Menkominfo sebut Tak Ingin Berandai-andai soal Peretasan WhatsApp
Merdeka.com - Malware Pegasus ramai diperbincangkan. Bukan asal malware, tetapi spyware yang mampu menembus enkripsi WhatsApp. Munculnya informasi ini berasal dari Facebook yang menduga bahwa perusahaan NSO Group asal Israel telah melakukan tindakan melawan hukum.
Facebook sebagai induk perusahaan WhatsApp mengatakan dengan yakin bahwa sekitar 1.400 orang menjadi sasaran eksploitasi panggilan telepon, termasuk wartawan, pengacara, aktivis hak asasi manusia, pejabat pemerintah, pembangkang politik dan diplomat.
Lalu, apakah orang Indonesia terkena korbannya?
-
Dari mana malware ini disebar? Walau begitu, Zimperium mengungkapkan jika malware berformat APK ini belum terdeteksi di Google Play Store. Dari situ diketahui jika aplikasi berbahaya tersebut didistribusikan lewat cara alternatif, seperti toko aplikasi pihak ketiga.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Apa modus penipuan akun WhatsApp ? Dalam tangkapan layar yang beredar, akun tersebut mencatut nama serta foto profil Ridwan Kamil, dengan nomor +62 889-7553-8003.
-
Apa saja dampak dari penipuan WhatsApp? 'Phising ini di mana kita akan dikirimkan sebuah informasi yang sifatnya urgent, biasanya mengaku dari pihak bank yang meminta konfirmasi pilihan biaya transaksi, di mana di dalam wa tersebut akan ada link ke sebuah website yang kita harus isi data diri kita termasuk data perbankan dan lainnya,' ungkap dia kepada Merdeka.com, Kamis (31/8).
-
Bagaimana cara mengenali WhatsApp disadap? Mengenali tanda-tanda bahwa akun WhatsApp Anda mungkin disadap sangat penting untuk menjaga privasi digital. Meskipun sulit untuk mendeteksi, terdapat beberapa petunjuk yang dapat membantu Anda mengetahui apakah akun Anda sedang diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Berikut adalah beberapa tanda yang perlu diperhatikan:
Kekhawatiran ini pun menjadi concern bagi anggota Komisi I DPR, Sukamta. Anggota DPR dari fraksi PKS ini menyatakan seharusnya pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mewaspadai isu ini sebagai alert untuk masyarakat. Melakukan investigasi isu peretasan itu.
"Kemkominfo sudah melakukan investigasi soal ini atau belum, kalau sudah hasilnya apa? Tindakan yang sudah diambil apa untuk melindungi masyarakat yang menggunakan WhatsApp?" ungkap dia.
Terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, pihaknya tidak ingin berandai-andai dengan kekhawatiran seperti itu. Dia akan melakukan proses checking terlebih dahulu.
"Nanti dicek dulu, belum tahu, kita tidak bisa mengira-ngira. Mesti yang pasti nanti. Nanti kita koordinasi dengan BSSN untuk pertukaran informasi. Karena BSSN merupakan lembaga negara, jadi kita harus lihat dulu," kata Johnny.
(mdk/faz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Baca SelengkapnyaLembaga ini menilai penggunaan alat sadap Pegasus berpotensi memunculkan bahaya bagi keberlangsungan demokrasi.
Baca SelengkapnyaTim Siber TNI langsung turun. Mengecek kabar dugaan peretasan yang dialami data milik Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI
Baca SelengkapnyaBSSN masih berkoordinasi dengan Polri terkait dugaan kebocoran data INAFIS tersebut.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaMengenai apakah sudah ada tersangka yang diperiksa, Himawan tidak menjawab dengan jelas.
Baca SelengkapnyaKominfo Bantah Media Sosial Elaelo yang Viral Disebut Buatan Pemerintah, Lantas Siapa yang Punya?
Baca SelengkapnyaPaling baru, pembuat malware mencoba menyusup ke ponsel Android menggunakan metode kompresi APK tersembunyi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau hati-hati dalam mengakses dan memberikan data akun media sosial.
Baca SelengkapnyaFatalitas serangan siber tidak hanya mengancam pertahanan satu negara.
Baca SelengkapnyaBadan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengidentifikasi bahwa ada kemungkinan laman tersebut telah diretas
Baca SelengkapnyaPolisi membebaskan tersangka karena alasan tidak menemukan niat jahat.
Baca Selengkapnya