Masalah Unicorn, Bukalapak, dan Achmad Zaky dari Kacamata Ekosistem Inovasi
Merdeka.com - Pekan lalu, Achmad Zaky, CEO Bukalapak, bikin heboh jagat maya di Tanah Air. Twitnya yang di akhir menggunakan frase 'presiden baru' menuai kecaman warganet, karena dianggap pro ke salah satu calon presiden. Hingga muncul gerakan #uninstalbukalapak.
Perlukah gerakan itu bagi startup berstatus unicorn kebanggaan nasional itu?
M Rahmat Yananda, doktor jebolan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia yang menekuni isu inovasi, mengatakan klarifikasi Achmad Zaky seharusnya menyudahi kecaman bahwa cuitannya menunjukkan ia berpihak menjelang pilpres 2019. Melalui twit tersebut, Zaky prihatin atas kecilnya anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk riset (R&D) menuju era Industri 4.0.
-
Apa yang dibagikan Azizah Salsha di media sosial? Saat ini, dia baru saja membagikan foto terbarunya dari sesi pemotretan.
-
Apa yang digugat dari TikTok? Keluarga-keluarga ini mengambil langkah hukum secara kolektif di pengadilan Crteil, dan Boutron-Marmion menyatakan bahwa ini merupakan kasus kelompok pertama di Eropa.
-
Kenapa Tokopedia kolaborasi dengan TikTok? 'Peluang dari momen Ramadan-Lebaran 2024 dimanfaatkan oleh Tokopedia dan TikTok untuk semakin gencar berkolaborasi demi menghadirkan banyak inisiatif, mulai dari Beli Lokal hingga Ramadan Ekstra Seru, yang dapat mendukung lebih dari 21 juta penjual di Tokopedia dan TikTok melalui Shop | Tokopedia, terutama brand lokal agar menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia,' ungkap E-Commerce Communications Director Shop | Tokopedia, Nuraini Razak.
-
Siapa yang menggugat TikTok? Tujuh keluarga di Prancis telah mengajukan gugatan terhadap TikTok, raksasa media sosial, dengan tuduhan bahwa platform ini telah mengekspos anak-anak remaja kepada konten berbahaya.
-
Apa itu TikTok? Keberadaan TikTok khususnya di Amerika Serikat kembali menghadapi ancaman serius dan berada dalam situasi yang sangat genting.
-
Apa tujuan TikTok Shop Kembali ke Indonesia? Perusahaan platform berbagi video pendek milik ByteDance ini menginvestasikan lebih dari USD 1,5 miliar atau sekitar Rp23,4 triliun, sebagai komitmen jangka panjang untuk berinvestasi mendukung operasional.
Namun, twitnya mendapat kecaman warganet, khususnya pendukung pasangan 01, karena menyudutkan kebijakan pemerintah Jokowi. Dan sebagian pendukung 01 mengajak uninstall aplikasi Bukalapak. Tetapi ada juga pendukung capres 01 menolak ajakan tersebut dan menganggapnya tidak relevan.
"Upaya klarifikasi Zaky yang disertai permintaan maaf dengan menggambarkan kedekatan dirinya dengan Presiden Jokowi, seharusnya menentramkan warganet yang mengecamnya. Ternyata perdebatan terus berlangsung dengan mempertanyakan data Zaky. Perdebatan terkait data ini dapat menjadi pintu masuk yang lebih obyektif untuk mengakomodasi twit Zaky terkait pentingnya anggaran R&D. Keprihatinan Zaky perlu mendapatkan perhatian pengambil kebijakan, khususnya pasangan capres. Keprihatinan itu tentu saja bersumber dari pengalamannya sebagai wirausahawan pelopor di era ekonomi digital, yang mengantarkan Bukalapak sebagai perusahaan unicorn bergabung bersama Gojek, Tokopedia, dan Traveloka," ujar Rahmat kepada Merdeka.com, Senin (18/2).
