Menggunakan Facebook sama saja dengan tidak puas akan hidup?
Merdeka.com - Facebook adalah jejaring sosial ternama dan nomor satu sampai saat ini. Namun menurut penelitian, siapapun yang menggunakan jejaring sosial ini tidak memiliki rasa bahagia dalam hidupnya.
Menurut sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Ethan Kross dari University of Michigan dan Philippe Verduyn dari Leuven University, Belgium, mengatakan bahwa siapa saja yang menggunakan Facebook memiliki rasa tidak puas akan hidupnya.
Seperti yang dikutip dari Bussiness Insider (04/01), dalam investigasi terakhir, terungkap bahwa Facebook memiliki asosiasi dengan kecemburuan, tensi sosial, isolasi dan depresi.
-
Apa itu sampel dalam penelitian? Sementara sampel adalah bagian dari populasi yang hendak diteliti.
-
Bagaimana perusahaan seperti Facebook mengumpulkan data pengguna? Dokumen tersebut menguraikan proses enam langkah bagaimana perangkat lunak Active-Listening mengumpulkan data suara pengguna dari berbagai perangkat.
-
Bagaimana penelitian dilakukan? Dalam Journal Current Biology, para peneliti memasang speaker dan kamera di sekitar 21 lubang air di South Africa‘s Greater Kruger National selama musim kemarau. Itu dilakukan dari bulan Juni hingga Agustus.
-
Siapa saja yang menjadi peserta dalam penelitian ini? Partisipan dalam studi ini adalah 115.726 orang dari studi Health Examinees (HEXA), yang bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang memengaruhi masalah kesehatan jangka panjang pada orang dewasa Korea di atas usia 40 tahun.
-
Siapa yang melakukan penelitian ini? Penelitian yang dipublikasikan di European Journal of Heart Failure ini dipimpin oleh Profesor Neil Herring, Profesor Kedokteran Kardiovaskular dan Konsultan Kardiologi di DPAG, bekerja sama dengan Profesor Pardeep Jhund dari University of Glasgow.
Peneliti menggunakan data dari 82 pengguna Facebook untuk mereka analisis. Para sukarelawan yang rata-rata berusia 20 tahun tersebut sepakat untuk melaporkan segala aktivitas di Facebooknya selama 2 minggu dan 5 hari sekali. Laporan aktivitas itu dikirimkan ke para peneliti dimulai pada pukul 10 pagi sampai dengan tengah malam.
Dari hasil penelitian tersebut terungkap bahwa emosi mayoritas dari pengguna Facebook itu seperti merangsang sisi iri atau cemburu di dalam tubuh ketika mereka melihat sesuatu yang bagus dan indah melalui tampilan di account Facebook-nya.
Dikarenakan ada sisi-sisi negatif yang lebih cenderung muncul, maka kesimpulan awal adalah pengguna jejaring sosial ini rentan terhadap serangan rasa tidak puas akan hidupnya sekarang ini.
Walaupun telah mengungkapkan demikian, namun para peneliti belum berani mengatakan bahwa hal ini dapat dihantam merata ke seluruh pengguna Facebook di seluruh dunia, karena yang lingkup yang mereka teliti adalah para remaja berusia 20 tahun dengan jumlah terbatas dan hanya dalam tempat dengan scope terbatas saja.
Mungkin saja, hal tersebut dapat terbantahkan apabila suatu penelitian melibatkan banyak orang dari berbagai usia dan bermacam-macam tempat asalnya.
(mdk/das)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu temuan paling signifikan dari survei ini adalah bahwa hal yang paling memengaruhi kebahagiaan Generasi Z adalah tujuan hidup mereka di tempat kerja.
Baca SelengkapnyaWHO memperingatkan adanya efek buruk dari penggunaan media sosial.
Baca SelengkapnyaPenelitian dari Amnesty Internasional menunjukkan bahaya dari konten TikTok, terutama untuk anak-anak dan remaja.
Baca SelengkapnyaGenerasi Z menganggap media sosial paling banyak berdampak negatif.
Baca Selengkapnyaide mengakhiri hidup bisa terdeteksi pada remaja, menurut hasil studi
Baca SelengkapnyaBerikut kata-kata galau tapi lucu buat status di FB dan media sosial lainnya yang sangat menghibur.
Baca SelengkapnyaSadfishing bisa menjadi perilaku untuk mencari simpati dan perhatian di media sosial.
Baca SelengkapnyaPada saat ini banyak remaja yang kecanduan menggunakan internet. Hal ini ternyata bisa berdampak signifikan terhadap kondisi otak mereka.
Baca SelengkapnyaTren Labubu mencerminkan fenomena FOMO yang semakin menguat di kalangan generasi muda. Simak penyebab FOMO dan bagaimana menghadapinya.
Baca SelengkapnyaData menunjukkan bahwa banyak dari mereka mengalami gangguan jiwa, dan ini dapat berdampak serius pada masa depan mereka jika tidak ditangani dengan baik.
Baca SelengkapnyaPenggunaan media sosial secara teratur dapat mengubah perkembangan otak anak-anak secara berbahaya, bahkan anak-anak di usia 13 tahun.
Baca Selengkapnya