Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengapa memblokir Telegram tak akan berhentikan teroris dan radikal?

Mengapa memblokir Telegram tak akan berhentikan teroris dan radikal? Keterkaitan Telegram dengan terorisme. © CBC, BBC, Buzfeed, The Daily Dot

Merdeka.com - Pemerintah melalui Menkominfo, secara resmi memblokir salah satu aplikasi chat yang diduga menjadi favorit para teroris untuk menyebarkan faham radikal, Telegram. Saat ini, Kemkominfo sedang menjajaki proses komunikasi dengan pihak Telegram.

Namun, perlukah memblokir Telegram?

Dilansir dari Vox, menurut seorang pakar anti-teroris dari George Mason University, Ahmet S. Yayla, tentu Telegram perlu berbuat lebih untuk membenahi berbagai sistem di aplikasinya. Meski demikian, menurutnya, memblokir bukanlah cara yang tepat.

Orang lain juga bertanya?

"Jika Telegram diblokri di Rusia, teroris akan dapat menemukan aplikasi lain dalam satu atau dua hari," ungkapnya.

Telegram sendiri membela perusahaannya dengan sebuah posting blog berjudul "Do Not Shoot The Messenger." Lewat kiriman blog tersebut, juru bicara Telegram, Markus Ra, mengatakan bahwa melarang keberadaan Telegram atau memaksa aplikasi untuk untuk menghapus layanan enkripsi, hanya akan mendorong para teroris untuk mencari alternatif lain.

Faktanya, alternatif lain itu sangat banyak tersedia. Jika tren blokir memblokir terus dilakukan, masalah tak akan terselesaikan dan berbagai aplikasi habis diblokir.

Menurut Jade Parker, periset di grup riset TAPSTRI yang khusus mengamati penggunaan internet oleh teroris, sebenarnya anggota ISIS sudah menggnakan aplikasi olah pesan dengan proteksi enkripsi selain Telegram, yakni Chat Secure dan Jabber. Yang mereka incar memang proteksi enkripsi dari aplikasinya layaknya apa yang dilakukan Telegram.

"Jika kita mematikan Telegram, ISIS hanya akan pindah ke tempat lain," kata Parker. Mengutip pernyataan Parker setelahnya, terdapat desas-desus bahwa para pemimpin ISIS telah mencari proyeksi platform untuk menyebar propaganda. Salah satu yang dilirik adalah Baaz, sebuah aplikasi olah pesan yang berbasis di San Fransisco.

Telegram pun tak cuma diblokir di Indonesia. China, Iran, Arab Saudi, dan yang paling keras mengecamnya, Rusia, semua melaran keberadaan Telegram di negaranya. Tentu berbagai ancaman dan blokir hanya sekedar reaksi sederhana terhadap masalah utama yang jauh lebih besar, yakni terorisme.

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ukraina Larang Keras Pakai Telegram
Ukraina Larang Keras Pakai Telegram

Otoritas Ukraina melarang penggunaan Telegram di kalangan militer dan orang-orang yang berkaitan dengan keamanan nasional.

Baca Selengkapnya
Menkominfo Ancam Tutup Telegram Jika Tak Respons Surat Peringatan Ketiga
Menkominfo Ancam Tutup Telegram Jika Tak Respons Surat Peringatan Ketiga

Budi mengatakan, sudah banyak bukti jika Telegram kerap mengizinkan konten judi online dalam aplikasinya.

Baca Selengkapnya
Menkominfo Ancam Tutup jika Telegram Tidak Kooperatif Ikut Berantas Judi Online
Menkominfo Ancam Tutup jika Telegram Tidak Kooperatif Ikut Berantas Judi Online

Platform digital Telegram tidak kooperatif dalam penanganan judi online.

Baca Selengkapnya
Gandeng TNI dan BNPT, Kominfo Blokir 174 Akun Radikalisme
Gandeng TNI dan BNPT, Kominfo Blokir 174 Akun Radikalisme

Kominfo telah memblokir akun-akun yang terindikasi menyebar paham radikalisme.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kemkomdigi Blokir Telegram dengan 6 Ribu Pengikut Terafiliasi Judi Online
VIDEO: Kemkomdigi Blokir Telegram dengan 6 Ribu Pengikut Terafiliasi Judi Online

Kemkomdigi mengatakan telah memblokir saluran Telegram yang terafiliasi dengan judi online. Hal ini disampaikan melalui akun YouTube Kemkomdigi TV

Baca Selengkapnya
Bukan Hanya Blokir, tapi Denda Rp 500 Juta per Konten jika X Bandel Sebarkan Video Porno
Bukan Hanya Blokir, tapi Denda Rp 500 Juta per Konten jika X Bandel Sebarkan Video Porno

Pemerintah Indonesia tak segan-segan memblokir X jika terbukti melegalkan penyebaran video porno.

Baca Selengkapnya
Aplikasi TEMU Sudah Diblokir Kominfo, Kok Masih Muncul di PlayStore?
Aplikasi TEMU Sudah Diblokir Kominfo, Kok Masih Muncul di PlayStore?

Ada rangkaian proses yang mesti dilewati agar aplikasi TEMU tidak muncul lagi di PlayStore.

Baca Selengkapnya
X Bolehkan Konten Pornografi, Kemenkominfo Kaji Pemblokiran Platform
X Bolehkan Konten Pornografi, Kemenkominfo Kaji Pemblokiran Platform

Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah mengkaji untuk memblokir media sosial X yang memperbolehkan unggahan konten pornografi di platform itu.

Baca Selengkapnya
Elon Musk sebut Harusnya Mark Zuckerberg yang Ditangkap Bukan Pavel Durov
Elon Musk sebut Harusnya Mark Zuckerberg yang Ditangkap Bukan Pavel Durov

Elon Musk justru pemerintah Prancis menangkap Mark Zuckerberg bukan Pavel Durov.

Baca Selengkapnya
Remaja 19 Tahun Diciduk Densus, Generasi Muda Dinilai Rentan Terpapar Radikalisme
Remaja 19 Tahun Diciduk Densus, Generasi Muda Dinilai Rentan Terpapar Radikalisme

Menjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Harus Memiliki Ketahanan Ideologi Melawan Terorisme
Masyarakat Harus Memiliki Ketahanan Ideologi Melawan Terorisme

Untuk membentuk ketahanan ideologi masyarakat, salah satunya dengan mendekati dan memberi arahan kepada para takmir masjid.

Baca Selengkapnya
Admin Telegram Pembajak Series Lokal Vidio Berhasil Diringkus
Admin Telegram Pembajak Series Lokal Vidio Berhasil Diringkus

Penangkapan pertama dilakukan pada Februari 2024 silam pada tersangka Renaldi berusia 22 tahun.

Baca Selengkapnya