Menteri Prancis Menolak Bayar Bulanan Centang Biru Twitter
Merdeka.com - Menteri dan juru bicara pemerintah Prancis Olivier Veran mengatakan bahwa dia tidak mau membayar biaya bulanan untuk verifikasi centang biru di Twitter seharga USD7,99.
Dirinya pun mengaku khawatir tentang ambisi pemilik baru platform media sosial itu, Elon Musk. Pernyataannya itu dilaporkan dari Reutersdari France 3 TV, Senin (7/11).
Sebagaimana diketahui, Twitter memperbarui aplikasinya di App Store Apple pada hari Sabtu untuk mulai menagih tanda centang biru, terobosan yang dianggap besar pertama sejak Musk mengambil alih dalam kesepakatan senilai USD44 miliar pada 28 Oktober.
-
Kenapa Elon Musk batasi akses Twitter? Langkah ini, kata Musk, adalah untuk mengatasi tingkat ekstrim dari pengikisan data dan manipulasi sistem.
-
Apa yang dikritik Elon Musk dari Meta? Pertengkaran ini juga terjadi setelah serangkaian kritik dari Musk terhadap produk dan layanan Meta. WhatsApp, layanan perpesanan terenkripsi, menjadi target kritik Musk ketika dia menuduh aplikasi tersebut mengekspor data pengguna setiap malam.
-
Kenapa Elon Musk mengubah sistem blokir di Twitter? Elon Musk berpendapat bahwa melarang seseorang untuk melihat unggahan publik dari orang lain adalah tindakan yang tidak rasional.
-
Apa yang diubah Elon Musk tentang blokir akun di Twitter? Dalam pernyataannya, ia menjelaskan bahwa akun yang diblokir oleh pengguna lain tetap dapat melihat postingan atau unggahan dari akun yang memblokirnya.
-
Apa batasan Twitter yang Elon buat? Dalam tweetnya yang dilansir dari BBC, Minggu (2/7), Elon mengatakan pengguna tak terverifikasi (atau tak berbayar) hanya bisa membaca 600 cuitan perhari dan kemudian ditambah menjadi 800 kicauan.
-
Siapa yang menentang rencana Elon Musk? Hanya saja, rencananya itu ditentang oleh ilmuwan NASA, Michele Thallter.
"Saya mengundang mereka untuk membatalkan sertifikasi akun saya tanpa penundaan jika mereka menganggap bahwa ini adalah sesuatu yang harus mulai dibayar," kata Veran.
Sebelum Musk mengambil alih, tanda centang biru di sebelah nama pengguna berarti Twitter telah mengonfirmasi bahwa akun itu milik orang atau perusahaan yang sesuai.
Lantas, ditanya apakah dia akan terus menggunakan Twitter setelah pengambilalihan Musk?
Veran mengatakan dia tidak yakin. Dia mengatakan itu adalah alat komunikasi utama, dengan lebih dari 10 juta pengguna Prancis.
"Tetapi fakta bahwa alat global utama ini milik satu orang, dan bahwa dia menampilkan ambisi yang membuat saya sedikit khawatir. Maka, saya sendiri akan tetap waspada dan akan mengambil tanggung jawab saya sendiri jika perlu," jelas dia. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masalah Gerakan Rompi Kuning di Prancis disinggung oleh Gibran Rakabuming Raka saat berdebat dengan Mahfud Md.
Baca SelengkapnyaPrancis akan berikan subsidi kepada warganya yang membeli mobil listrik mulai 2024. Nilainya mulai 5.000 euro, setara Rp 81 jutaan.
Baca SelengkapnyaGoogle dikabarkan setuju untuk membayar penerbit di negara itu.
Baca SelengkapnyaKepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Encep Dudi Ginanjar mengatakan, pernyataan pada twit tersebut dipastikan tidak benar.
Baca SelengkapnyaUntuk bisa mendapatkan gaji dari X, harus dipastikan dulu akun Anda layak atau eligible mendapatkan adsense revenue sharing.
Baca SelengkapnyaPratowo melanjutkan nilai koreksi lebih tinggi dari harga retail dan tas merupakan barang substitusi, Enzy pun mempersilakan PJT untuk mengembalikan barang itu.
Baca SelengkapnyaAmnesty International mengecam keras keputusan ini, menyebutnya sebagai pelanggaran HAM.
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani kasih paham soal video viral penagihan pajak oleh Bea Cukai kepada WNI yang membeli sepatu seharga Rp10 juta di luar negeri.
Baca SelengkapnyaPenarikan retribusi dilakukan di dua lokasi menuju Pantai Tanjung Kait.
Baca SelengkapnyaDalam rangka menyaring akun robot di akun X, Elon Musk berencana mengenakan tarif bagi pengguna media sosial tersebut.
Baca SelengkapnyaTuris asing tidak keberatan membayar sebesar Rp150.000, tetapi mereka mempertanyakan apa yang akan dilakukan pemerintah dengan uang pungutan itu.
Baca Selengkapnya