Menurutnya, Zaky menjadi simbol milenial sukses. Sebagai salah seorang pendiri Bukalapak, Zaky sepertinya mendapatkan peran di �ruang depan�. Peran yang juga diambil para pelopor klasik, seperti Steve Jobs dan Jack Ma. Salah satu peran tersebut adalah memperkuat narasi merek Bukalapak sebagai platform e-commerce karya anak bangsa. Kata �Bukalapak� memiliki asosiasi kuat dengan aktivitas ekonomi orang kebanyakan, para pelapak. Mereka adalah representasi dari pedagang kecil (kaki lima dan UKM). Memanfaatkan narasi tersebut Bukalapak mengekspresikan keberpihakan.
Kata Rahmat yang juga CEO Makna Informasi, R&D adalah aktivitas pendukung inovasi teknologi untuk menyemai suatu ekosistem yang mana platform e-commerce seperti Bukalapak hidup. Ekosistem inovasi yang subur akan menjadi wadah tumbuh dan berkembangnya Bukalapak bersama dengan para pelapak. Sebaliknya, ekosistem yang gersang akan mematikan Bukalapak, yang juga bakal membawa kematian para pelapak. Wajar sekali, Zaky sebagai penyelenggara platform mendorong suatu ekosistem yang sehat karena sejalan dengan tujuan perusahaan.
Salah satu pupuk baik itu, menurutnya, adalah kegiatan R&D. Anggaran R&D memadai mendorong riset yang membuka jalan inovasi teknologi. Artinya, kesuburan ekosistem karena dukungan inovasi teknologi akan memperbanyak pedagang dan aktivitas perdagangan, yang berdampak positif baik secara langsung maupun ikutan. Bukalapak sebagai perusahaan e-commerce memiliki tujuan memberdayakan jutaan penjual di seluruh Indonesia dan menjadi platform utama untuk menghubungkan penjualnya dengan puluhan juta pembeli daring Indonesia. Bukalapak juga menawarkan peluang dan lingkungan bagi para insinyur yang ingin menumbuhkan bakat dan mengembangkan karir. Bukalapak selalu membuka mata untuk talenta teknologi yang dapat mempercepat kemajuannya dalam mewujudkan misinya.
Tokopedia gandeng desainer muda untuk bisnis e-commerce ©2018 Merdeka.com/Desi Aditia Ningrum
Indeks Inovasi
Perdebatan data tentang anggaran R&D dapat dilihat dari perbandingan posisi inovasi Indonesia dengan negara lain. Salah satu data yang sering jadi rujukan adalah The Global Innovation Index (GII), yang dipublikasikan INSEAD Business School bekerja sama dengan World Intellectual Property Organization (WIPO).
Beberapa publikasi lain dapat juga menjadi rujukan, antara lain The Economist Intelligence Unit Innovation Report, The Global Innovation Scoreboard, The OECD STI Indicators, dan The Innovation Union Competitiveness Report.
The Global Innovation Index 2018: Energizing The World Innovation, menempatkan Indonesia di peringkat 85 dari 126 negara. Peringkat Indonesia tersebut naik 2 posisi dari 2017. Namun, untuk negara-negara Asia, posisi tersebut masih di bawah Singapura (peringkat 5), Korea (12), Jepang (13), Hong Kong (14), Cina (17), Malaysia (35), Thailand (44), Vietnam (45), India (57), Brunei Darussalam (67), dan Filipina (73). Posisi Indonesia hanya di atas Srilanka (88), Kamboja (98), Nepal (108), Pakistan (109), dan Banglades (116), kata Rahmat mengutip data GII tersebut.
Kerangka kerja pengukuran inovasi bersumber dari dua indeks, yaitu subindeks input inovasi dan subindeks ouput inovasi. Indeks skor adalah rata-rata dari gabungan input dan ouput subindeks tersebut. Subindeks input inovasi terdiri atas kelembagaan (lingkungan politik, regulasi dan bisnis), SDM dan Riset (pendidikan, pendidikan tinggi dan R&D), infrastruktur (TIK, infrastruktur umum, dan keragaman hayati), kemajuan pasar (kredit, investasi, dan perdagangan, kompetisi dan skala pasar), dan kemajuan bisnis (pekerja ahli, jaringan inovasi, dan penyerapan pengetahuan).
