Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masalah Unicorn, Bukalapak, dan Achmad Zaky dari Kacamata Ekosistem Inovasi

Masalah Unicorn, Bukalapak, dan Achmad Zaky dari Kacamata Ekosistem Inovasi Bukalapak Resmi Buka Kantor Riset dan Pengembangan di Bandung. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Pekan lalu, Achmad Zaky, CEO Bukalapak, bikin heboh jagat maya di Tanah Air. Twitnya yang di akhir menggunakan frase 'presiden baru' menuai kecaman warganet, karena dianggap pro ke salah satu calon presiden. Hingga muncul gerakan #uninstalbukalapak.

Perlukah gerakan itu bagi startup berstatus unicorn kebanggaan nasional itu?

M Rahmat Yananda, doktor jebolan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia yang menekuni isu inovasi, mengatakan klarifikasi Achmad Zaky seharusnya menyudahi kecaman bahwa cuitannya menunjukkan ia berpihak menjelang pilpres 2019. Melalui twit tersebut, Zaky prihatin atas kecilnya anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk riset (R&D) menuju era Industri 4.0.

Namun, twitnya mendapat kecaman warganet, khususnya pendukung pasangan 01, karena menyudutkan kebijakan pemerintah Jokowi. Dan sebagian pendukung 01 mengajak uninstall aplikasi Bukalapak. Tetapi ada juga pendukung capres 01 menolak ajakan tersebut dan menganggapnya tidak relevan.

"Upaya klarifikasi Zaky yang disertai permintaan maaf dengan menggambarkan kedekatan dirinya dengan Presiden Jokowi, seharusnya menentramkan warganet yang mengecamnya. Ternyata perdebatan terus berlangsung dengan mempertanyakan data Zaky. Perdebatan terkait data ini dapat menjadi pintu masuk yang lebih obyektif untuk mengakomodasi twit Zaky terkait pentingnya anggaran R&D. Keprihatinan Zaky perlu mendapatkan perhatian pengambil kebijakan, khususnya pasangan capres. Keprihatinan itu tentu saja bersumber dari pengalamannya sebagai wirausahawan pelopor di era ekonomi digital, yang mengantarkan Bukalapak sebagai perusahaan unicorn bergabung bersama Gojek, Tokopedia, dan Traveloka," ujar Rahmat kepada Merdeka.com, Senin (18/2).

Menurutnya, Zaky menjadi simbol milenial sukses. Sebagai salah seorang pendiri Bukalapak, Zaky sepertinya mendapatkan peran di �ruang depan�. Peran yang juga diambil para pelopor klasik, seperti Steve Jobs dan Jack Ma. Salah satu peran tersebut adalah memperkuat narasi merek Bukalapak sebagai platform e-commerce karya anak bangsa. Kata �Bukalapak� memiliki asosiasi kuat dengan aktivitas ekonomi orang kebanyakan, para pelapak. Mereka adalah representasi dari pedagang kecil (kaki lima dan UKM). Memanfaatkan narasi tersebut Bukalapak mengekspresikan keberpihakan.

Kata Rahmat yang juga CEO Makna Informasi, R&D adalah aktivitas pendukung inovasi teknologi untuk menyemai suatu ekosistem yang mana platform e-commerce seperti Bukalapak hidup. Ekosistem inovasi yang subur akan menjadi wadah tumbuh dan berkembangnya Bukalapak bersama dengan para pelapak. Sebaliknya, ekosistem yang gersang akan mematikan Bukalapak, yang juga bakal membawa kematian para pelapak. Wajar sekali, Zaky sebagai penyelenggara platform mendorong suatu ekosistem yang sehat karena sejalan dengan tujuan perusahaan.

Salah satu pupuk baik itu, menurutnya, adalah kegiatan R&D. Anggaran R&D memadai mendorong riset yang membuka jalan inovasi teknologi. Artinya, kesuburan ekosistem karena dukungan inovasi teknologi akan memperbanyak pedagang dan aktivitas perdagangan, yang berdampak positif baik secara langsung maupun ikutan. Bukalapak sebagai perusahaan e-commerce memiliki tujuan memberdayakan jutaan penjual di seluruh Indonesia dan menjadi platform utama untuk menghubungkan penjualnya dengan puluhan juta pembeli daring Indonesia. Bukalapak juga menawarkan peluang dan lingkungan bagi para insinyur yang ingin menumbuhkan bakat dan mengembangkan karir. Bukalapak selalu membuka mata untuk talenta teknologi yang dapat mempercepat kemajuannya dalam mewujudkan misinya.

tokopedia gandeng desainer muda untuk bisnis e commerce

Tokopedia gandeng desainer muda untuk bisnis e-commerce ©2018 Merdeka.com/Desi Aditia Ningrum

Indeks Inovasi

Perdebatan data tentang anggaran R&D dapat dilihat dari perbandingan posisi inovasi Indonesia dengan negara lain. Salah satu data yang sering jadi rujukan adalah The Global Innovation Index (GII), yang dipublikasikan INSEAD Business School bekerja sama dengan World Intellectual Property Organization (WIPO).

