Mewaspadai Kejahatan Siber Jelang Pilpres 2019
Merdeka.com - April mendatang, Indonesia akan mengadakan event besar. Gelaran acara 5 tahunan, yakni pemilihan umum (Pemilu). Pemilu ini termasuk juga pemilihan presiden (Pilpres) untuk periode 5 tahun mendatang.
Tak menutup kemungkinan, event besar seperti ini bakal menjadi tujuan para penjahat siber. Hal tersebut pun diamini oleh Dony Koesmandarin, Territory Channel Manager Kaspersky Lab Asia Pasifik untuk Indonesia.
Menurutnya, hakikat kejahatan siber adalah ingin mencuri perhatian masyarakat, terutama saat berlangsungnya event-event besar seperti contohnya Pilpres. Di beberapa negara pun demikian. Saat event besar seperti itu, menjadi perhatian kejahatan siber.
-
Kenapa kejahatan siber di Indonesia sangat berbahaya? Kejahatan siber dengan berbagai bentuk dan tingkat kompleksitasnya, menjadi ancaman serius bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara secara keseluruhan.
-
Kenapa keamanan siber Pilpres AS 2024 diperkuat? 'Aktor jahat, bahkan jika mereka mencoba, tidak akan mampu memberikan dampak signifikan yang dapat mempengaruhi hasil pemilu,' ungkap Jen Easterly, direktur Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS, dalam wawancara dengan AP, seperti yang dilaporkan oleh VOA Indonesia, Jumat (4/10).
-
Bagaimana kejahatan siber dilakukan? Di balik layar monitor, para pelaku kejahatan siber beroperasi dengan kecanggihan yang semakin meningkat, menggunakan berbagai teknik seperti phising, malware, dan social engineering untuk mencuri data berharga atau merusak infrastruktur digital.
-
Siapa yang menjadi target kejahatan siber? Tidak hanya perorangan yang menjadi target, namun perusahaan besar, pemerintah, hingga institusi finansial juga rentan terhadap serangan ini.
-
Kapan serangan siber pemilu terjadi? Laporan tersebut menyatakan bahwa proporsi pemilu yang menjadi sasaran serangan siber ini telah meningkat, dari 10 persen pada tahun 2015 menjadi 26 persen pada tahun 2022.
-
Bagaimana Hacker serang sistem pemilu? Ditemukan bahwa aktivitas yang sering dilakukan oleh pemerintah Rusia dan China adalah upaya untuk menghambat situs otoritas pemilihan, mengakses informasi pribadi pemilih, hingga memindai sistem pemilihan online untuk dicari kelemahannya.
"Karena event ini ditunggu semua orang. Hampir di seluruh negara juga sama. Semua event-event besar itu riskan menjadi target kejahatan siber," jelas Dony ketika ditemui di Jakarta, Kamis (7/2).
Oleh sebab itu, kata dia, hal ini perlu menjadi perhatian bagi semua orang. Tidak hanya pemerintah saja, tetapi juga masyarakat Indonesia.
"Jadi kemungkinan terjadi ada. Tetapi kita juga tidak tahu pastinya seperti apa. Yang jelas, tipikal penjahat siber adalah mencari perhatian di setiap event-event besar. Intinya, kita juga harus tetap mewaspadai soal ini," ungkapnya.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo dalam pidatonya berbicara perang siber yang makin marak terjadi
Baca SelengkapnyaBurhanuddin mengingatkan kepada seluruh jajaran Kejaksaan RI untuk menjaga netralitas.
Baca SelengkapnyaMenurut Sigit, Polri perlu mempersiapkan seluruh jajaran untuk memperkuat pengamanan siber.
Baca SelengkapnyaNasriadi juga mengimbau kepada seluruh tim sukses dan pendukung calon agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan patroli siber untuk menyisir akun-akun yang menyebarkan ujaran kebencian maupun informasi hoaks.
Baca SelengkapnyaIndonesia dilanda serangan siber dalam beberapa tahun terakhir. Yang paling membuat geger adalah diserangnya Pusat Data Nasional.
Baca SelengkapnyaBawaslu Bali fokus memantau penyebaran isu-isu yang muncul di Pulau Dewata.
Baca SelengkapnyaTim cek fakta independen antara lain Mafindo, Perludem hingga AFP Indonesia.
Baca SelengkapnyaTanpa hoaks politik, tanpa isu sara dan politik identitas merupakan salah kunci suksesnya Pilkada yang aman, damai dan sejuk.
Baca SelengkapnyaPengawasan media sosial menjadi salah satu hal yang didalami oleh Bawaslu.
Baca SelengkapnyaDi era digital potensi kerusuhan di pemilu bisa dilakukan hanya menggunakan telepon genggam.
Baca Selengkapnya