Mengapa kita cenderung berbicara keras ketika menggunakan earphone?
Merdeka.com - Tentu kita sering melakukan ini: kita diajak bicara oleh seorang teman ketika kita sedang asyik mendengarkan musik lewat earphone atau headset. Tanpa kita sadari, kita berbicara dengan sangat keras dan kita jadi pusat perhatian.
Mengapa hal tersebut terjadi?
Hal ini cukup aneh karena di keseharian kita bisa mengontrol suara kita, hanya dengan merasakannya. Hal tersebut sepertinya hilang ketika kita mendengarkan musik lewat earphone, dan bahkan kita tak bisa mengira-ngira energi yang kita keluarkan untuk berbicara.
-
Kenapa suara keras bisa merusak telinga? “Paparan suara keras dapat merusak atau menghancurkan sel rambut yang terdapat dalam organ pendengaran kita,“ jelas Dr. Ana Kim, seorang ahli THT di Columbia University Medical Center di New York City.
-
Apa dampak suara keras terhadap otak? “Suara keras dapat merusak ujung saraf yang halus yang mentransfer informasi listrik dari sel rambut (di dalam telinga) ke otak Anda, yang berpotensi menyebabkan reaksi peradangan dalam otak itu sendiri,“ kata Kim.
-
Bagaimana suara bisa terjadi? 'Perjalanan bunyi memerlukan medium – baik itu partikel udara atau molekul air atau logam, atom padat,'
-
Kenapa orang berkelas suka mendengarkan? Mendengarkan dengan penuh perhatian menunjukkan bahwa mereka menghargai dan menghormati pandangan orang lain, serta membuat mereka menjadi teman curhat yang dipercaya.
-
Bagaimana suara keras bisa mengganggu mood? “Uring-uringan dan kecemasan meningkat di lingkungan yang berisik. Ini menciptakan lebih banyak 'kebisingan latar belakang' mental yang dapat membuat teknik relaksasi atau mengidentifikasi pemicu kecemasan menjadi lebih sulit,“ kata Agarwal.
-
Kenapa headphone bisa merusak pendengaran? Dengan kata lain, kebiasaan mendengarkan musik dengan volume tinggi melalui headphone dapat merusak pendengaran secara bertahap.
Rupanya, hal ini terjadi karena secara alamiah kita secara otomatis mengukur bagaimana intensitas suara yang kita keluarkan dengan mendengarkannya. Ketika kita mendengarkan musik yang spesifik hanya di telinga kita saja, kita tak bisa mendengar suara kita sendiri karena telinga 'disumpal' musik, sehingga kita kehilangan kekuatan perasa untuk mengontrol intensitas suara yang kita keluarkan ketika bicara.
Hal ini serupa dengan kita sedang berada di sebuah konser atau di klub malam dengan suara musik yang menggelegar, di mana kita secara alami akan berteriak ketika berbicara. Bedanya, musik ini hanya ada di telinga kita dan orang lain tak merasakannya. Akhirnya kita jadi orang yang teriak-teriak di suasana yang sepi.
Semoga bermanfaat
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mendengarkan musik secara pribadi melalui earphone memang lebih nikmat. Tapi, Anda harus waspada dengan dampaknya dan gunakan alat ini secara aman.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya sensitivitas kita terhadap suara bisa terjadi secara mendadak akibat sejumlah hal. Kenali sejumlah penyebabnya.
Baca SelengkapnyaIlmuwan memiliki sederet uji coba sebelum menyimpulkan hal itu.
Baca SelengkapnyaPenggunaan headphone dan earphone tetap bisa dilakukan secara aman dengan menerapkan berbagai hal berikut:
Baca SelengkapnyaPenggunaan TWS dan earphone yang terlalu lama bisa menyebabkan dampak kesehatan dan harus dihindari.
Baca SelengkapnyaBukan hanya merasakan getaran, ular pun dapat mendengar orang berteriak. Bahkan orang yang sedang mengobrol.
Baca SelengkapnyaTinggi rendahnya nada dapat memberikan penekanan dalam kata-kata tertentu, membuatnya lebih berarti.
Baca SelengkapnyaDemi kondisi kesehatan telinga, pastikan untuk menentukan mana yang lebih aman digunakan antara earbuds atau headphones.
Baca SelengkapnyaArtikel ini akan membahas pengertian "tone deaf" secara mendalam.
Baca Selengkapnya