Mengenang 3 raksasa teknologi dunia yang sempat berjaya
Merdeka.com - Bisnis teknologi memang dinamis. Perubahan sangat cepat sekali, sehingga jika tak bisa berinovasi, maka hancurlah mereka.
Faktor terlambat berinovasi dan terlalu sayang pada produk sendiri kerap menjadi faktor utama sebuah raksasa teknologi dikalahkan oleh perusahaan 'rising star' yang terbuka akan perubahan.
Korbannya pun beragam, mulai dari produsen gadget hingga penyedia layanan digital yang sempat berjaya pun akhirnya jatuh. Berikut tiga perusahaan teknologi dunia ternama yang sempat bangkrut setelah memperoleh zaman keemasannya.
-
Kenapa perusahaan teknologi PHK karyawan? Pengurangan tenaga kerja ini mencerminkan tren yang lebih luas di industri, didorong oleh langkah penghematan biaya, upaya restrukturisasi, dan pergeseran strategi menuju teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI).
-
Apa yang terjadi pada karyawan di perusahaan teknologi? Setidaknya, ada 317 perusahaan teknologi yang terdeteksi melakukan PHK massal sepanjang 2024. Beberapa nama besar seperti Tesla, Toshiba, Dell, Xerox, Paypal seakan berlomba-lomba melakukan PHK dalam jumlah besar sejak awal tahun.
-
Apa yang dialami startup di Indonesia? Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Glints dan Monk's Hill Ventures (MHV) mengenai performa perusahaan startup di Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun 2024 menunjukkan adanya penurunan gaji bagi karyawan startup, khususnya di Indonesia.
-
Siapa saja yang kena PHK di perusahaan teknologi? Tidak hanya perusahaan kecil, raksasa teknologi seperti Apple, Microsoft, dan Google juga terus mengurangi jumlah karyawan mereka tahun ini, meskipun telah mengumumkan PHK massal tahun lalu.
-
Siapa saja yang terkena PHK massal di perusahaan teknologi? Beberapa nama besar seperti Tesla, Toshiba, Dell, Xerox, Paypal seakan berlomba-lomba melakukan PHK dalam jumlah besar sejak awal tahun.
-
Kenapa PHK massal terjadi di perusahaan teknologi? Penyebab PHK massal di perusahaan teknologi pun bermacam-macam. Ada yang melakukan PHK karena restrukturisasi bisnis, mengurangi biaya operasional, serta penurunan permintaan produk.
Wang Laboratories
Wang Laboratories adalah perusahaan kalkulator terkenal yang bercabang ke pengolah kata elektronik. Perusahaan ini menandai kejayaanya pada tahun 1970-an.ÂÂ
Wang mengembangkan pengolah kata sistem operasi canggih untuk mencocokkan hardware pada saat itu. Bahkan, Wang sempat mengaku lebih inovatif ketimbang IBM, salah satu raksasa teknologi 'uzur' yang sampai sekarang masih bertahan.
Perusahaan tertinggal ketika teknologi mengambil lompatan besar ke depan. Ketika itu IBM membuat PC yang jauh lebih baik ketimbang sistem operasi Wang, mengandalkan penggabungan banyak aplikasi di satu perangkat.
Wang pun mencoba untuk bangkit, tetapi keputusan Wang untuk memproduksi perangkat lunak pengolah kata yang terintegrasi pada PC terlambat. Wang akhirnya bangkrut di tahun 1992.
Kodak
Lebih dari satu abad lalu, Kodak hadir dan memperkenalkan fotografi ke masyarakat di dunia melalui produknya. Bahkan, Neil Amstrong pernah menggunakannya saat menginjakkan kaki di bulan pada tahun 1969.
Namun sayangnya, perusahaan ini gagal lantaran tak bisa beradaptasi dengan perubahan yang begitu cepat. Apalagi kalau bukan mengikuti tren digital.
Dalam beberapa tahun terakhir, pimpinan perusahaan gagal memulihkan keuntungan tahunan. Kas yang terus terkuras membuat Kodak kesulitan memenuhi kewajibannya terhadap karyawan dan pensiunannya.
Namun, kini Kodak berusaha bangkit kembali mengejar ketertinggalan. Salah satunya dengan memproduksi smartphone.
Napster
Jika sering mendengar fakta tentang industri musik yang saat ini sedang terpuruk, mungkin Napster adalah salah satu yang bisa ‘disalahkan’.ÂÂ
Melalui layanan peer-to-peer, Napster menawarkan cara baru untuk berbagi musik. Napster memungkinkan  penggunanya mendownload musik dari pengguna lain dengan  mudah. Layanan ini  membuat tingkat pembajakan musik makin besar dan merugikan industri musik pada saat itu.
Dalam waktu kurang dari setahun, pengguna Napster sudah melewati 25 juta dan naik menjadi 70 juta pada tahun 2001.ÂÂ
Pada tahun 2000  Napster ditutup karena tuntutan dari kalangan industri musik dan film, memaksa Napster mengubah model bisnis dan menghentikan fasilitas sharing-nya. Pada akhirnya, Napster dinyatakan bangkrut pada bulan Juni 2002.
Namun industri musik dan film belum bisa benar-benar pulih hingga saat ini.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Holmes mendadak bangkrut setelah alat-alat kesehatan buatannya diragukan.
Baca SelengkapnyaPenyebab PHK massal di perusahaan teknologi pun bermacam-macam. Ada yang melakukan PHK karena restrukturisasi bisnis, mengurangi biaya operasional dan lainnya.
Baca SelengkapnyaTech winter adalah periode penurunan atau stagnasi dalam industri teknologi.
Baca SelengkapnyaSebuah penelitian menunjukkan bahwa Apple tidak menduduki peringkat sebagai perusahaan paling inovatif di dunia.
Baca SelengkapnyaDulu kotak makan Tupperware jadi favorit ibu-ibu untuk bekal anak, tapi kini Tupperware terancam bangkrut karena gagal melunasi hutang.
Baca SelengkapnyaGelombang PHK di sektor teknologi berlanjut di 2024, dengan lebih dari 136.000 karyawan terkena dampak.
Baca SelengkapnyaKecurangan itu mulai terendus pada 2015. Berikut rentetan awal mula Toshiba terpuruk lalu bangkrut.
Baca SelengkapnyaSalah satunya yaitu waralaba asal Jepang yang sangat diganderungi anak-anak remaja.
Baca SelengkapnyaPerusahaan ini ialah PT Tera Data Indonusa Tbk. Korporasi IT nasional yang berdiri sejak tahun 1991.
Baca SelengkapnyaSebelum kamera digital marak di pasaran, Kodak pernah menguasai dunia fotografi.
Baca SelengkapnyaIndustri tekstil Tanah Air pernah berjaya. Bahkan perusahaan Indonesia sempat menyuplai seragam militer untuk 30 negara.
Baca SelengkapnyaMulti level marketing jadi tumpuan Tupperware menjual produknya. Namun skema ini justru menjadi bumerang.
Baca Selengkapnya