Masyarakat Kini Mulai Mewasapadai Kejahatan Siber
Merdeka.com - Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager Kaspersky Lab Asia Pasifik untuk Indonesia mengatakan, sebagian besar masyarakat Indonesia sudah mulai waspada terhadap malware yang kerap menghantui akhir-akhir ini. Apalagi era digital seperti sekarang ini, kejahatan siber tak bisa dihindari.
"Kalau saya lihat sekarang ini, trendnya itu mereka sudah lebih aware dengan hal-hal ini. Berdasarkan catatan kami, masyarakat kini sudah mulai mencari tahu tentang pengamanan terhadap malware. Selain itu juga, kontribusi media massa untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat juga sudah sangat membantu," kata dia ketika ditemui di Jakarta, Kamis (7/2).
Lebih lanjut dikatakannya, perkembangan masyarakat memahami bahaya malware pun berimbas terhadap bagaimana mengamankan sistem data pribadinya. Masyarakat kini sudah mulai paham pentingnya data pribadi.
-
Siapa yang menjadi target kejahatan siber? Tidak hanya perorangan yang menjadi target, namun perusahaan besar, pemerintah, hingga institusi finansial juga rentan terhadap serangan ini.
-
Bagaimana kejahatan siber dilakukan? Di balik layar monitor, para pelaku kejahatan siber beroperasi dengan kecanggihan yang semakin meningkat, menggunakan berbagai teknik seperti phising, malware, dan social engineering untuk mencuri data berharga atau merusak infrastruktur digital.
-
Bagaimana orang bisa melindungi diri dari serangan siber? Para ahli keamanan siber dari ESET menyarankan agar masyarakat menghindari penggunaan kode sandi yang terlalu sederhana, karena hal ini bisa membuat mereka lebih rentan terhadap serangan siber.
-
Apa contoh jenis kejahatan siber? Jenis malware yang mengenkripsi data pada komputer korban dan meminta pembayaran tebusan untuk mendapatkan kunci dekripsi.
-
Kenapa kejahatan siber di Indonesia sangat berbahaya? Kejahatan siber dengan berbagai bentuk dan tingkat kompleksitasnya, menjadi ancaman serius bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara secara keseluruhan.
-
Kapan serangan siber meningkat? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia. Dilansir dari Jurist, Senin (11/12), laporan tersebut menyatakan bahwa proporsi pemilu yang menjadi sasaran serangan siber ini telah meningkat, dari 10 persen pada tahun 2015 menjadi 26 persen pada tahun 2022.
"Hal yang sederhana itu, masyarakat sekarang sudah selalu memback up data pribadinya. Itu sudah bagus," terangnya.
Hanya saja, kata dia, masih ada sebagian masyarakat belum menganggap data pribadi itu penting. Bahkan bisa dicuri.
"Kalau kita bicara konsumer, mereka sudah konsen soal itu. Orang sekarang sudah selalu memback up datanya. Tapi masih ada orang yang masa bodoh dan ada juga end user yang beranggapan, ‘masa iya sih dicolong datanya’. Ini menurut saya, pengetahuan soal pentingnya data pribadi belum diketahui saja. Tapi lama kelamaan, masyarakat juga akan paham," katanya.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaIndonesia mengalami 2.200 serangan siber per satu menit.
Baca SelengkapnyaMenurut Sigit, Polri perlu mempersiapkan seluruh jajaran untuk memperkuat pengamanan siber.
Baca SelengkapnyaMa'ruf mengakui, pemerintah berkali-kali mendapat serangan siber dan telah banyak data penting diretas
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Komisi I DPR-RI Teuku Riefky Harsya menekankan pentingnya literasi digital.
Baca SelengkapnyaTak ada yang kebal terhadap kebocoran, karena mengetahui kekuatan informasi sebuah negara adalah sesuatu yang penting di era sekarang.
Baca SelengkapnyaIndonesia dilanda serangan siber dalam beberapa tahun terakhir. Yang paling membuat geger adalah diserangnya Pusat Data Nasional.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaBudi Arie lalu mencontohkan bahwa Singapura menjadi salah satu dari beberapa negara di dunia yang mempunyai angkatan siber.
Baca SelengkapnyaMenkominfo mengakui hacker global berhasrat menyerang Indonesia.
Baca Selengkapnya