Model keamanan biometrik jadi peluang curi data sensitif
Merdeka.com - Disaat banyak organisasi keuangan mempertimbangkan solusi berbasis biometrik menjadi salah satu teknologi tambahan paling menjanjikan dari metode otentikasi yang ada saat ini, atau bahkan dianggap sebagai teknologi pengganti dari metode yang ada, sebaliknya penjahat siber melihat biometrik sebagai peluang baru untuk mencuri informasi sensitif.
Sudah menjadi rahasia umum jika ATM memang menjadi incaran para penipu yang memburu data kartu kredit. Semuanya itu dimulai dengan skimmer primitif – sebuah perangkat buatan sendiri yang melekat pada ATM, yang mampu mencuri informasi dari strip magnetik kartu dan kode pin dengan bantuan ATM pin pad palsu atau kamera web. Seiring berjalannya waktu, desain perangkat tersebut telah ditingkatkan agar tidak mudah terdeteksi. Dengan penerapan yang jauh lebih sulit, tetapi bukan tidak mungkin untuk mengkloning chip dan pin dari kartu pembayaran, perangkat dikembangkan menjadi apa yang disebut sebagai 'skimmer': sebagian besar fungsi masih sama, namun mampu mengumpulkan informasi dari chip kartu, memberikan informasi yang cukup untuk melakukan serangan relay online. Industri perbankan menanggapi isu ini dengan solusi otentikasi terbaru, beberapa di antaranya berdasarkan pada biometrik.
Menurut penyelidikan Kaspersky Lab terhadap kejahatan siber underground, sudah ada setidaknya dua belas penjual menawarkan skimmer yang mampu mencuri sidik jari korban. Dan setidaknya tiga penjual underground sudah meneliti perangkat yang mampu secara illegal memperoleh data dari urat nadi telapak tangan dan sistem identifikasi iris mata.
-
Siapa yang bisa jadi target peretasan kamera? Menurut perusahaan keamanan NordVPN peretasan kamera kini menjadi salah satu kejahatan dunia maya yang paling umum.
-
Bagaimana pelaku penipuan mengakses data pribadi nasabah? Seperti diketahui melalui aplikasi yang tidak resmi atau bodong tersebut membuat korban dengan sadar memberikan persetujuan untuk mengizinkan aplikasi tersebut mengakses aplikasi SMS dan aplikasi lainnya.
-
Bagaimana modus pencurian data KTP? 'Saat ini permintaan data pribadi dapat menggunakan berbagai macam modus,' kata Friderica dalam akun Instagram @ojkindonesia, dikutip Selasa (23/7).
-
Bagaimana cara kejahatan siber mendapatkan informasi sensitif? Beberapa pemateri juga menjelaskan mengenai social engineering atau praktik manipulasi psikologis yang dilakukan oleh penyerang (pelaku kejahatan siber) untuk memperoleh informasi sensitif, mendapatkan akses ke sistem atau sumber data yang seharusnya terbatas.
-
Aplikasi malware apa yang mencuri data pengguna? Dikenal sebagai aplikasi SpyLoan, aplikasi bermasalah ini banyak ditemukan di Google Play Store — dan beberapa juga ditemukan di App Store Apple.
-
Siapa yang menjadi target kejahatan siber? Tidak hanya perorangan yang menjadi target, namun perusahaan besar, pemerintah, hingga institusi finansial juga rentan terhadap serangan ini.
Ada juga pembicaraan dalam diskusi yang sedang berlangsung di komunitas underground mengenai pengembangan aplikasi mobile untuk membuat cetakan dari wajah manusia. Dengan aplikasi tersebut, penyerang dapat mengambil foto seseorang yang diposting di media sosial dan menggunakannya untuk mengelabui sistem identifikasi wajah.
"Masalah utama dengan biometrik adalah, tidak seperti password atau kode pin yang dapat dengan mudah dimodifikasi, mustahil untuk mengubah sidik jari atau iris mata Anda. Oleh karena itu, jika data Anda diretas sekali saja, maka tidak akan aman untuk menggunakan metode otentikasi biometrik lagi," ujar Olga Kochetova, ahli keamanan di Kaspersky Lab.
"Itulah mengapa sangat penting untuk menjaga data tersebut tetap aman dan mengirimkannya dengan cara yang aman. Data biometrik juga dicatat dalam paspor modern yang disebut e-paspor serta visa. Jadi, jika seorang penyerang mencuri e-paspor, mereka tidak hanya memiliki dokumen, tetapi juga data biometrik orang itu. Mereka telah mencuri identitas seseorang," tambahnya melalui keterangan resmi, Kamis (29/09).
Penggunaan alat-alat yang mampu membahayakan data biometrik bukan satu-satunya ancaman siber potensial terhadap ATM. Hacker akan terus melakukan serangan berbasis malware, serangan blackbox dan serangan jaringan untuk merebut data yang nantinya dapat digunakan untuk mencuri uang dari bank dan nasabahnya.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut deretan negara-negara yang warganya sering dikuntit secara digital.
Baca SelengkapnyaApabila ada yang menyalahgunakan KTP untuk pinjol, maka telah melanggar ketentuan Pasal 32 ayat (1) tentang Undang-Undang (UU) ITE.
Baca SelengkapnyaDiduga data pemilih ini dijual hacker sebesar Rp 1,2 miliar.
Baca SelengkapnyaPara korban diiming-imingi pekerjaan oleh terlapor dan para korban diminta untuk menyerahkan KTP dan foto diri kepada terlapor R.
Baca SelengkapnyaPuluhan Pelamar Kerja Diduga jadi Korban Penipuan di Jaktim
Baca SelengkapnyaMenkominfo Buka Suara soal Kebocoran Pemilih KPU: Sekarang Data Mahal Harganya
Baca SelengkapnyaAde Ary meminta masyarakat berhati-hati agar tidak mudah memberikan data pribadi kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaDittipidsiber tengah melakukan penyelidikan lebih jauh sembari berkoordinasi dengan pihak lain
Baca SelengkapnyaKedua pelaku bekerja di PT Nusapro Telemedia Persada sebagai kepala cabang dan operator dengan keuntungan 25,6 juta.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah memeriksa sejumlah saksi, mulai dari pegawai hingga saksi yang ada di lokasi kejadian.
Baca SelengkapnyaMereka mampu menggaet pelaku melalui aplikasi dating Tinder, Bumble, Okcupid, Tantan dan sebagainya.
Baca Selengkapnya