Menkominfo: Internet murah jika operator telko berbagi infrastruktur
Merdeka.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, menyatakan bahwa pihaknya mendorong agar tarif internet per kilo byte bisa turun. Salah satu cara yang sedang ditempuhnya adalah meminta para operator telekomunikasi untuk melakukan sharing infrastruktur.
Hal ini, kata dia, bertujuan agar terjadinya efisiensi sehingga berujung terhadap harga per kilobyte bisa dijual lebih murah.
"Ini yang terus dilakukan pemerintah, karena semuanya tidak bisa berjalan sendiri," jelas dia di Jakarta, Rabu (2/12).
-
Dimana saja internet belum merata? Masalah pemerataan dan kecepatan itu ya memang harus dilakukan secara paralel gitu ya. Kalau pemerataan itu kan memang masih ada 20 persen dari wilayah 3T (Terluar, Tertinggal, Terdepan-red) yang belum mendapatkan internet dengan bagus gitu ya, bahkan juga masih blank spot.
-
Siapa saja yang belum terhubung internet? Mereka menyebutkan bahwa sebanyak 2,7 miliar orang di dunia belum mendapatkan akses internet.
-
Dimana kualitas jaringan telekomunikasi di Indonesia masih kurang? 'Penetrasi internet di masyarakat sudah 80% bisa kita bilang karena data terakhir APJII 2024, data menunjukkan 79,5%. Hanya saja, kita masih punya problem yang namanya digital divide, belum semua wilayah memiliki kualitas layanan telekomunikasi yang baik,' jelasnya.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Bagaimana cara mengatasi masalah kualitas internet di Indonesia? Nezar Patria optimis tantangan itu dapat diselesaikan melalui program penguatan sinyal dan peningkatan kapasitas jaringan.
-
Siapa yang terima bantuan internet? Penerima bantuan terutama para pelaku UMKM di daerah yang jauh dari perkotaan dan masih kesulitan akses Internet.
Yang dimaksud dengan sharing infrastruktur, kata pria yang akrab disapa Chief RA ini adalah berupa penggunaan Base Tranceiver Station (BTS) bersama-sama. Nah, sebetulnya, usulan sharing penggunaan BTS itu disetujui operator.
Namun, kata dia, ada pihak yang merasa tidak setuju dengan usulan tersebut.
"Kalau kayak gini yang bermasalah selama ini kan vendor infrastruktur jaringan. Mereka khawatir bisa mengurangi pendapatan. Tapi kan, justru nantinya operator akan membangun banyak lagi, jika pengguna layanan telekomunikasi semakin meningkat," terangnya.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Respons pengusaha internet mendengar statment pejabat pemerintah soal harga murah Starlink.
Baca SelengkapnyaXL Axiata dan Smartfren dirumorkan akan merger. Kominfo memberi restu.
Baca SelengkapnyaTak segampang membalikan telapak tangan untuk membuat harga internet murah.
Baca SelengkapnyaGara-gara kecepatan internet Indonesia masih kalah dengan negara tetangga, Menkominfo mau buat regulasi khusus.
Baca SelengkapnyaAda hal lain nampaknya dari rayuan pemerintah ke Elon Musk untuk hadirkan satelit Starlink.
Baca SelengkapnyaBocoran ini bersifat kajian yang dilakukan KPPU terhadap penyedia internet Low Earth Orbit (LEO).
Baca SelengkapnyaYang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah pemerataan akses internet.
Baca SelengkapnyaKondisi operator seluler di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaPresiden Direktur Smartfren justru menanyakan balik statement pemerintah soal BTS tak lagi dipakai setelah ada Starlink.
Baca SelengkapnyaKerja sama ini memungkinkan Telkomsat untuk menggelar layanan bisnis berbasis Starlink.
Baca SelengkapnyaOperator seluler khawatir jika tidak ada ketidakadilan dalam berbisnis saat satelit Starlink Elon Musk masuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenggelaran jaringan 5G yang massif masih terganjal 'ketiadaan' frekuensi.
Baca Selengkapnya