Menurut sains, 7 perilaku ini ternyata bisa menular
Merdeka.com - Siapa yang menyangka bahwa tertawa dan menguap ternyata bisa menular. Bahkan hal tersebut bisa menular lebih cepat daripada flu. Hal ini pun diamini oleh psikolog.
Dilansir dari The Huffington Post, 'perilaku menular,' adalah fenomena yang dikaji dengan baik oleh bidang psikologi. Otak kita secara otomatis akan terkoneksi dengan interaksi sosial dan ikatan sosial. Meniru perilaku yang kita lihat di sekitar kita adalah cara alami dan bentuk empati kita terhadap orang lain.
Mungkin kita sudah mengetahui bahwa menguap adalah hal yang menular, bahkan hal tersebut sudah dijelaskan dengan baik oleh sains.
-
Bagaimana orang yang suka menyenangkan orang lain menunjukkan perilakunya? People pleaser biasanya adalah seseorang yang dianggap bermanfaat dan baik hati oleh semua orang.
-
Siapa yang bisa memberikan contoh positif? Ajarkan Bahwa Menangis Bukanlah Tanda Kelemahan Menjadi contoh positif bagi anak Anda sangatlah penting. Tunjukkan bahwa Anda juga memiliki emosi dan mengelolanya dengan baik.
-
Apa itu karakteristik menurut para ahli? Karakteristik adalah sifat khas yang sesuai dengan perwatakan tertentu. Hal itu seperti apa yang sudah dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 'Perwujudan dari istilah apa itu karakteristik adalah akhlak, karakter, kepribadian, perangai, perilaku, personalitas watak, sifat, dan tabiat,' tulis keterangan dalam KBBI.
-
Siapa yang meneliti pengaruh emosi positif terhadap kesehatan? Para peneliti menemukan bahwa terdapat hubungan antara emosi positif dan kesehatan fisik.
-
Kenapa orang manis punya sifat positif? Orang manis cenderung memiliki sifat-sifat positif seperti kelembutan, kebaikan hati, dan kemampuan berempati yang kuat. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang memiliki paras manis juga lebih cenderung memiliki disposisi yang lebih baik dan lebih mungkin melakukan tindakan altruistik.
-
Bagaimana cara fakta sosial membentuk perilaku? Fakta sosial memiliki kekuatan untuk membentuk perilaku individu. Mereka mempengaruhi cara individu bertindak, berinteraksi, dan berpikir dalam masyarakat.
Berikut ini adalah hal yang menular menurut sains.
1. Mengambil resiko
Hal ini sedikit menjelaskan mengapa seringkali anak-anak muda sering melakukan hal yang di luar batas: perilaku beresiko itu menular.
Sebuah studi baru yang dihelat oleh para ahli saraf di California Institute of Technology, menemukan bahwa setelah kita melihat orang lain melakukan hal yang berbahaya dan beresiko tinggi, kita akan lebih santai dalam menghadapi resiko. Contohnya, ketika berjudi, ketika awalnya kita tidak mau mencobanya dan akhirnya melihat seorang teman kita memenangkan sebuah perjudian, ada rasa tertarik untuk mencobanya juga.
"Secara umum, penemuan ini memperkuat pemahaman kami tentang bagaimana perilaku yang beresiko tinggi dalam mempengaruhi perilaku orang lain juga," ungkap Shinsuke Suzuki, calon profesor yang mengepalai penelitian ini.
2. Menguap
Mudah tertularnya seseorang dengan menguapnya orang lain sudah sangat populer diketahui. Bahkan anjing pun bisa menguap jika pemiliknya juga menguap. Ternyata menularnya sebuah kuapan, adalah tanda empati.
Namun ada satu tipe orang yang kebal dengan efek menular dari menguapnya seseorang. Sebuah studi tahun lalu menemukan bahwa psikopat adalah orang yang kebal terhadap menularnya kuap. Kepribadian tersebut ditandai dengan nolnya rasa empati ke sesama. Dan menularnya menguap adalah indikator paling pas untuk hal tersebut.
3. Tertawa
Jika Anda pernah datang ke sebuah acara komedi, Anda tentu tahu betul kalau tertawa itu menular.
Sains pun menjelaskan misteri dibalik tertawanya seseorang jika orang lain juga tertawa. Otak kita merespon suara dari tertawa, dengan secara otomatis ikut tertawa juga. Meskipun Anda tak mendengar bagian dari lelucon yang lucu, atau tak melihat langsung seseorang yang bertingkah lucu.
Sophie Scott, seorang ahli saraf di University College London, menyatakan bahwa ketika kita berbicara kepada seseorang, seringkali kita meniru perilakunya, meniru kata yang dipakainya, bahkan meniru gestur yang dipakainya. Dan hal tersebut ternyata juga bekerja pada tawa juga.
