Microsoft klaim selamatkan 2 juta komputer dunia
Merdeka.com - Microsoft menyatakan bahwa mereka telah menemukan serangan besar-besaran terhadap komputer di seluruh dunia pada awal bulan ini. Setelah coba diperangi, akhirnya perusahaan IT asal Redmond ini mengaku sukses memberantas serangan tersebut.
Seperti yang dilansir oleh Reuters (18/6), Microsoft mengklaim telah berhasil menyelamatkan dua juta komputer yang telah diserang dengan virus jahat ini sejak awal bulan ini. Dengan begitu, mereka yakin telah menyelamatkan dana sebesar USD 500 juta atau sekitar Rp 5 triliun yang coba dicuri oleh virus tersebut.
"Kami telah membebaskan setidaknya dua juta PC secara global. Ini masih hitung-hitungan kasar saja," jelas Richard Domingues Boscovich, assistant general counsel dari Microsoft's Digital Crimes Unit kepada Reuters.
-
Kapan serangan ransomware terjadi? Serangan terhadap server PDNS 2 pada 20 Juni 2024 itu mengakibatkan beberapa layanan publik terhambat.
-
Dari mana malware ini disebar? Walau begitu, Zimperium mengungkapkan jika malware berformat APK ini belum terdeteksi di Google Play Store. Dari situ diketahui jika aplikasi berbahaya tersebut didistribusikan lewat cara alternatif, seperti toko aplikasi pihak ketiga.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Kapan serangan ini terjadi? Perusahaan keamanan Symantec menemukan bulan ini bahwa tautan tersebut mengarah ke situs web palsu yang meminta penerimanya mengungkapkan nomor ID Apple mereka.
-
Kapan kerugian Ransomware mulai meningkat? Sudah enam tahun sejak laporan dari Cybersecurity Ventures memperkirakan kerusakan akibat ransomware akan merugikan dunia sebesar USD5 miliar di 2017, naik dari USD325 juta pada 2015 — peningkatan 15 kali lipat hanya dalam dua tahun.
-
Apa yang dilakukan setelah serangan ransomware? Langkah pertama yang harus dilakukan saat terjadi kebocoran data adalah mengendalikan penyebarannya. Perlu dilakukan isolasi terhadap sistem yang terpengaruh dari jaringan untuk mencegah penyebaran malware atau Unauthorized Acces yang lebih buruk.
Menurut Boscovich, serangan ini sendiri telah menyerang banyak komputer di dunia. Namun, mayoritas korbannya berasal dari AS, Eropa, dan Hong Kong.
Dengan bantuan dari FBI, Microsoft mengaku telah membantu 80 pihak berwenang di 80 negara berbeda untuk menghancurkan malware ini. Tercatat, ada 1,4 ribu malware yang berhasil terjaring dan kemudian diidentifikasi sebagai Citadel Botnets.
Melihat hasil ini, Microsoft pun mengaku senang dan menganggap misi mereka berhasil. "Kami sangat yakin telah berusaha dengan keras. Ini adalah aksi pembersihan yang sangat sukses," lanjut Boscovich.
Adapun Citadel Botnets sendiri diduga bertindak sebagai dalang atas berbagai serangan cyber yang terjadi sejak awal bulan ini. Beberapa korbannya adalah bank-bank besar seperti Bank of America, Credit Suisse, HSBC dan Royal Bank of Canada.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Laporan Microsoft ini menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaDampak Parah Gangguan IT Software CrowdStrike: 3.000 Penerbangan di Amerika Serikat Dibatalkan, 11.000 Penerbangan Ditunda
Baca SelengkapnyaLembaga pemerintah pengguna PDSN 2 berangsur memulihkan sistem layanan yang terdampak.
Baca SelengkapnyaPenumpang pesawat di seluruh dunia menghadapi penundaan, pembatalan penerbangan, dan kesulitan saat check-in karena bandara terjebak dalam pemadaman IT.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie Setiadi menyebut, bahwa tidak ada negara di seluruh dunia yang tidak terkena serangan Ransomware.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie memastikan keamanan data masyarakat.
Baca SelengkapnyaLockBit meminta tebusan sebesar 8 juta dollar agar server dipulihkan kembali
Baca SelengkapnyaIndonesia mengalami 2.200 serangan siber per satu menit.
Baca SelengkapnyaNilainya sekitar USD8 triliun atau setara Rp123.846 triliun (kurs dolar AS: Rp15.480).
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku telah melakukan evaluasi menyeluruh buntut peretasan PDN.
Baca SelengkapnyaMenteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, memaparkan kronologi serangan siber yang melanda Pusat Data Nasional.
Baca SelengkapnyaSebagaimana diketahui, Microsoft Defender umumnya digunakan untuk individu sebagai pertahanan pribadi terhadap ancaman online.
Baca Selengkapnya