Mengejutkan, ini 6 negara maju yang ternyata gampang dihack!
Merdeka.com - Semakin maju sebuah negara, tentu semakin tinggi tingkat kewaspadaan sekaligus teknologinya untuk menghadapi serangan hacker. Akan tetapi, hasil penelitian lembaga keamanan siber, Rapid7, ada negara-negara maju yang warganya paling rentan jadi korban serangan harcker.
Menurut Rapid7, banyak negara-negara Barat yang mengutamakan kompetisi dan bisnis ketimbang keamanan data mereka. Hasilnya, negara-negara yang jadi pilar utama ekonomi dunia ini menjadi target utama peretas.
Data Rapid7 menunjukkan bila Belgia menjadi negara yang paling terekspose kerentanannya di dunia maya. Nyaris satu per tiga sistem komputer dan perangkat di Belgia rentan diretas. Hal ini cukup ironis mengingat negara ini termasuk sangat maju internet dan ekonominya.
-
Dimana negara yang paling banyak kena kejahatan siber? Dengan 791.790 bisnis yang terkena dampak penipuan online, AS adalah salah satu negara yang paling banyak mengalami kejahatan dunia maya.
-
Negara mana yang paling terkena Ransomware? Berikut adalah daftar negara-negara dengan tingkat serangan ransomware tertinggi berdasarkan data dari Statista per Maret 2022 hingga Maret 2023: SingapuraSingapura menduduki peringkat pertama dengan tingkat serangan ransomware tertinggi. Sebanyak 84 persen perusahaan di Singapura mengalami ransomware dalam 12 bulan terakhir.
-
Apa saja serangan siber yang paling sering terjadi? Laporan tersebut menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara. Mulai dari yang berkaitan dengan ransomware, fraud, hingga identity and social engineering.
-
Kenapa hacker menyerang negara-negara tertentu? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Data apa yang diserang hacker? Kasus serangan hacker terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 membuka fakta lemahnya proteksi sistem di Indonesia.
-
Ransomware apa yang paling berbahaya? Ransomware adalah varian malware yang secara khusus menargetkan file dan sistem dengan mengenkripsinya menggunakan protokol yang tidak dapat dibobol tanpa kunci dekripsi yang benar.
Berikut adalah daftar negara maju yang paling rentan diretas di dunia.
- Belgia
- Australia
- China
- Hong Kong
- Prancis
- Amerika Serikat
Rapid7 mengatakan bila tingginya kerentanan akan aksi peretasan terjadi akibat penggunaan jaringan internet kuno, terutama dari era Perang Dingin atau tahun 1980an. Penggunaan jaringan internet yang umurnya di atas 10 tahun memang diklaim tidak terlalu aman oleh Rapid7.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak situs web yang berhasil diretas oleh hacker meski sudah diberi keamanan paling canggih.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaBerikut deretan negara-negara yang warganya sering dikuntit secara digital.
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie Setiadi menyebut, bahwa tidak ada negara di seluruh dunia yang tidak terkena serangan Ransomware.
Baca SelengkapnyaSeorang pakar di Keeper Security menyampaikan, setelah ponsel terhubung dengan colokan USB, peretas dapat mengakses gawai Anda.
Baca SelengkapnyaBanyak orang memakai kode PIN dengan angka yang sering dijumpai. Padahal hal itu sangat berbahaya.
Baca SelengkapnyaTidak ada perlindungan yang signifikan dalam sistem satelit. Semua disebut bisa dieksploitasi.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar negara-negara yang kerap diserang hacker.
Baca SelengkapnyaFatalitas serangan siber tidak hanya mengancam pertahanan satu negara.
Baca SelengkapnyaMudah bagi hacker meretas kamera ponsel atau laptop dan merekam aktivitas penggunanya secara diam-diam.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar negara yang paling banyak diserang ransomware
Baca Selengkapnya