Menolak Kenaikan Harga BBM, Hacker Serang Situs Kementan
Merdeka.com - Banyak cara untuk menyampaikan aspirasi terkait dengan penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Bila mahasiswa dan buruh memilih cara demonstrasi turun ke jalan, para peretas dunia maya memilih cara yang berbeda.
Adalah situs Kementerian Pertanian, KPUD Jakarta, situs partai PAN yang menjadi sasaran peretas yang menamakan dirinya xcrotz feat Om-jin. Adapun, link situs yang diretas adalah: http://perencanaan.setjen.deptan.go.id/ , http://birokp.setjen.deptan.go.id/, http://www.kpud-jakartapusatkota.go.id/, bakaderdpppan.com/, http://umum-humas.setjen.deptan.go.id/ dan http://pusdatin.setjen.deptan.go.id/.
Begitu situs tersebut dibuka, maka yang tampil adalah gambar demo sejumlah buruh yang menolak kenaikan harga BBM, dan di bawahnya dengan huruf besar warna merah, tertulis:
-
Bagaimana hacker menyerang? Mereka menggunakan aktor-aktor yang berpura-pura menjadi diplomat Barat dan pejabat Ukraina untuk mengakses akun, memahami kebijakan luar negeri Barat terhadap Ukraina, serta merencanakan serangan terhadap organisasi pemerintah Ukraina dan sektor-sektor penting di NATO.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Apa yang dilakuin hacker di PDN Surabaya? Terbaru, Pusat Data Nasional (PDN) Sementara 2 di Surabaya yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), terkena ransomware. Akibatnya data-data yang berada di dalamnya terkunci.
-
Apa yang dilakukan hacker untuk meretas Indodax? 'Orang ini bekerja pakai laptop kantor dan menyalahi SOP Indodax, ternyata pekerjaan freelance ini cuma kedok untuk nyusup laptop yang dipakai,' ujar Oscar saat talkshow berlangsung.
-
Bagaimana hacker melakukan serangan phishing? Pelaku ancaman akan mengirim pesan phishing berisi kode QR; meminta penerima pesan untuk memindai kode tersebut, dan mengarahkan mereka ke laman palsu yang bisa menyerap identitas atau data yang bersifat privasi dan rahasia.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
" Menolak Kenaikan Harga BBM
Touch By xcrotz feat Om-jin
Ini cara kami pak!! Untuk Demo!!
Bukan seperti mahasiswa /activis yang pola pikir tidak jernih merusak fasilitas negara dan warga jadi korban!!!
Woy mahasiswa lu itu calon cerminan masyarakat apa!! Preman!!!"
Peretasan itu pertama diketahui merdeka.com dari informasi di akun twitter Anonymous Indonesia @AnonNewsIndo pukul 06:05 WIB. Hingga berita ini diturunkan, situs tersebut masih terkena hack. (mdk/ega)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Serangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaPara pengunjuk rasa melempari Kantor DPRD Kota Cirebon dengan berbagai macam benda.
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie Setiadi menjelaskan data pemilih yang bocor merupakan data daftar pemilih tetap atau DPT
Baca SelengkapnyaMereka mengkritisi kenaikan harga bahan pokok, terutama beras, setelah pelaksanaan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaData pemilih bocor diduga usai diretas oleh hacker Jimbo.
Baca SelengkapnyaMelki mengaku tidak tahu mengapa akun WA-nya diretas. Dia belum bisa memastikan siapa yang meretas akunnya.
Baca SelengkapnyaPelaku berhasil meretas akun WhatsApp dan Instagram korban dengan modus menyebarkan link ke facebook dan Instagram.
Baca SelengkapnyaJika ditilik dari akun X @bjorkanism, Bjorka berasal dari Polandia di Kota Warsawa.
Baca SelengkapnyaKasus ini terbongkar ketika delapan orang di Jepang menjadi korban melaporkan kejadian dialaminya ke polisi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan tergiur dengan penawaran bunga terlalu tinggi.
Baca SelengkapnyaDiduga data pemilih ini dijual hacker sebesar Rp 1,2 miliar.
Baca Selengkapnya