Menkominfo bantah merger XL-Axis rugikan negara
Merdeka.com - Menkominfo Tifatul Sembiring mengungkapkan merger PT XL Axiata Tbk dengan PT Axis Telekom tidak merugikan negara, bahkan memberikan pendapatan negara bukan pajak sebesar Rp 1 triliun tahun ini dan potensi pendapatan Rp 4 triliun sampai 2023 untuk 5 MHz yang dilepas XL.
"Proses merger ini justru sangat menguntungkan negara, baik dari aspek peningkatan perolehan PNBP, khususnya dari BHP frekuensi secara maksimal, dan juga dari aspek pemanfaatan spektrum frekuensi radio dari kemungkinan kondisi yang idle," tegasnya, Rabu (11/12).
Secara komulatif, tambahnya, jika merger akuisisi ini diikuti dengan rangkaian proses penarikan kembali izin pita spektrum frekuensi radio selebar 2 x 10 MHz di pita frekuensi 2,1 GHz (3G), yaitu frekuensi 1975-1980 MHz yang berpasangan dengan 2165-2170 MHz dan frekuensi 1955-1960 MHz yang berpasangan dengan 2145-2150 MHz, dan kemudian dilakukan seleksi terhadap dua blok frekuensi yang ditarik tersebut, pada akhirnya menambah perolehan BHP frekuensi sekitar Rp 4 triliun.
-
Bagaimana Menkominfo berpendapat tentang merger XL dan Smartfren? 'Saya sudah bilang, ‘kami mendukung. Soal yang lain-lain, komersialnya, silakan kalian omongin sendiri,' Ia mengungkapkan bahwa Kominfo tidak akan ikut campur mengenai urusan bisnis ke bisnis (B2B) dalam upaya merger tersebut.
-
Apa yang didukung oleh Menkominfo terkait XL Axiata dan Smartfren? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, menyatakan Pemerintah Indonesia mendukung dilakukannya merger atau penyatuan usaha antara dua operator seluler di Indonesia, yaitu XL Axiata dan Smartfren.
-
Apa rencana XL dan Smartfren setelah merger? Dalam presentasi yang kami sampaikan, terdapat rencana bisnis yang mencakup langkah-langkah yang akan kami ambil dalam jangka waktu satu, tiga, hingga lima tahun ke depan. 'Ketika tim evaluasi Komdigi mulai melakukan penilaian, kami tentu akan melakukan diskusi untuk membahas hasil evaluasi tersebut,' ujar Merza.
-
Mengapa XL Axiata dan Smartfren ingin merger? Dian mengungkapkan bahwa konsolidasi atau penggabungan dua operator tidak hanya menguntungkan bagi perusahaan yang terlibat, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan industri secara keseluruhan.
-
Bagaimana proses merger XL Axiata dan Smartfren berjalan? Menurut Dian Siswarini, CEO dan Presiden Direktur XL Axiata, tahap due diligence antara kedua perusahaan kini sudah berada di penghujung. 'Sekarang hilal sudah kelihatan sedikit, jadi proses due diligence-nya sudah memasuki tahap akhir. Jadi, diharapkan kita bisa memasuki proses selanjutnya,' ungkap Dian Siswarini dalam acara Media Gathering XL Axiata di Yogyakarta pada Rabu, (23/10), dikutip dari Liputan6.
-
Kapan XL Axiata dan Smartfren akan merger? Proses penggabungan atau merger XL Axiata dan Smartfren diharapkan dapat rampung pada semester pertama tahun 2025.
Menurut Tifatul, seandainya keputusan untuk memberikan persetujuan terhadap permohonan merger-akuisisi yang dilakukan oleh PT XL Axiata dengan PT Axis Telekom Indonesia ini tidak segera diambil, Axis menyatakan sendiri akan bangkrut sehingga tidak bisa melakukan kewajiban pembayaran BHP frekuensi.
Sebagaimana diketahui, Menkominfo Tifatul Sembiring pada 28 November 2013 telah memberikan persetujuan terhadap permohonan merger-akuisisi yang dilakukan XL dan Axis. Persetujuan tersebut diikuti dengan pengambilan dua blok frekuensi 3G.
Tifatul menegaskan keputusan tersebut juga sudah melalui pembicaraan dengan operator lainnya, yaitu Telkomsel dan XL dan telah melalui kajian terkait persaingan usaha.
Sebelumnya, Anggota DPR Chandra Tirta Wijaya mengatakan Menkominfo Tifatul Sembiring keliru dalam mengambil keputusan terkait merger XL-Axis. Untuk itu, tambahnya, Komisi I DPR akan meminta Menkominfo memberikan klarifikasi kepada DPR.
"Merger antara XL-Axis tersebut berisiko merugikan negara, akibat peralihan frekuensi dari perusahaan Arab Saudi itu kepada perusahaan Malaysia. Penguasaan frekuensi kepada asing selama ini justru pemanfaatannya tidak maksimal," tegas Chandra.
Menurutnya, industri seluler perlu ditata dengan lebih efisien, adil dan transparan, dengan berorientasi kemudahan konsumen sehingga alokasi frekuensi harus sesuai dengan ukuran dan daya jangkau masing-masing operator. (mdk/dzm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
XL Axiata dan Smartfren dirumorkan akan merger. Kominfo memberi restu.
Baca SelengkapnyaSetelah dirumorkan merger, kini Axiata dan SinarMas saling mulai menjajaki.
Baca SelengkapnyaPada periode ini, pendapatan data dan layanan digital mencapai Rp 23,38 triliun, atau sekitar 92 persen dari total pendapatan.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait rencana merger XL dan Smartfren.
Baca SelengkapnyaPlate terjerat kasus korupsi penyediaan infrastruktur BTS 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 BAKTI Kominfo Tahun 2020-2022.
Baca SelengkapnyaHal itu seperti tidak ada persaingan sama sekali antar pengusaha barang dan jasa.
Baca SelengkapnyaPresiden Direktur Smartfren justru menanyakan balik statement pemerintah soal BTS tak lagi dipakai setelah ada Starlink.
Baca SelengkapnyaKondisi operator seluler di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaProses merger antara XL dan Smartfren semakin mendekati tahap akhir.
Baca SelengkapnyaJika nilai kerugian negara Rp271 triliun digunakan untuk program BLT bisa dinikmati 451.666 keluarga miskin.
Baca SelengkapnyaPT Timah pertama kali teken kerja sama dengan lima smelter swasta pada tahun 2018 hingga 2020.
Baca SelengkapnyaTak mudah bagi industri telekomunikasi untuk menatap masa depan. Butuh bantuan pemerintah agar bisnis mereka terus berkelanjutan.
Baca Selengkapnya