Manusia akan pakai piring terbang untuk mendarat di Mars
Merdeka.com - Hingga saat ini manusia masih belum menemukan cara yang paling efisien dan aman untuk mendarat di planet Mars. Dan NASA kini punya jawabannya.
Minggu kemarin, badan antariksa milik Amerika Serikat, NASA, telah meluncurkan sebuah piring terbang ke langit negara bagian Hawaii untuk uji coba.
Piring terbang yang bernama Low Density Supersonic Decelerator (LDSD) kini tengah berada di ketinggian 55 kilometer di atas Hawaii. NASA sendiri rencananya akan menjatuhkan LDSD untuk dites kemampuan terbangnya.
-
Apa yang diuji coba oleh ilmuwan NASA? Dunia astronomi sedang melakukan eksperimen dengan menggunakan pesawat luar angkasa Psyche milik NASA.
-
Apa yang dilakukan Pesawat NASA? Pesawat NASA telah mendapat pencapaian luar biasa dengan secara resmi 'menyentuh' matahari, menyelam melalui atmosfer yang belum pernah dijelajahi sebelumnya yang dikenal sebagai corona.
-
Apa yang berhasil dicapai NASA baru-baru ini? Baru-baru ini pesawat luar angkasa NASA berhasil mengirimkan sinyal laser sejauh 466 juta kilometer, memecahkan rekor sebelumnya dan berpotensi mengubah penjelajahan terhadap tata surya.
-
Kenapa NASA uji roket di terowongan angin? Menurut NASA, pengujian ini 'memungkinkan tim mengumpulkan data aeroakustik untuk membantu mereka memahami dinamika desain MAV menggunakan model skala cetak 3D.'
-
Apa yang NASA simulasikan dalam latihannya? Selama latihan, peserta mempertimbangkan potensi tanggapan nasional dan global terhadap skenario hipotetis di mana asteroid yang belum pernah terdeteksi sebelumnya diidentifikasi yang, menurut perhitungan awal, memiliki peluang 72 persen untuk menabrak Bumi dalam waktu sekitar 14 tahun.
-
Dimana NASA mendaratkan wahana antariksa? Dikutip dari laman NASA, program Viking ini merupakan proyek bersejarah AS yang pertama mendaratkan pesawat luar angkasa dengan aman di permukaan Mars.
LDSD tidak sepenuhnya berbentuk layaknya piring terbang, melainkan berbentuk seperti sebuah donat. Agar mampu mendarat dengan aman di permukaan Mars yang memiliki gravitasi lebih rendah dari Bumi, LDSD dilengkapi dengan alat pengereman khusus untuk bisa mencapai kecepatan 2,5 kali kecepatan suara saja.
Alat pengereman tersebut ternyata berbentuk parasut dengan lebar 36 meter. Ini adalah parasut untuk kecepatan supersonic terbesar yang pernah dibuat oleh NASA. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan selama uji coba, NASA melangsungkan tes LDSD di atas laut pasifik agar tidak terlalu banyak kerusakan yang dialami seandainya parasut gagal mengembang.
NASA ternyata tepat dengan mengambil keputusannya tersebut, sebab LDSD sendiri diketahui gagal mendarat dengan sempurna kemarin.
Menurut Yahoo News, NASA berkilah bila proyek seharga hampir Rp 2 triliun itu berkontribusi besar terhadap perkembangan teknologi parasut LDSD ke depannya, The Verge (29/6).
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini adalah roket yang nantinya akan lepas landas dari Mars saat membawa sampel planet tersebut.
Baca SelengkapnyaSpaceX akan memulai misi tanpa awak ke Mars pada 2026, dengan misi berawak direncanakan empat tahun kemudian.
Baca SelengkapnyaSejauh ini ilmuwan masih berkutat pada pemikiran membuat Mars layak huni adalah pekerjaan berat dan mahal.
Baca SelengkapnyaSetelah mendarat di Bulan, langkah berikutnya bagi umat manusia adalah mencapai Mars.
Baca SelengkapnyaRobot Perseverance milik NASA catat rekor terbaru. Robot ini dinilai lebih canggih dari sebelumnya.
Baca SelengkapnyaMisi ini benar-benar memiliki ambisi besar. Ingin mengawali ilmu pengetahuan dibandingkan Amerika Serikat (AS).
Baca SelengkapnyaFenomena angin puting beliung di Mars masih misterius.
Baca SelengkapnyaMiliarder Jared Isaacman mendapatkan pengalaman menakjubkan saat ke luar angkasa bersama SpaceX. Dia keluar menuju ruang hampa dan melihat Bumi secara langsung.
Baca SelengkapnyaSpaceX berhasil melakukan pendaratan presisi Super Heavy dengan bantuan teknologi Mechazilla untuk pertama kalinya.
Baca SelengkapnyaAlat ini dirancang karena selama misi Apollo, astronot tercatat sering terjatuh akibat gravitasi rendah Bulan.
Baca SelengkapnyaBahkan Elon Musk pun melirik teknologi pada roket ini.
Baca SelengkapnyaRoket terkuat di dunia ini telah menyelesaikan hampir seluruh uji terbang melalui ruang angkasa pada percobaan ketiganya, tapi hancur saat kembali ke Bumi.
Baca Selengkapnya