Memalukan, 6 produk gagal ini jadi aib terbesar dunia teknologi
Merdeka.com - Setiap perusahaan teknologi pastinya ingin produk-produk buatan mereka dapat diterima pasar dan laris manis terjual. Namun, tidak serta merta hal itu terjadi di dunia nyata.
Banyak perusahaan besar, bahkan sekelas Google, pernah melakukan blunder yang menyebabkan mereka harus menarik produk buatannya dari pasar, bahkan memberikannya secara gratis pada pemesannya. Ternyata blunder-blunder itu tidak hanya dilakukan oleh Google saja.
Perusahaan besar lain seperti Microsoft, Amazon, Apple, dan Nintendo pun pernah mencicipi pahitnya kegagalan menghadirkan produk yang layak dibeli dan memuaskan konsumennya. Untuk lebih jelasnya, berikut 6 produk yang menjadi blunder besar bagi perusahaan pembuatnya di dunia teknologi.
-
Apa dampak buruk dari gadget? Menggunakan gadget terlalu sering dapat berdampak buruk bagi penggunanya. Di antaranya adalah mampu memicu munculnya kepribadian tertutup, gangguan tidur, suka menyendiri, perilaku kekerasan, pudarnya kreativitas, kecanduan, dan ancaman cyberbullying.
-
Apa yang Google kembangkan? Google kembali membuat gebrakan di bidang teknologi kesehatan dengan mengembangkan program kecerdasan buatan (AI) yang dapat memprediksi tanda-tanda awal penyakit berdasarkan sinyal suara.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Siapa pencipta Google? Siapa yang Menciptakan Google? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Siapa pengembang Windows? Windows - Salah satu sistem operasi paling populer yang dikembangkan oleh Microsoft. Windows memiliki user interface yang mudah digunakan dan menyediakan berbagai layanan inti untuk mengelola tugas-tugas seperti process management, memory management, dan disk management. Contoh sistem operasi Windows yang terkenal termasuk Windows XP, Windows 7, dan Windows 10.
-
Bagaimana Google membantu produsen ponsel? Ini adalah kabar baik bagi produsen ponsel pihak ketiga yang biasanya harus menunggu beberapa bulan sebelum menerima pembaruan OS terbaru.
Amazon Fire Phone
Sebagai salah satu perusahaan berbasis e-commerce terbesar di dunia, Amazon sangat sukses di bidang jual beli barang. Tetapi, agaknya hal itu tidak berlanjut pada smartphone buatan mereka, Fire Phone.
Smartphone yang sejatinya cukup canggih dan dibekali dengan teknologi 3D tersebut tidak laku di pasaran. Banyak yang menganggap bila Fire Phone kalah dari smartphone vendor lain seperti Moto G dan iPhone tentunya.
CEO dari Amazon, Jeff Bezos pun pasti dibuat pusing dengan begitu lemahnya penjualan Fire Phone. Bahkan, saking tidak lakunya, Fire Phone yang awalnya dijual sekitar Rp 2-3 jutaan, bulan lalu tinggal Rp 1 jutaan saja.
Microsoft Kin
Apakah Anda pernah mendengar nama Microsoft Kin? Jika iya mungkin wajar, sebab ponsel buatan Microsoft pada tahun 2010 itu sudah dihentikan penjualannya hanya berselang beberapa bulan setelah diluncurkan.
Sejatinya Microsoft merilis dua jenis ponsel Kin (ONE dan TWO) untuk para konsumen yang menginginkan ponsel khusus untuk jejaring sosial. Tetapi, pada kenyataannya, hanya butuh dua bulan sebelum akhirnya Microsoft menghentikan penjualan gadget seharga Rp 2 jutaan itu di Amerika. Mereka juga membatalkan rilis produk gagal ini untuk pasar Eropa.
Google Nexus Q
Google tercatat sangat berhasil di hampir segala bidang teknologi, seperti smartphone, website, hingga teknologi praktis seperti mobil otomatis dan drone. Sayangnya, rentetan keberhasilan itu sempat ternoda oleh kehadiran Nexus Q.
Perangkat pemutar lagu Nexus Q mungkin hingga saat ini masih dianggap sebagai blunder terbesar perusahaan milik Larry Page dan Sergey Brin itu. Bagaimana tidak, hanya beberapa saat setelah diluncurkan pada acara Google I/O 2012 itu akhirnya di bagikan secara gratis.
