Misteri batu raksasa 'Stonehenge' terkuak akibat kekeringan
Merdeka.com - Stonehenge sejak lama membuat para arkeolog bertanya-tanya tentang bentuk asli dari konstruksi bangunan yang semuanya terdiri dari batu raksasa tersebut. Sekarang, sedikit 'human error' dan faktor iklim secara tidak sengaja membantu arkeolog menentukan bentuk asli dari Stonehenge.
Nama 'Stonehenge' sejatinya diambil dari kata 'stone' yang berarti 'batu' dan 'henge' yang berarti lingkaran. Namun, sampai penemuan baru ini terkuak, peneliti masih belum benar-benar yakin apakah Stonehenge yang dibangun pada zaman Neolitikum itu berbentuk lingkaran penuh.
Tetapi, kini pertanyaan tersebut telah terjawab saat para arkeolog menemukan bekas batuan yang membentuk Stonehenge menjadi lingkaran penuh. Ya, akibat pipa penyiram air yang tidak mampu menjangkau seluruh bagian Stonehenge, sebagian rumput di sana mengering dan mati. Terlebih saat ini di Inggris masih musim panas. Uniknya, tidak sedikit yang menyatakan bila pihak pengelola terlalu 'malas' untuk memanjangkan pipa air ke seluruh bagian Stonehenge.
-
Siapa yang terlibat dalam proyek arkeologi? Penemuan ini merupakan bagian dari proyek arkeologi Pacopampa yang telah berlangsung sejak 2005. Proyek ini adalah upaya kolaboratif antara arkeolog dari Museum Etnologi Nasional Jepang dan Universitas Nasional San Marcos Peru.
-
Apa yang ditemukan arkeolog? Arkeolog Dikejutkan dengan Penemuan Fosil Dinosaurus Bertangan Mungil Menariknya tangan dinosaurus ini lebih kecil dibandingkan T-Rex. Tyrannosaurus rex dikenal sebagai dinosaurus buas yang memiliki tangan kecil. Kini, kelompok dinosaurus dengan karakteristik seperti itu mendapat anggota baru dengan ditemukannya sebuah spesies dinosaurus baru di Formasi La Colonia, Patagonia, Amerika Selatan.
Menariknya, rumput-rumput yang mengering tersebut membuat pola-pola yang mengindikasikan bahwa di bawah rumput tersebut terdapat sisa-sisa batuan raksasa penyusun Stonehenge.Pertumbuhan rerumputan di atas sebuah batu memang secara tidak langsung akan mempengaruhi pertumbuhannya, membuatnya tumbuh lebih lambat dari rumput yang tumbuh di lapisan tanah utuh. Kekeringan saat musim panas pun semakin membuat pola-pola rumput kering tersebut terlihat jelas.
Hal ini tak pelak menjadi kebetulan yang sangat menguntungkan. Sebab, sebelumnya para peneliti tidak menemukan apa-apa saat melakukan pengamatan menggunakan survei geofisika dengan kamera beresolusi tinggi dan proses penggalian, The Telegraph (01/09).
Walaupun pertanyaan tentang bentuk dari Stonehenge sudah terjawab, arkeolog masih harus dipusingkan lagi dengan pertanyaan baru, apa yang terjadi pada batu-batu yang dulunya membentuk Stonehenge menjadi lingkaran penuh?
Para arkeolog pun yakin banyak hal yang mereka harus pelajari dari struktur batuan raksasa yang telah menjadi situs Warisan Dunia UNESCO tersebut. Misalnya, siapa yang membangun Stonehenge dan tujuannya, serta tidak lupa cara mereka membangunnya. (mdk/bbo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Teknologi baru seperti pencitraan ruang angkasa yang membantu mereka memecahkan misteri kerak bumi.
Baca SelengkapnyaSusunan batu ini dibuat 4.000 tahun sebelum Stonehenge dibangun dan sekitar 2.000 tahun setelah Zaman Es berakhir.
Baca SelengkapnyaTim survei bawah laut menemukan struktur bebatuan di dasar laut yang tersusun simetris menyerupai reruntuhan kota.
Baca SelengkapnyaPenyebab runtuhnya Zaman Perunggu telah lama menjadi perdebatan arkeolog dan sejarawan.
Baca SelengkapnyaDinding di bagian selatannya juga runtuh dan menjadi tumpukan puing.
Baca SelengkapnyaSebuah misteri yang selama satu abad telah menjadi kebingungan para ahli.
Baca SelengkapnyaBatu-batu ini muncul dari dasar sungai yang mengering.
Baca SelengkapnyaMengapa patung Mesir kuno ini ada di Skotlandia masih menjadi misteri.
Baca SelengkapnyaDebit air sungai Ciliwung di Bendung Katulampa mengalami penyusutan dengan tinggi muka air (TMA) hanya nol centimeter
Baca SelengkapnyaDesain sumur ini memberikan kesan seperti gundukan pemakaman.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini banyak hipotesis dari para ahli terkait asal usul harta karun ini. Namun belum ada jawaban pasti.
Baca SelengkapnyaBatu ini mencuri perhatian karena bentuknya mirip stonehenge yang ada di Inggris
Baca Selengkapnya