Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengapa kita tertawa di atas penderitaan orang lain?

Mengapa kita tertawa di atas penderitaan orang lain? Slapstick comedy. © bristol247.com

Merdeka.com - Sudah menjadi hal yang lumrah jika kita tertawa bila kita bahagia, dan menangis ketika sedih. Namun hal tersebut tak selalu mutlak, layaknya warna hitam dan putih. Beberapa acara televisi di Indonesia mengumbar berbagai humor 'slapstick' yang mungkin menyakiti mereka, namun kita justru tertawa melihatnya.

Dari sini muncul pertanyaan besar. Meski selera humor setiap individu berbeda-beda, mengapa secara umum kita tertawa di atas penderitaan orang lain?

Hal ini akan dijawab dari beberapa sudut pandang. Dilansir dari Medical Daily (2/3), menurut Dr. William Fry, seorang psikolog dari Standford University, jika ada sebuah peristiwa nyata yang ada dalam konteks tidak serius, hal tersebut dapat menyebabkan reaksi psikologis yang tidak lumrah. Sederhananya, jika kita melihat seseorang yang jatuh dari gedung berlantai 20, hal tersebut sangat menyedihkan. Namun jika melihat seseorang jatuh tersandung di jalan, hal tersebut justru lucu. Semua tergantung bagaimana otak kita membingkai kejadian dalam konteks. Tentu tersandung di jalan adalah hal yang memalukan.

Dari sudut pandang lain, kita tertawa melihat seseorang jatuh, karena hal tersebut merupakan suatu hal yang ganjil. Hal ini membuat kita tertawa pada hal yang ambigu, tidak mungkin secara logika, atau sekedar tidak sesuai dengan keadaan. Sebagai contoh, banyak sekali komedian yang membuat materi komedi dari kekurangan dirinya, seperti hidung yang besar, atau badan yang pendek.

Namun pernyataan berbeda datang dari sisi filosofis. Seorang filsuf bernama Henri Bergson, mempunyai teori bahwa masyarakat secara tak sadar melatih seseorang untuk tertawa pada hal yang ceroboh ataupun aneh, karena ini adalah sebuah aturan tak tertulis dari masyarakat. Sehingga, tawa justru adalah pengingat bagi kita untuk berbuat tidak ceroboh, agar tidak memalukan dan ditertawakan oleh masyarakat. Atau dengan kata lain, jika tidak ingin ditertawakan, jadilah 'normal.'

Teori dari Bergson juga sedikit bersinggungan dengan teori dari Thomas Hobbes yang juga seorang filsuf. Hobbes menyatakan bahwa tawa muncul dari perasaan superioritas. Dengan kata lain, Hobbes berpendapat bahwa pecahnya tawa seseorang itu diakibatkan dirinya merasa 'lebih baik secara tiba-tiba' daripada orang yang dia tertawakan.

Dari sisi kedokteran, hal ini pun bisa dijelaskan. Reaksi tawa kita terhadap seseorang yang menderita, bisa jadi adalah akibat salah satu syaraf yang ada di otak. Jika kita melihat seseorang jatuh tersandung, salah satu syaraf akan membuat efek 'cermin' yang membuat kita membayangkan hal tersebut terjadi di otak kita dan memancing kita untuk tertawa.

Berbeda lagi jika hal ini ditelaah dari sisi psikologis, di mana semakin jauh sebuah peristiwa secara psikologis dengan ha yang bersifat 'jahat,' makin seseorang kencang untuk tertawa. Dalam studi di tahun 2010, Psikolog dari University of Colorado menjelaskan bahwa melihat seseorang menderita, akan menjadi lucu jika kita tak merasakan empati. Jika kita melihat film komedi, di mana sang aktor tertimpa sial, kita akan tetap tertawa melihatnya. Akan sangat berbeda jika kita melihat sendiri kesialan yang menimpa orang terdekat kita.

Sederhananya, makin dekat kita dengan seseorang makin besar peluang ancaman dan perasaan tidak aman yang kita rasakan, sehingga tawa tak akan semudah itu muncul dari mulut kita. Tawa dari dalam hati, mungkin, namun tidak di mulut.

jadi, apakah Anda termasuk orang yang sering menertawakan, atau ditertawakan? (mdk/idc)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Memahami Self Deprecating Humor: Merendahkan Diri Demi Bikin Orang Lain Tertawa
Memahami Self Deprecating Humor: Merendahkan Diri Demi Bikin Orang Lain Tertawa

Humor ini sering digunakan sebagai cara untuk menunjukkan kerendahan hati atau untuk mengurangi ketegangan sosial.

Baca Selengkapnya
Saat Terjatuh, Sebagian Besar Pemotor Membunyikan Klakson
Saat Terjatuh, Sebagian Besar Pemotor Membunyikan Klakson

Kebiasaan sebagian besar pemotor adalah membunyikan klakson ketika jatuh. Sudah jatuh, bukannya beranjak sendiri, malah nunggu ditolongin.

Baca Selengkapnya
Fakta Orang yang Mudah Tertawa dan Jarang Diketahui, Ketahui Alasan dan Dampaknya
Fakta Orang yang Mudah Tertawa dan Jarang Diketahui, Ketahui Alasan dan Dampaknya

Ketahui fakta orang yang mudah tertawa berikut ini, ternyata ada alasan di baliknya.

Baca Selengkapnya
75 Dark Jokes Lucu Aneka Tema, Menohok Sekaligus Menghibur
75 Dark Jokes Lucu Aneka Tema, Menohok Sekaligus Menghibur

Dark jokes membuktikan bahwa kegelapan dapat diubah menjadi sumber kegembiraan.

Baca Selengkapnya
Orang-orang Ini Tewas Karena Tertawa, Begini Penyebabnya Menurut Sains
Orang-orang Ini Tewas Karena Tertawa, Begini Penyebabnya Menurut Sains

Berikut adalah penyebab orang-orang yang tewas seketika saat tertawa lepas.

Baca Selengkapnya
Ini yang Terjadi pada Otak Manusia jika Mendengar Lelucon yang Bikin Ketawa Ngakak
Ini yang Terjadi pada Otak Manusia jika Mendengar Lelucon yang Bikin Ketawa Ngakak

Ternyata humor memiliki pengaruh kepada neuron pada otak manusia. Salah satunya seperti ini.

Baca Selengkapnya
100 Jokes Lucu dan Menghibur untuk Nongkrong, Buat Suasana Makin Hidup
100 Jokes Lucu dan Menghibur untuk Nongkrong, Buat Suasana Makin Hidup

Jokes adalah bentuk ekspresi humor yang dirancang untuk membuat orang tertawa atau merasa senang.

Baca Selengkapnya
40 Kata-kata Galau Lucu dalam Bahasa Jawa, Paling Ngenes Tapi Bikin Ngakak
40 Kata-kata Galau Lucu dalam Bahasa Jawa, Paling Ngenes Tapi Bikin Ngakak

Kata-kata galau lucu dalam Bahasa Jawa berikut tidak hanya mengobati rasa gundahmu tapi juga menghibur.

Baca Selengkapnya