Media sosial mampu pengaruhi keputusan perusahaan atau pemerintah
Merdeka.com - Media sosial yang semakin menjamur saat ini tak bisa lepas dari kebiasaan orang di dunia yang suka mengobrol. Alhasil, semua percakapan itu bisa dipantau secara langsung melalui media sosial.
Bahkan, bukan tak mungkin tren obrolan di media sosial mampu memengaruhi sebuah keputusan baik untuk perusahaan maupun pemerintah. Hal itu seperti yang diutarakan oleh Dosen Psikologi Universitas Indonesia (UI), Roby Muhamad.
Menurutnya, kebiasaan orang saat ini mulai bergeser, jika dahulu orang suka mengobrol di warung kopi, kini hal itu digantikan dengan ngobrol di media sosial. Kemajuan teknologi menjadikan hal itu tak bisa ditepis.
-
Kapan status FB menunjukkan tren yang sedang berkembang? “Jaman sekarang sok keren bisa menjadi keren.. Iya dimata dia sendiri.“
-
Apa yang sedang populer di media sosial? Di media sosial, gambar-gambar artificial intelligence (AI) bertemakan di Disney Pixar tengah digandrungi netizen.
-
Kenapa media sosial penting untuk globalisasi komunikasi? Dengan adanya media sosial, orang dapat berbagi informasi, pemikiran, dan pengalaman mereka dengan orang-orang dari berbagai negara di seluruh dunia.
-
Kenapa Facebook jadi media sosial terbesar? Dengan kerja keras dan visi yang jelas, Mark Zuckerberg dan timnya berhasil mengembangkan Facebook menjadi salah satu jejaring sosial terbesar di dunia, mengubah cara orang berinteraksi dan berkomunikasi secara online.
-
Bagaimana Instagram memengaruhi strategi pemasaran? 'Dengan laporan ini, harapan kami dapat menjadi jembatan antara pelaku industri, marketer, key opinion leader, dan instansi terkait agar dapat memaksimalkan strategi pemasaran di era digital yang dinamis,'
-
Mengapa Facebook Web populer? Facebook memungkinkan Anda mengelola daftar teman dan memilih pengaturan privasi untuk menyesuaikan siapa yang dapat melihat konten di profil Anda.
"Jadi intinya kan begini, dari dulu orang suka ngobrol, ngobrolnya dulu di warung kopi. Sekarang orang ngobrolnya di Twitter. Kalau dulu, orang mau tahu gosip apa kan mesti datengin warung kopi satu-satu, tapi sekarang masuk di Twitter dan Facebook. Jadi di sosial media kita tahu apa yang sedang menjadi trending topic di kalangan masyarakat," ungkapnya kepada Merdeka.com seusai acara Capaian Sains Indonesia yang diselenggarakan oleh Akademisi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin (12/10).
Nah, melalui media sosial, perusahaan maupun sekaliber Presiden juga bisa melakukan survei kilat tentang opini yang terbangun di masyarakat terkait rencana kebijakan atau keputusan yang sudah berjalan.
Kendati begitu, kata Robby, media sosial tidak bisa mengukur secara presisi pengaruh atau dampak dari sebuah pengambilan keputusan, namun lebih ke arah tren secara umum.
“Media sosial bukan soal presisi dan ketepatan, tapi cepat mengetahui soal trend. Tapi gak bisa detail. Mayoritas percakapan public ada di situ. Selain itu, media sosial bisa untuk melakukan survey secara instan. Kalau survey yang sesungguhnya kan lama. Kalau setiap ada kita harus survei kan ribet. Analoginya kayak ngukur temperature. Tapi secara rata-rata suhunya. Jadi, kita hanya tahu trennya saja,” tuturnya.
(mdk/lar)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data tahun 2023, pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 167 juta orang.
Baca SelengkapnyaPerkembangan sosial media dengan segala trennya menghasilkan apa yang disebut dengan influencer. Apa artinya?
Baca SelengkapnyaIni penjelasan dari pakar siber security mengenai kecurigaan orang-orang terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaBuzzer sering dikaitkan dengan orang yang membuat pencitraan.
Baca SelengkapnyaPerubahan sosial dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,
Baca SelengkapnyaRamainya pengguna media sosial kini digunakan untuk tempat jual beli.
Baca SelengkapnyaBuzzer adalah sekelompok orang yang menyebarkan informasi, sering kali melalui platform media sosial untuk mempromosikan ide, produk, atau yang lainnya.
Baca SelengkapnyaDigitalisasi membuat perusahaan lebih mudah mencari latar belakang calon karyawan.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia istilah ini mulai populer setelah pemilu tahun 2019.
Baca Selengkapnya