Beberapa publikasi lain dapat juga menjadi rujukan, antara lain The Economist Intelligence Unit Innovation Report, The Global Innovation Scoreboard, The OECD STI Indicators, dan The Innovation Union Competitiveness Report.

The Global Innovation Index 2018: Energizing The World Innovation, menempatkan Indonesia di peringkat 85 dari 126 negara. Peringkat Indonesia tersebut naik 2 posisi dari 2017. Namun, untuk negara-negara Asia, posisi tersebut masih di bawah Singapura (peringkat 5), Korea (12), Jepang (13), Hong Kong (14), Cina (17), Malaysia (35), Thailand (44), Vietnam (45), India (57), Brunei Darussalam (67), dan Filipina (73). Posisi Indonesia hanya di atas Srilanka (88), Kamboja (98), Nepal (108), Pakistan (109), dan Banglades (116), kata Rahmat mengutip data GII tersebut.

Kerangka kerja pengukuran inovasi bersumber dari dua indeks, yaitu subindeks input inovasi dan subindeks ouput inovasi. Indeks skor adalah rata-rata dari gabungan input dan ouput subindeks tersebut. Subindeks input inovasi terdiri atas kelembagaan (lingkungan politik, regulasi dan bisnis), SDM dan Riset (pendidikan, pendidikan tinggi dan R&D), infrastruktur (TIK, infrastruktur umum, dan keragaman hayati), kemajuan pasar (kredit, investasi, dan perdagangan, kompetisi dan skala pasar), dan kemajuan bisnis (pekerja ahli, jaringan inovasi, dan penyerapan pengetahuan).

Sedangkan subindeks output inovasi terdiri atas ouput pengetahuan dan teknologi (penciptaan, dampak dan difusi) dan ouput kreatif aset intangible, produk dan jasa kreatif, kreativitas berbasis daring). Nah, R&D masuk ke dalam subindeks input inovasi. Aktivitas R&D diukur berdasarkan tingkatan dan kualitas R&D dengan indikator pada peneliti (penuh waktu), pengeluaran kotor, pengeluaran R&D dari belanja tertinggi negara-negara untuk R&D, dan kualitas lembaga riset dan ilmu pengetahuan yang diukur berdasarkan skor rata-rata tiga universitas tertinggi dalam QS World University Peringkat of 2017. Pengeluaran R&D untuk tiga perusahaan teratas di suatu negara juga diukur dengan melihat pengeluaran rata-rata dari ketiga perusahaan ini yang merupakan bagian dari 2.500 pembelanjaan R&D teratas di seluruh dunia.

R&D Indonesia Lemah

Menurutnya, GII membagi indeks-indeks terdiri atas indikator, yakni kuat, lemah, kelompok dengan pendapatan kuat, dan kelompok dengan pendapatan lemah. Peringkat Indonesia di subindeks output inovasi di posisi 73 (12 peringkat di atas rata-rata/peringkat). Sementara peringkat Indonesia berdasarkan subindeks input inovasi di posisi 90 (5 peringkat di bawah rata-rata/peringkat).

SDM dan riset sendiri berada di peringkat 94 yang berada 4 posisi di bawah rata-rata peringkat subindeks input inovasi (90). SDM dan riset memiliki turunan beberapa indeks, yang salah satunya adalah R&D. R&D terbagi atas peneliti dan FTE, pengeluaran kotor dan persentase GDP, pengeluaran perusahaan global, dan peringkat QS.

Indeks R&D Indonesia berada di peringkat 60. Peringkat tersebut jauh di atas rata-rata indeks SDM dan riset (94) dan subindeks input inovasi (90). Melonjaknya peringkat tersebut didorong oleh peringkat QS (37) dan anggaran R&D perusahaan global (40), meski secara kelompok pendapatan perusahaan peringkat tersebut diindikasikan lemah.

"Ternyata benar, pengeluaran Indonesia untuk R&D terindikasi lemah --bertengger di peringkat 107," ungkap Rahmat.

Posisi tersebut berada cukup jauh di bawah peringkat Indonesia (85), subindeks input (90), dan subindeks output (73), indeks SDM dan Riset (94), dan untuk R&D (60). Pengeluaran untuk R&D tidak hanya menduduki peringkat terendah untuk indeks R&D, tapi juga merupakan peringkat terendah di indeks SDM dan riset. Keadaan tersebut berdampak kepada pertumbuhan ekosistem ekonomi digital.

