Mastodon, 'kloningan' Twitter yang sedang naik daun
Merdeka.com - Twitter kini diminati kembali. Setelah jadi jejaring sosial yang dipilih masyarakat dalam penyampaian berbagai isu seperti Pilkada hingga pemilu presiden AS, Twitter terasa makin hidup dan tak lagi 'sepi'.
Namun banyak pengguna yang tak suka dengan berbagai fitur baru Twitter, seperti timeline algoritma yang mirip Facebook, hingga yang terbaru adalah mention reply yang tidak diikutkan karakter tweet. Hal ini dikeluhkan banyak orang, namun mereka tak punya banyak pilihan karena Twitter yang memberi keaktualan sumber dalam suatu isu.
Hal ini menarik seorang bernama Eugen Rochko untuk membuat 'kloningan' Twitter, bernama Mastodon. Ia seakan-akan membangun Twitter lagi dari awal, namun bersifat open-source. Mastodon pun sangat-sangat identik dengan Twitter, namun ada beberapa perbedaan. Mulai dari bisa mengirim hingga 500 karakter, serta bisa membuat kiriman privat. Aplikasi ini telah berjalan 6 bulan, namun baru saja populer beberapa hari lalu, pasca Twitter mengubah fitur replies.
-
Apa yang sedang populer di media sosial? Di media sosial, gambar-gambar artificial intelligence (AI) bertemakan di Disney Pixar tengah digandrungi netizen.
-
Logo Twitter sekarang apa? Elon Musk resmi mengganti logo burung biru Twitter dengan simbol X pada Senin (24/7).
-
Apa yang membuat TikTok populer? Salah satu alasan mengapa TikTok begitu populer adalah karena penggunanya lebih suka menonton video orang lain daripada mengunggah video mereka sendiri.
-
Apa yang viral di media sosial? Sontak saja, momen tersebut menjadi sorotan hingga viral di media sosial.
Hanya dalam 48 jam saja, Mastodon mengalami kenaikan pengguna hingga 41.703 pengguna. Para pengguna itu mengirim hampir 1 juta post dalam jangk waktu tersebut. Akhirnya server dari Mastodon yang kewalahan menutup situs ini untuk sementara, dan akan segera kembali dengan layanan yang lebih baik.
Jejaring sosial Mastodon ©2017 Merdeka.comMenurut sang founder, Rochko yang masih berusia 24 tahun, ia melakukan ini karena dia mencintai Twitter.
"Dulu saya mengajak teman-teman saya menggunakan Twitter. Saya terus mempromosikannya ke orang-orang yang saya kenal. Saya sangat suka dengan layanannya. Namun secara terus-menerus Twitter membuat keputusan yang tidak saya suka. Jadi pada akhirnya saya memutuskan bahwa mungkin Twitter memang tidak ingin maju," ungkap Rochko.
Ingin mencoba Mastodon, silakan klik tautan ini . Namun untuk saat ini, layanan masih belum tersedia.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di tengah pendapatan minus, pencabutan larangan iklan politik jadi opsi Elon Musk.
Baca SelengkapnyaSekarang logo 'X' itu berdiri kokoh di atap gedung kantor pusat setelah tulisan Twitter dihapus.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan yang diraih TikTok tersebut membuat Pemerintah AS panas.
Baca SelengkapnyaMeta akhirnya secara resmi meluncurkan aplikasi barunya bernama Threads.
Baca SelengkapnyaDisebutkan bahwa banyaknya pengiklan loyal Twitter yang kabur karena khawatir tentang moderasi konten.
Baca SelengkapnyaBahkan, TikTok mulai menempati posisi teratas hampir setiap hari pada bulan Agustus. Sementara Google memegang posisi pertama hanya beberapa hari saja.
Baca SelengkapnyaTwitter kini berganti X. Elon Musk benar-benar serius terkait rencananya itu.
Baca SelengkapnyaData tahun 2023, pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 167 juta orang.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum tentang 8 fakta menarik tentang TikTok yang wajib Anda ketahui.
Baca SelengkapnyaThreads, aplikasi media sosial baru keluaran Meta.
Baca SelengkapnyaStudi Pew juga menemukan bahwa konsumen berita reguler di Nextdoor, Facebook, Instagram, dan TikTok lebih cenderung adalah perempuan.
Baca SelengkapnyaElon Musk memutuskan untuk mengganti logo Twitter dengan X.
Baca Selengkapnya