Akibat keluhan pengguna terkait fungsi dan layanan yang disediakan oleh Nexus Q, akhirnya Google menarik gadget berbentuk bola itu dari toko mereka. Bahkan, pemesan Nexus Q secara pre-order pun mendapatkannya secara cuma-cuma. Padahal harga awal dari Nexus Q sekitar Rp 3,5 juta lebih.
Windows Vista
Tidak asing dengan nama ini? Ya, baik di luar negeri atau dalam negeri, pasti banyak pengguna OS Windows yang sempat dikecewakan oleh Windows Vista.
Sistem operasi yang diharapkan bisa menggantikan Windows XP ini justru mempunyai kinerja yang cukup memprihatinkan, cenderung lemah dari OS lainnnya, bahkan XP sendiri. Padahal, sebelumnya Microsoft sudah cukup menyiksa pengguna Vista dengan lamanya waktu uji coba versi beta OS ini untuk jadi OS.
Untungnya, Microsoft membayar kesalahan mereka dengan merilis Windows 7 untuk menggantikan Windows Vista.
Nintendo 64 Cartridge
Sony telah berjaya di bisnis konsol game dengan deretan Konsol PlayStation mereka. Namun, tidak banyak diketahui oleh orang apabila kehadiran PlayStation mengubur salah satu blunder terbesar Nintendo.
Ya, perusahaan game yang pernah berjaya dengan konsol portabel GameBoy itu pernah merilis sebuah konsol bernama Nintendo 64. Meski terbilang cukup memuaskan, tetapi Nintendo dianggap gagal menghadirkan revolusi di bidang konsol game dengan tetap memakai sistem cartridge atau kaset besar yang sering ditancapkan pada konsol untuk memainkannya.
Uniknya, saat itu Nintendo dan Sony bekerja sama untuk membuat mengembangkan teknologi optical media yang menjadi cikal bakal Compact Disk (CD).
Ketika Nintendo keluar dari kerjasama itu, Sony langsung mengambil kesempatan untuk meluncurkan PlayStation pertama yang menggunakan kaset CD. Bahkan, PlayStation 2 tercatat sebagai konsol game dengan penjualan terbesar di dunia.
Apple Lisa
Saat inimungkin kita mengenal berbagai macam komputer Mac dengan berbagai kecanggihannya. Tidak demikian halnya dengan 'nenek moyang' dari Mac, Apple Lisa.
Komputer yang dipasarkan di tahun 1983 ini adalah menjadi aib terbesar Apple di dunia komputer dekstop. Dengan harga yang sangat mahal, hingga Rp 100 juta lebih, performa dari Lisa jauh dari harapan. Tidak hanya hardware, software dari Lisa juga mendapat kritikan pedas dari penggunanya.
Lisa diklaim susah untuk dipakai bekerja secara multitasking, dan sering mengalami lag, terutama ketika men-scroll dokumen. (mdk/bbo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Holmes mendadak bangkrut setelah alat-alat kesehatan buatannya diragukan.
Baca SelengkapnyaBanyak yang mengira Samsung pelopor HP layar lipat. Tapi sesungguhnya bukan.
Baca SelengkapnyaSalah satunya yaitu waralaba asal Jepang yang sangat diganderungi anak-anak remaja.
Baca Selengkapnyadampak dari meningkatnya harga gas dan derasnya impor dari China.
Baca SelengkapnyaMenurut laporan terbaru, Apple kini mengklasifikasikan iPhone Xs Max dan iPhone 6s Plus sebagai perangkat yang termasuk dalam kategori jadul.
Baca SelengkapnyaDulu kotak makan Tupperware jadi favorit ibu-ibu untuk bekal anak, tapi kini Tupperware terancam bangkrut karena gagal melunasi hutang.
Baca SelengkapnyaBahkan hanya karena persoalan memakai iPhone dan Android membuat bubar kencan pertama dengan calon pasangan.
Baca SelengkapnyaSebelum kamera digital marak di pasaran, Kodak pernah menguasai dunia fotografi.
Baca SelengkapnyaAda dua alasan mengapa orang-orang di China enggan pakai Apple.
Baca SelengkapnyaBegini isi sindiran mendiang pendiri Apple, Steve Jobs yang kembali viral.
Baca SelengkapnyaProduk iPhone pertama yang dirilis pada 2007 silam tidak disambut baik oleh pasar.
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai alat komunikasi atau media informasi, ponsel juga sering digunakan sebagai status simbol atau penunjang gaya hidup.
Baca Selengkapnya