Wajar sekali Zaky, dan seharusnya kita semua, khawatir dengan kondisi inovasi Indonesia. Tertinggal jauh dari negara-negara di Asia, apalagi dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Brunei Darussalam. Startup dan unicorn asli Indonesia sebagai karya anak bangsa menjadi tidak kompetitif, yang memudahkan pemain asal negara tetangga masuk ke pasar Indonesia. (mdk/sya)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
TikTok Mau Gandeng Tokopedia Bikin E-Commerce di RI, Mendag Zulhas: Belum Ada Pemberitahuan
TikTok Mau Gandeng Tokopedia Bikin E-Commerce di RI, Mendag Zulhas: Belum Ada Pemberitahuan

TikTok dikabarkan akan menggandeng Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.

Baca Selengkapnya
TikTok Berencana Buka E-commerce di RI, Teten: Harus Punya Kantor di Indonesia
TikTok Berencana Buka E-commerce di RI, Teten: Harus Punya Kantor di Indonesia

TikTok dikabarkan akan bertemu Jokowi untuk membahas e-commerce.

Baca Selengkapnya
Tokopedia Dikabarkan PHK Besar-Besaran, SMESCO: Sudah Khawatir Sejak Lama
Tokopedia Dikabarkan PHK Besar-Besaran, SMESCO: Sudah Khawatir Sejak Lama

Tokopedia kehilangan ruh-nya sebagai platform-nya UMKM l

Baca Selengkapnya
TikTok Mau Buka E-Commerce di RI, Menkop Teten: Oke Lah, Income-nya Juga Besar Rp8,4 T per Bulan
TikTok Mau Buka E-Commerce di RI, Menkop Teten: Oke Lah, Income-nya Juga Besar Rp8,4 T per Bulan

TikTok dikabarkan akan membuka e-commerce di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Bukan Untungkan Pedagang Tanah Abang dan UMKM, Akuisisi TikTok Hanya Bikin Elit Banjir Cuan
Bukan Untungkan Pedagang Tanah Abang dan UMKM, Akuisisi TikTok Hanya Bikin Elit Banjir Cuan

Transaksi akuisisi Tiktok terhadap Tokopedia bukan semata-mata demi pelaku usaha kecil-menengah dan produk dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Pedagang Pasar Asemka Curhat Kerugian ke Mendag: Setuju TikTok Shop Diatur
Pedagang Pasar Asemka Curhat Kerugian ke Mendag: Setuju TikTok Shop Diatur

Kondisi ini kian diperparah dengan kehadiran TikTok Shop yang menawarkan kepraktisan dan harga produk kecantikan jauh lebih murah dibandingkan pasar offline.

Baca Selengkapnya
Mendag Zulhas Beri Lampu Hijau Tiktok Gabung Tokopedia
Mendag Zulhas Beri Lampu Hijau Tiktok Gabung Tokopedia

TikTok dikabarkan akan bekerja sama dengan Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Waspada Eksploitasi Pasar di Balik Rencana TikTok Gandeng Tokopedia
Waspada Eksploitasi Pasar di Balik Rencana TikTok Gandeng Tokopedia

TikTok dikabarkan akan menggandeng Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Tegas soal Gempuran Tiktok Shop Itu Sosial Media Bukan Ekonomi Media!
VIDEO: Jokowi Tegas soal Gempuran Tiktok Shop Itu Sosial Media Bukan Ekonomi Media!

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui keberadaan e-commerce berbasis media sosial, seperti TikTok Shop membuat bisnis pedagang ke UMKM menjadi anjlok.

Baca Selengkapnya
Tokopedia Dikabarkan PHK Ratusan Karyawan, Pengusaha Pribumi: Sangat Memprihatinkan
Tokopedia Dikabarkan PHK Ratusan Karyawan, Pengusaha Pribumi: Sangat Memprihatinkan

Erik pun kembali menyampaikan pandangannya soal kepemilikan Tokopedia yang saat ini saham mayoritas digenggam oleh Bytedance-Tiktok.

Baca Selengkapnya
Menkop Teten Bakal Ketemu Bos TikTok Pekan Ini, TikTok Shop Kembali Buka?
Menkop Teten Bakal Ketemu Bos TikTok Pekan Ini, TikTok Shop Kembali Buka?

TikTok dikabarkan akan membuka e-commerce di Indonesia.

Baca Selengkapnya
TikTok Belum Ajukan Izin Buka E-commerce di Indonesia
TikTok Belum Ajukan Izin Buka E-commerce di Indonesia

TikTok dikabarkan akan bertemu Jokowi untuk membahas e-commerce.

Baca Selengkapnya