Mantan petinggi Facebook: media sosial rusak masyarakat
Merdeka.com - Seorang mantan eksekutif Facebook mengungkap bahaya yang disebabkan Facebook kepada masyarakat di seluruh dunia.
Melansir CNBC, Chamath Palihapitiya, yang bergabung dengan Facebook pada 2007 silam dan bertanggung jawab dalam pertumbuhan pengguna dengan jabatan Vice President for user growth ketika itu, menyatakan bahwa ia merasa "bersalah luar biasa" karena berkontribusi dalam rusaknya masyarakat karena Facebook.
"Menurut saya, kFacebook menciptakan alat yang merobek struktur sosial tetang bagaimana masyarakat berfungsi," ungkapnya ketika berbicara di depan penonton di acara yang dihelat di Stanford Graduate School of Business.
-
Siapa pendiri Facebook? Sejarah 4 Februari Hari Ulang tahun Facebook, yaitu dimulai Mark Zuckerberg ingin membuat platform chat.
-
Siapa yang paling rentan terkena dampak buruk media sosial? Penelitian yang dilakukan oleh Primack et al. (2017) menemukan bahwa remaja yang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kecemasan dan depresi.
-
Kenapa Facebook jadi media sosial terbesar? Dengan kerja keras dan visi yang jelas, Mark Zuckerberg dan timnya berhasil mengembangkan Facebook menjadi salah satu jejaring sosial terbesar di dunia, mengubah cara orang berinteraksi dan berkomunikasi secara online.
-
Siapa yang bilang media sosial berbahaya bagi anak? Seorang Ahli Bedah Umum asal Amerika Serikat (AS) Vivek Murphy mengatakan bahwa media sosial menghadirkan risiko besar bagi kesehatan mental remaja.
-
Kenapa media sosial bisa menjadi beban bagi orang yang sensitif? Maraknya konten yang berbau negatif di media sosial bisa menjadi beban pikiran bagi seseorang yang sensitif terhadap hal tersebut.
-
Apa yang bikin stres karena media sosial? Meskipun media sosial memiliki manfaatnya, kebiasaan yang tidak sehat dalam penggunaannya dapat menyebabkan perasaan terputus, kesepian, dan stres.
Kritikan pedas Palihapitiya tak hanya ditujukan kepada mantan perusahaannya, namun juga ekosistem online yang jauh lebih luas.
"Feedback jangka pendek yang didorong dopamin ini menghancurkan fungsi masyarakat," ungkapnya. Frase "dorongan dopamin" yang ia pilih merujuk pada fitur like, love, atau jempol, yang dari aspek saisn telah terbukti merilis hormon dopamin di otak yang akan tubuh sikapi seakan-akan sebagai 'reward'. Hal ini yang membuat kita kecanduan untuk aktualisasi diri di media sosial.
"Ini adalah masalah global," tambahnya.
Selanjutnya, Dia memnberi contoh nyata bagaimana media sosial semacam ini bisa merusak. Palihapitiya menceritakan tentang sebuah insiden di India terkait penculikan yang beritanya ramai dibagikan lewat WhatsApp dan tak lama setelah itu, ada tujuh orang dihukum mati padahal setelah diusut mereka tak bersalah.
"Itulah yang sedang kita hadapi," ungkap Palihapitiya menanggapi ceritanya sendiri. "Bayangkan dalam situasi ekstrem, di mana sekelompok orang dalam jumlah besar dapat dimanipulasi untuk melakukan apa yang seseorang tertentu inginkan," lanjutnya.
Pernyataannya diakhiri dengan klaim bahwa dia melarang anak-anaknya menggunakan Facebook, dengan merujuk Facebook dengan kata umpatan. Meski demikian, di samping itu semua, ia juga menyebut bahwa Facebook "melakukan banyak sekali hal baik di dunia."
Palihapitiya adalah orang ke-sekian yang mengutuk FacebookPalihapitiya bukanlah orang pertama yang menganggap Facebook adalah hal buruk. Sebelumnya pada November lalu, investor awal Facebook, Sean Parker, mengklaim dirinya adalah "sang penentang" Facebook. Ia menyebut bahwa Facebook "memanfaatkan rentannya aspek psikologis manusia."
Selain itu, mantan Manajer Produk dari Facebook, Antonio Garcia-Martinez, menyebut Facebook berbohong soal berbagai klaim Facebook dalam kemampuannya mempengaruhi masyarakat. Antonio Garcia-Martinez sendiri menulis sebuah buku yang menceritakan masa-masa pengabdiannya di Facebook.
Facebook sendiri sudah banyak dikecam. Pada puncaknya, Facebook dianggap salah satu yang berperan besar di Pemilu AS tahun lalu di mana Trump menang dengan berbagai pemberitaan palsu soal Partai Demokrat dan capres Hillary Clinton yang tersebar di Facebook.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Facebook, Instagram, dan Threads punya dampak besar bagi Mark Zuckerberg jika mengalami gangguan.
Baca SelengkapnyaPer detiknya ada kerugian yang harus ditanggung Meta ketika platformnya mengalami gangguan.
Baca SelengkapnyaFacebook menjadi jejaring sosial terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaKritik yang dilontarkan remaja di Jambi kepada pemangku kebijakan justru berbuah serangan digital, hinaan, hingga ancaman.
Baca SelengkapnyaSebuah jalan di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat menjadi sorotan usai dipenuhi ceceran sampah.
Baca SelengkapnyaTernyata, ngomongin bos lewat media sosial adalah tindakan yang melanggar hukum, begini penjelasannya dari pengacara terkenal.
Baca Selengkapnya