Misteri kematian masal ikan di akuarium Tokyo buat ilmuwan kalut
Merdeka.com - Siapa yang tidak heran bila ratusan ikan di sebuah akuarium raksasa tiba mati dan hanya tersisa satu ekor saja? Fenomena aneh ini terjadi di Tokyo, ilmuwan pun dibuat kebingungan.
Awalnya, Tokyo Aquarium bagian tangki Tuna mempunyai 69 ekor tuna bluefin, 52 ekor eastern tuna, dan 38 ekor tuna bonito. Namun terhitung Desember tahun lalu, mulai terjadi kematian pada beberapa tuna.
Hingga pada pertengahan Januari 2015, jumlah tuna di tangki akuarium tinggal 30 ekor saja! Padahal tangki akuarium tuna itu berukuran sangat besar dan sangat cocok sebagai habitat tuna. Diameter tangki itu tercatat 30 meter dan mampu menampung air hingga 2.200 ton.
-
Apa jenis ikan yang ditemukan? Ikan berjenis ikan siput 'genus Pseudoliparis' ini ditemukan di kedalaman sekitar 8.336 meter di bawah laut.
-
Apa penyebab matinya ratusan ribu ikan? Menurut laporan penduduk setempat dan media-media lokal, gelombang panas brutal dan pengelolaan waduk adalah penyebabnya matinya ratusan ribu ikan tersebut.
-
Kenapa ikan ini sangat langka? Penampakan dan spesimen ikan footballfish atau Himantoliphus sagamius, diketahui sangat jarang terjadi.
-
Kenapa Ikan Pari Jawa punah? Penangkapan ikan secara intensif dan umumnya tidak teratur kemungkinan besar menjadi penyebab utama berkurangnya populasi pari Jawa sampai dinyatakan punah pada akhir 2023 ini.
-
Dimana ikan laut dalam tinggal? Dilansir dari sumber AZ Animals pada kedalaman laut yang dalam dan gelap, keberadaan ikan yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya menjadi misteri tersendiri.
-
Mengapa Ikan Pari Jawa punah? 'Penangkapan ikan secara intensif dan umumnya tidak diatur kemungkinan yang mengakibatkan berkurangnya populasi ikan pari Jawa,' kata Constance dikutip dari Phys.org, Rabu (27/12). 'Hal ini dibuktikan dengan hasil tangkapan ikan pesisir di Laut Jawa sudah menurun pada tahun 1870an,' Dilanjutkannya, Pesisir utara Jawa, khususnya Teluk Jakarta di mana spesies ini diketahui terdapat, juga merupakan kawasan industri besar, dengan hilangnya dan degradasi habitat yang luas dan berjangka panjang. Dampaknya cukup parah hingga menyebabkan kepunahan spesies ini.
Horornya, ikan terakhir yang mati diketahui menghantamkan diri ke tembol akuarium tanpa sebab pasti. Ikan itu pun akhirnya mati akibat kerusakan tulang belakang.
"Ikan kedua terakhir (yang mati terakhir), baru saja mati setelah menabrak dinding akrilik dua kali. Ikan itu menderita patah tulang belakang. Hal ini sangat tidak lazim terjadi pada ikan tuna di dalam tangki," ujar juru bicara Tokyo Sea Life Park, Phys.org (24/03).
Ilmuwan Jepang yang menyelidiki kasus kematian masal tuna ini mengaku belum menemukan jawaban yang pasti. Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab, seperti stres, lampu akuarium, dan racun di dalam air masih belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.
"Penelitian pertama menunjukkan keberadaan virus di beberapa bangkai ikan. Tetapi, virus tersebut dianggap tidak bisa menyebabkan kematian masal," tambah juru bicara tadi.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak 1870 populasi ikan Pari Jawa berkurang. Hal ini menjadi bukti konkretnya.
Baca SelengkapnyaSementara itu, teman Udin sekaligus ojek online, Mumu, menimpali bahwa jumlah ikan yang hanyut mencapai ratusan.
Baca SelengkapnyaBerton-ton bangkai ikan yang menyelimuti pelabuhan wisata populer di Yunani ini mengeluarkan bau busuk menyengat.
Baca SelengkapnyaNelayan penangkap ikan, Sutrisno, menceritakan kronologi saat proses penangkapan ikan tersebut.
Baca SelengkapnyaPenemuan hewan aneh dan misterius ini menghebohkan Jepang.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim menyebabkan musim kemarau panjang melanda Meksiko dengan suhu meningkat melebihi 40 derajat celcius.
Baca SelengkapnyaBangkai ikan besar ini masih berada di tepi pantai dan menanti tindakan lebih lanjut dari instansi yang berwenang.
Baca SelengkapnyaSekilas, telur-telur ini mirip batu kerikil dengan warna hijau gelap.
Baca SelengkapnyaBerikut penampakan Ikan Pari Jawa yang telah secara resmi dinyatakan punah.
Baca SelengkapnyaAhli menyebut kawanan paus tersebut menunjukkan perilaku yang jarang terjadi.
Baca SelengkapnyaKeberadaan hewan ini terkahir kali diketahui sudah lebih dari 150 tahun yang lalu.
Baca SelengkapnyaBanyak konsumen merasa ketakutan ikan yang akan dikonsumsi tercemar limbah nuklir buatan Jepang.
Baca Selengkapnya