Mark Zuckerberg Takut Regulasi Internet Tiongkok Ditiru Negara Lain
Merdeka.com - CEO Facebook Mark Zuckerberg menyebut bahwa dirinya "khawatir" kalau negara-negara lain ingin meniru pendekatan Tiongkok dalam regulasi internet.
Melansir The Verge, hal tersebut ia ungkapkan dalam percakapan video dengan Komisaris Industri Uni Eropa Thierry Breton, seperti dilansir dari The Verge.
"Hanya untuk berterus terang akan hal itu, saya pikir ada model yang muncul dari negara-negara seperti China yang cenderung memiiki nilai yang sangat berbeda dari negara barat yang lebih demikratis," ungkap Zuckerberg.
-
Apa ramalan Mark Zuckerberg tentang teknologi masa depan? Zuckerberg memprediksi bahwa kacamata AR secara bertahap akan mengambil alih tugas yang saat ini ditangani oleh smartphone dengan lebih banyak pengguna yang meninggalkan ponsel mereka.
-
Apa yang diajarkan Mark Zuckerberg ke anaknya? Zuckerberg menikah dengan dengan sesama mahasiswa Universitas Harvard, Priscilla Chan, pada tahun 2012 dan hingga kini telah dikarunia tiga orang anak, Maxima, August, dan Aurelia. Mereka lahir pada Desember 2015, Agustus 2017, dan Maret 2023. Dengan anak-anaknya, terutama dengan August, Zuckerberg telah mengajarkan pengodean semenjak mereka kecil.
-
Kenapa Amerika Serikat ingin melarang TikTok? Pemerintahan Trump bahkan menyatakan bahwa TikTok berpotensi menjadi sarana bagi pemerintah Tiongkok untuk mengumpulkan data pribadi warga Amerika.
-
Mengapa Mark Zuckerberg ingin Meta jadi pemimpin AI? 'Dengan model baru ini, kami percaya bahwa saat ini Meta AI adalah asisten AI paling pintar yang bisa anda gunakan secara bebas,' ucap Zuckerbeg dalam unggahan di akun Instagramnya.
-
Kenapa Trump ingin larang TikTok? Dengan kata lain, mereka memiliki hak untuk melarangnya jika Anda bisa membuktikan bahwa perusahaan China memilikinya.
-
Di mana bunker rahasia Mark Zuckerberg berada? Di bawah tanah seluas 57.000 kaki persegi itu, dikabarkan ada sebuah bunker persembunyian. Bunker ini memiliki luas 5.000 kaki persegi dan terhubung ke dua rumah utama dengan terowongan.
Sang CEO menambahkan bahwa negara barat dengan asas demikrasi punya kewenangan untuk memiliki kerangka kerja jelas terhadap privasi data.
"kami memiliki tanggung jawab bersama untuk membantu mengembangkan ini," ungkapnya.
Zuckerberg sendiri memuji Peraturan Perlindungan Data Umum yang dimiliki oleh Uni Eropa yang menerapkan perubahan untuk Facebook, Twitter, Google dan perusahaan internet lainnya dalam mengumpulkan data pengguna di eropa.
Sang CEO menyebut bahwa kerjasama antar platform teknologi dan regulator harus ada dan tidak bisa dihindari.
Breton sebagai pihak Uni Eropa pun, yang selama ini melakukan kritik keras terhadap Facebook, juga menyebut bahwa kerja sama adalah kunci.
"Ini adalah sesuatu yang sangat penting, di mana kemampuan kita untuk bekerja sama, merancang bersama, menggunakan hak membuat kebijakan dengan tepat, serta berperilaku (di industri digital)," ungkap Breton.
Bukan Pertama Kali
Ini adalah kesekian kali Zuckerberg melontarkan ketakutannya akan adopsi regulasi internet Tiongkok.
Ia membuat komentar serupa tahun lalu, degan menekankan pentingnya untuk tidak membiarkan Tiongkok menetapkan aturan internet. Komentar ini sempat membuat tegang Tiongkok dan Facebook, serta karyawan warga negara Tiongkok di Facebook.
Zuckerberg menyebut bahwa pesan kebebasan dalam berbicara akan dilihat sebagai hal yang baik oleh pemangku kebijakan secara global, melawang kebijakan internet otoriter yang dilakukan Tiongkok.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perusahaan raksasa dunia yang lain bisa melihat ini menjadi celah atau dipandang sebagai buruknya tata kelola birokrasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAplikasi serupa Tiktok ini dilarang beroperasi di Indonesia selama tidak memiliki izin.
Baca SelengkapnyaSaat Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS untuk kedua kalinya, pemerintah Amerika Serikat dilaporkan membatalkan rencana pemblokiran TikTok.
Baca SelengkapnyaNegara-negara ini bahkan menolak kehadiran TikTok di wilayahnya. TikTok dianggap mengancam kedaulatan.
Baca SelengkapnyaBerikut bahaya TikTok menurut pemerintah AS jika benar-benar tidak ditindaklanjuti.
Baca SelengkapnyaTeten juga berbicara soal sanksi terberat menanti Tiktok karena pelanggaran ini terus dibiarkan.
Baca SelengkapnyaTikTok dikabarkan akan bekerja sama dengan Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTikTok tetap diperbolehkan untuk berjualan tapi tidak bisa disatukan dengan media sosial. Hal ini untuk mencegah praktik monopoli yang merugikan UMKM domestik.
Baca SelengkapnyaTikTok diperkirakan akan segera dilarang di Amerika Serikat setelah upaya penjualannya kepada perusahaan lokal gagal.
Baca SelengkapnyaDia pun mengancam menutup platform media sosial apabila melanggar aturan tersebut.
Baca SelengkapnyaBeberapa negara di Asia Tenggara mulai menyorot gaya berbisnis TikTok.
Baca SelengkapnyaPerusahaan mengoleksi data produk yang laris manis di suatu negara, untuk kemudian diproduksi di China.
Baca Selengkapnya