Mengapa hewan pemakan bangkai tidak pernah keracunan?
Merdeka.com - Menjelang Lebaran banyak pedagang nakal yang menjual daging 'tiren' (mati kemarin). Bagi manusia, daging yang bisa dikatakan bangkai itu sangat berbahaya dan bisa menyebabkan keracunan. Menariknya, di Bumi ada banyak hewan-hewan yang bisa bertahan hidup meski setiap hari memakan bangkai. Apakah mereka tidak sakit?
Berdasarkan sebuah video yang diunggah oleh channel YouTube sains Minute Earth, ternyata hewan-hewan pemakan bangkai seperti burung nasar dan hyena mempunyai cara unik untuk tetap hidup meski sudah memakan bangkai. Berikut ulasannya.
Rubah dan serigala
-
Kenapa singa dimumikan? Sekitar 2.600 tahun lalu, tempat itu digunakan untuk upacara pemujaan untuk dewi kucing Bastet dan puttanya, dewa singa Miysis.
-
Kenapa harus hindari hewan liar? Jika Anda mengamati ada hewan liar di sekitar yang menampakkan gejala rabies, hidari kontak langsung dengannya, Tak hanya anjing dan kucing, hewan seperti kelelawar, rubah, rakun, dan serigala juga berpotensi sebagai pembawa virus.
-
Bagaimana hewan liar bisa menyebabkan penyakit? Sejumlah penyakit bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Beberapa penyakit menular ini termasuk: Flu burung, Salmonella, Tuberkulosis, Campak, Virus herpes B.
-
Apa yang ditemukan dari hasil buruan singa? Bekas-bekas pada salah satu tulang menunjukkan tanda-tanda pengulitan kulit binatang, mengisyaratkan bahwa Neanderthal mengambil kulit singa gua untuk keperluan tertentu.
-
Kenapa hewan liar bahaya untuk dipelihara? Hewan liar biasa ditangkap atau dipisahkan dari induknya untuk dijadikan hewan peliharaan. Hewan liar dengan naluri liar sering tidak memiliki temperamen yang baik sebagai hewan peliharaan.
-
Siapa yang bisa terkena penyakit dari hewan liar? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sebagian besar ahli penyakit menular sepakat bahwa asal usul pandemi manusia di masa depan kemungkinan besar akan bersifat zoonosis, dengan satwa liar menjadi sumber utamanya.
Meski lebih suka daging buruan yang 'segar', ternyata rubah dan serigala juga doyan bangkai. Tetapi, mereka tidak asal memakan bangkai yang ada di depan mereka.
Rubah menurut penelitian bisa membedakan mana bangkai yang berasal dari hewan yang mati akibat penyakit atau yang mati akibat dibunuh hewan lain. Dengan kemampuan itu mereka bisa memakan bangkai-bangkai yang segar dan tanpa penyakit.
Kumbang Nicrophorus
Kumbang berukuran mungil dan berwarna hitam dengan totol oranye ni terkenal suka memakan bangkai. Untuk menghindari bakteri dan parasit yang bisa meracuni mereka, kumbang Nicrophorus menyemprotkan lendir yang mengandung anti bakteri di sekujur bangkai tadi.
Setelah itu, kumbang tadi akan menyimpannya bangkai tadi di dalam tanah agar bakteri berbahaya itu mati sebelum akhirnya memakannya.
Hering berjanggut
Burung pemakan bangkai ini dikenal sebagai burung 'blesteran' elang dan burung nasar. Nah, untuk menghindari keracunan setelah memakan bangkai yang biasanya berumur 3 hari lebih, burung bernama latin Gypaetus barbatus ini memiliki perut yang super asam.
Menurut penelitian, asam lambung burung Hering berjanggut lebih asam hingga 10 kali lipat dari manusia. Imbasnya, bakteri bisa dengan mudah dimusnahkan di dalam perutnya. Yang lebih mencengangkan, logam seperti garpu pun diklaim bisa hancur bila dimasukkan dalam lambung burung Hering berjanggut. Wow!
Singa dan Hyena
Bagi dua hewan buas ini, makan bangkai adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Agar tidak mati keracunan, singa dan hyena sering membagikan bakteri berbahaya pada bangkai ke anak-anak mereka.
Cara itu ternyata ampuh membuat anak-anak mereka lebih tahan terhadap bakteri itu saat mereka dewasa. Sekilas hal ini mirip seperti proses vaksinansi pada balita. Cara ini bahkan diklaim membuat singa dan hyena kebal terhadap bakteri Antraks!
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apakah benar burung gagak adalah tanda kematian. Yuk, simak faktanya!
Baca SelengkapnyaAda beberapa hewan yang ternyata tidak buang air besar walaupun tetap makan. Kok bisa? Begini faktanya.
Baca SelengkapnyaTiga orang meninggal dunia diduga karena konsumsi ternak sapi yang telah mati sebelum disembelih
Baca SelengkapnyaPeneliti menegaskan, nyamuk wolbachia tidak berubah menjadi bionik atau transgenik.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, pasien antraks tak perlu dikarantina karena penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaDilansir dari az Animal, beberapa hewan memiliki sistem pencernaan yang efisien, dan kulit pohon merupakan sumber nutrisi, terutama saat musim dingin
Baca SelengkapnyaBeberapa hewan memiliki bau menyengat yang keluar dari tubuhnya.
Baca Selengkapnya