Sedangkan subindeks output inovasi terdiri atas ouput pengetahuan dan teknologi (penciptaan, dampak dan difusi) dan ouput kreatif aset intangible, produk dan jasa kreatif, kreativitas berbasis daring). Nah, R&D masuk ke dalam subindeks input inovasi. Aktivitas R&D diukur berdasarkan tingkatan dan kualitas R&D dengan indikator pada peneliti (penuh waktu), pengeluaran kotor, pengeluaran R&D dari belanja tertinggi negara-negara untuk R&D, dan kualitas lembaga riset dan ilmu pengetahuan yang diukur berdasarkan skor rata-rata tiga universitas tertinggi dalam QS World University Peringkat of 2017. Pengeluaran R&D untuk tiga perusahaan teratas di suatu negara juga diukur dengan melihat pengeluaran rata-rata dari ketiga perusahaan ini yang merupakan bagian dari 2.500 pembelanjaan R&D teratas di seluruh dunia.
R&D Indonesia Lemah
Menurutnya, GII membagi indeks-indeks terdiri atas indikator, yakni kuat, lemah, kelompok dengan pendapatan kuat, dan kelompok dengan pendapatan lemah. Peringkat Indonesia di subindeks output inovasi di posisi 73 (12 peringkat di atas rata-rata/peringkat). Sementara peringkat Indonesia berdasarkan subindeks input inovasi di posisi 90 (5 peringkat di bawah rata-rata/peringkat).
SDM dan riset sendiri berada di peringkat 94 yang berada 4 posisi di bawah rata-rata peringkat subindeks input inovasi (90). SDM dan riset memiliki turunan beberapa indeks, yang salah satunya adalah R&D. R&D terbagi atas peneliti dan FTE, pengeluaran kotor dan persentase GDP, pengeluaran perusahaan global, dan peringkat QS.
Indeks R&D Indonesia berada di peringkat 60. Peringkat tersebut jauh di atas rata-rata indeks SDM dan riset (94) dan subindeks input inovasi (90). Melonjaknya peringkat tersebut didorong oleh peringkat QS (37) dan anggaran R&D perusahaan global (40), meski secara kelompok pendapatan perusahaan peringkat tersebut diindikasikan lemah.
"Ternyata benar, pengeluaran Indonesia untuk R&D terindikasi lemah --bertengger di peringkat 107," ungkap Rahmat.
Posisi tersebut berada cukup jauh di bawah peringkat Indonesia (85), subindeks input (90), dan subindeks output (73), indeks SDM dan Riset (94), dan untuk R&D (60). Pengeluaran untuk R&D tidak hanya menduduki peringkat terendah untuk indeks R&D, tapi juga merupakan peringkat terendah di indeks SDM dan riset. Keadaan tersebut berdampak kepada pertumbuhan ekosistem ekonomi digital.
Wajar sekali Zaky, dan seharusnya kita semua, khawatir dengan kondisi inovasi Indonesia. Tertinggal jauh dari negara-negara di Asia, apalagi dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Brunei Darussalam. Startup dan unicorn asli Indonesia sebagai karya anak bangsa menjadi tidak kompetitif, yang memudahkan pemain asal negara tetangga masuk ke pasar Indonesia. (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TikTok dikabarkan akan menggandeng Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTikTok dikabarkan akan bertemu Jokowi untuk membahas e-commerce.
Baca SelengkapnyaTokopedia kehilangan ruh-nya sebagai platform-nya UMKM l
Baca SelengkapnyaTikTok dikabarkan akan membuka e-commerce di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTransaksi akuisisi Tiktok terhadap Tokopedia bukan semata-mata demi pelaku usaha kecil-menengah dan produk dalam negeri.
Baca SelengkapnyaKondisi ini kian diperparah dengan kehadiran TikTok Shop yang menawarkan kepraktisan dan harga produk kecantikan jauh lebih murah dibandingkan pasar offline.
Baca SelengkapnyaTikTok dikabarkan akan bekerja sama dengan Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTikTok dikabarkan akan menggandeng Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui keberadaan e-commerce berbasis media sosial, seperti TikTok Shop membuat bisnis pedagang ke UMKM menjadi anjlok.
Baca SelengkapnyaErik pun kembali menyampaikan pandangannya soal kepemilikan Tokopedia yang saat ini saham mayoritas digenggam oleh Bytedance-Tiktok.
Baca SelengkapnyaTikTok dikabarkan akan membuka e-commerce di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTikTok dikabarkan akan bertemu Jokowi untuk membahas e-commerce.
Baca Selengkapnya