebut dengan brother.apk yang akan terus memeriksa, bersama dengan Brain Test, apakah malware tersebut telah terpasang dan berakar. Jika salah satu dari aplikasi ini di hapus, maka Android akan melakukan instal ulang setiap 2 jam sekali.
Dua hari yang lalu, peneliti juga menemukan malware Android serupa, disebut Ghost Push yang didistribusikan melalui berbagai toko aplikasi resmi di seluruh dunia. Namun peneliti tidak detail mengungkapkannya.
Untuk pengguna Android, Anda harus berhati-hati dengan aplikasi-aplikasi yang terkena malware tersebut.
Sumber: News Softpedia
(mdk/lar)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lebih dari 200 aplikasi berbahaya terdeteksi di Google Play dalam setahun terakhir, dengan total unduhan mencapai 8 juta kali.
Baca SelengkapnyaPaling baru, pembuat malware mencoba menyusup ke ponsel Android menggunakan metode kompresi APK tersembunyi.
Baca SelengkapnyaBerikut deretan negara-negara yang warganya sering dikuntit secara digital.
Baca SelengkapnyaMenurut laporan Kaspersky, hacker mulai menyerang permainan game anak muda.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar negara yang paling banyak diserang ransomware
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie Setiadi menyebut, bahwa tidak ada negara di seluruh dunia yang tidak terkena serangan Ransomware.
Baca SelengkapnyaMenteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, memaparkan kronologi serangan siber yang melanda Pusat Data Nasional.
Baca SelengkapnyaMenkominfo memaparkan kronologi serangan siber yang melanda Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) kena serangan Ransomware.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengakui pelaku ransomware meminta tebusan.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar aplikasi yang jangan pernah diinstal pengguna HP.
Baca SelengkapnyaKelompok ransomware Brain Cipher merilis kunci enkripsi secara cuma-cuma kepada pemerintah Indonesia.
Baca SelengkapnyaYouTuber Basically Homeless, Nicholas Zetta, menantang mitos MacBook tidak bisa kena virus dengan sengaja mengunduh 141 virus. Hasilnya?
Baca Selengkapnya