Masyarakat anggap tarif Telkomsel kemahalan? Padahal ini faktanya
Merdeka.com - Website Telkomsel diretas oleh hacker pagi ini, Jumat (28/4). Parahnya, sang peretas menggunakan kata-kata yang cukup kasar untuk menyampaikan keluh kesahnya.
Keluh kesahnya? Soal paket kuota internet dari Telkomsel yang harganya terlalu mahal.
Pertanyaannya, apakah tarif layanan Telkomsel memang mahal? Jawabannya bisa iya, dan bisa tidak. Jika hal ini dibandingkan dengan tarif layanan operator seluler di Indonesia, maka jawabnya adalah iya, Telkomsel memang menawarkan banderol harga yang mahal . Namun Jika perspektifnya diubah menjadi tarif layanan operator secara global, jawabannya tidak.
-
Kenapa hacker meminta tebusan? Kelompok Mount Locker berhasil meretas dokumen kontrak kerja, laporan keuangan, catatan pinjaman hingga perjanjian kemitraan rahasia. Adapun nilai tebusan yang dimintai Mount Locker sekitar USD2 miliar.
-
Kenapa hacker meminta uang tebusan? Dalam serangan ransomware, peretas masuk ke jaringan komputer dan mengancam akan menyebabkan gangguan atau menghapus file kecuali uang tebusan dalam mata uang kripto dibayarkan.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Bagaimana hacker meminta tebusan? 'Setelah mematikan situs webnya untuk sementara dan menghentikan produksi, perusahaan tersebut akhirnya membayar uang tebusan sebesar USD$11 juta dalam bentuk Bitcoin,' tulis Microsoft dikutip Senin (1/7/2024).
-
Bagaimana cara hacker meminta uang tebusan? Peretas masuk ke jaringan komputer dan mengancam akan menyebabkan gangguan atau menghapus file kecuali uang tebusan dalam mata uang kripto dibayarkan.
-
Kenapa hacker membuat Telegram Premium palsu? Serangan ini bertujuan untuk mencuri kredensial akun atau merusak perangkat pengguna.
Benar, mengutip pendapat dari Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB, Muhammad Ridwan Efendi, tarif layanan operator di Indonesia adalah salah satu yang termurah di dunia.
"Kita masih termurah di dunia sesudah India," ungkapnya melalui pesan singkat pada Merdeka.com.
Mahal itu wajar
Adapun Telkomsel yang memasang banderol 'mahal' untuk layanannya, menurut Ridwan itu adalah sesuatu yang sangat wajar. Hal ini dikarenakan Telkomsel ingin mengurangi 'celah' antara ongkos produksi dan pendapatan. Bahkan, menurut Ridwan, tarif paket data retail masih di bawah ongkos produksi.
"Perlu disadari saat ini tarif paket data retail kebanyakan masih di bawah ongkos produksi. Saat ini terbukti efek gunting itu, di mana trafik data melesat semakin tinggi, sementara revenue operator datar-datar saja," ungkap Ridwan.
Efek gunting sendiri merupakan tanda yang jelas atas melesatnya trafik yang tidak diikuti oleh pemasukan yang setimpal dari ongkos produksi yang digunakan untuk investasi ke berbagai penyokong jasa data seluler. Telkomsel sendiri ingin mengurangi celah tersebut dengan memberi tarif yang agak mahal, dengan diselingi berbagai konten hiburan sebagai bonus.
Subsidi silang
Perlu diketahui, menurut Ridwan, operator seluler di Indonesia membanderol harga paket layanan telekomunikasi dengan harga murah, karena harga tersebut telah disubsidi dari pendapatan voice. Ini yang membuat harga tarif layanan di negara kita jadi salah satu yang termurah di dunia. Permasalahannya, hal ini tidak adil dari sisi kerakyatan.
"Semua operator sekarang ini mensubsidi harga paket data dari revenue voice. Dari sisi kerakyatan ini sangat tidak adil, revenue voice kebanyakan berasal dari masyarakat menengah ke bawah, sementara pemakai data adalah masyarakat menengah ke atas," ungkap Ridwan.
Hal ini cukup masuk akal, pasalnya untuk mengakomodir kebutuhan data seluler dari masyarakat yang notabene kelas menengah, Telkomsel berinvestasi besar dengan melaksanakan pembangunan sekitar 25,000 BTS baru sepanjang 2016, yang mana 92 persen di antaranya merupakan BTS 3G/4G. Total, Telkomsel memiliki BTS sekitar 137,000 unit, dengan komposisi BTS 3G/4G sebesar 61 persen. Tentu semua itu adalah investasi yang tidak sedikit. Mau tidak mau, Telkomsel harus membanderol sedikit lebih mahal agar efek gunting tak terjadi secara signifikan.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesan yang beredar berisi pemberitahuan dari Telkomsel bahwa pengguna berhasil meraih hadiah undian senilai Rp175 Juta
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa hacker memberikan kunci secara gratis memang langka. Namun bukan berarti tidak ada.
Baca SelengkapnyaPimpinan Rapat Komisi I, Meutya Hafid emosi karena Telkom mengumumkan data yang diretas tidak bisa diselamatkan
Baca SelengkapnyaBeberapa hari lalu, Instagram resemi LRT Jabodebek @lrt_jabodebek juga dibobol hacker. Namun sempat diambilalih oleh pihak LRT.
Baca SelengkapnyaData BPJS Ketenagakerjaan diduga diretas dan diumumkan di forum internet.
Baca SelengkapnyaPenarikan retribusi dilakukan di dua lokasi menuju Pantai Tanjung Kait.
Baca SelengkapnyaWanita ini menceritakan pengalaman akun bank dibobol hingga rugi jutaan rupiah akibat nomor HPnya dijual provider ke hacker.
Baca SelengkapnyaDalam unggahan tersebut peretas juga menyampaikan alasan, mengapa HP Boba itu berharga murah. T
Baca SelengkapnyaAksi kejahatan ini dilakukan tersangka dengan tujuan mendapatkan pulsa hingga jutaan rupiah dari provider tersebut.
Baca SelengkapnyaRT RW net ilegal berpotensi merugikan ISP legal karena banyak faktor.
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca Selengkapnya