Hal ini tak selalu bekerja kepada orang lain, namun otak kita akan selalu merespon tawa dengan tawa pula. Kemampuan kita dalam menahannya ataupun meneruskan impuls tersebut jadi perilaku lain tentu berbeda di setiap orang.
4. Tersenyum
Tersenyum bisa menularkan kebahagiaan bukanlah sebuah ungkapan semata. Ternyata para psikolog menunjukkan bahwa kalimat klise pun ternyata benar secara ilmiah.
Peneliti akhirnya menemukan bahwa ketika kita bersama seseorang dan dia sedang tersenyum, secara otomatis kita akan 'mencoba' hal tersebut di level ekspresi wajah, untuk mengetahui apa yang bisa kita rasakan dari hal tersebut.
Fenomena natural ini dinamakan 'mimikri wajah,' yang menjadikan kita empati kepada seseorang dan ikut menyelam dalam emosi yang orang lain rasakan, pada diri kita sendiri.
5. Cemberut
Jika kita bisa tersenyum ketika orang lain tersenyum juga, tentu kita akan cemberut jika orang lain demikian.
Ternyata mimikri wajah juga berlaku ke cemberut. Tak cuma itu, menyeringai dan meringis pun bisa menular.
6. Keributan di tempat kerja
Sayangnya, tak hanya perilaku positif saja yang bisa menular. Hal yang negatif seperti berperilaku 'bully' ke teman kerja juga bisa menular.
Sebuah studi di tahun 2015 dari University of Florida, menemukan bahwa ketika seseorang mendapatkan perilaku kasar di sebuah tempat kerja, dia akan cenderung mempraktikkan kekasaran tersebut di tempat kerja baru nantinya, ketimbang mengambil sisi positifnya.
Kepala dari penelitian ini, Trevor Foulk menyatakan bahwa secara umum hal ini ditoleransi oleh banyak orang, padahal ini adalah hal yang berbahaya. Menurutnya tempat kerja adalah tempat yang efek negatifnya paling tinggi jika terjadi keributan di dalamnya.
7. Gemetar
Hanya dengan melihat seseorang kedinginan, kita bisa merasa dingin juga. Hal ini bukan omong kosong, setidaknya sains dapat membuktikannya.
Tim psikologi saraf di Sebuah sekolah medis di Brighton dan Sussex Inggris, mempublikasikan sebuah penelitian yang menemukan bahwa temperatur bisa menular. Studi ini menunjukkan bahwa ketika partisipan melihat video di mana tangan seseorang dimasukkan ke air dingin, temperatur tangan partisipan akan seketika menurun. Hal ini bekerja lebih efektif ke partisipan dengan tingkat empati yang tinggi, di mana temperaturnya menurun dengan makin tinggi.
Lagi-lagi, tingkat empati yang menentukan menularnya sebuah perilaku. Meski demikian, tangan kita yang bisa 'gemetar' melihat seseorang kedinginan, tak berlaku jika melihat seseorang yang lain kepanasan.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terdapat berbagai fakta psikologi yang menarik untuk disimak.
Baca SelengkapnyaSejumlah kebiasaan positif yang kita miliki dalam kehidupan sehari-hari ternyata bisa menyebabkan dan memperparah kecemasan.
Baca SelengkapnyaKesukaan seseorang terhadap makanan manis ternaya berhubungan dengan rasa baik hati yang dimilikinya.
Baca SelengkapnyaKetika kita merasakan kebahagiaan, sejumlah hal bisa tampak pada diri kita.
Baca SelengkapnyaPenting untuk diingat bahwa masih banyak hal lain yang dapat membuat pria tertarik dan menyukai seseorang.
Baca SelengkapnyaMeskipun hampir sama, namun bakteri dan virus ternyata memiliki beberapa perbedaan.
Baca SelengkapnyaPenampilan awet muda tidak hanya berkaitan dengan penampilan fisik, tetapi juga tentang kesejahteraan dan kebahagiaan diri.
Baca SelengkapnyaPikiran positif tidak hanya bermanfaat bagi hubungan sosial tapi juga pada kesehatan mental dan fisik kita.
Baca SelengkapnyaSikap positif yang berlebihan bisa berujung toxic positivity, ketahui batasan sehat yang dimilikinya.
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan telah menemukan alasan mengapa manusia menyimpan ingatan yang menjijikkan.
Baca SelengkapnyaTidak hanya fisik, tujuh sikap ini dapat membuat wanita terlihat lebih menarik di mata pria. Temukan rahasianya dalam artikel berikut.
Baca Selengkapnya