Mungkinkah Gunung Tambora meletus lagi?
Merdeka.com - Sudah dua abad sejak Gunung Tambora memuntahkan isinya. Tercatat, gunung tersebut telah memuntahkan magma sampai100 km kubik, melontarkan juga 400 km kubik debu ke atas dengan tinggi 44 km dari permukaan tanah.
Peristiwa ini pun menelan 117 ribu korban jiwa. Bahkan, letusan gunung yang terjadi pada 10 April 1815 itu menyebabkan perubahan iklim dunia. Luar biasa memang kejadian meletusnya Gunung Tambora. Tapi, apakah letusan 200 tahun itu akan terjadi lagi?
Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain mengungkapkan bahwa kejadian meletusnya Gunung Tambora dua abad silam, tak akan terjadi lagi. "Tambora tidak ada tanda-tanda aktif. Peluang untuk meletus lagi harus lihat datanya terlebih dahulu. Sampai saat ini tambora tidak menunjukkan aktivitas," ungkapnya saat ditemui Merdeka.com di kantornya LIPI, Jakarta, (14/04).
-
Kenapa Gunung Bandahara jarang didaki? Jarang Didaki Mengutip dari kanal liputan6.com dan gunung bagging, pada tahun 1960-an pemerintah Hindia Belanda berencana mendirikan sebuah pilar di puncak gunung ini bersama-sama dengan warga sekitar. Tahun 1996, warga setempat sering kali melakukan pendakian ke Gunung Bandahara. Setelahnya hampir puluhan tahun gunung ini sudah tidak didaki oleh manusia.
-
Mengapa badai magnet tidak berdampak besar di Indonesia? 'Namun masyarakat tidak perlu khawatir karena fenomena badai magnet bumi tersebut tidak berdampak apapun ke wilayah Indonesia,' kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial, dan Tanda Waktu BMKG, Setyoajie Prayoedhie dalam keterangan di Jakarta, Jumat (12/7) malam.
-
Kenapa bedug raksasa tidak dibunyikan? Saat ini bedug tersebut sudah tidak lagi difungsikan dan hanya menjadi ikon wisata religi di Masjid Istiqlal. Jika terdengar bedug, suaranya berasal dari rekaman audio yang diperdengarkan melalui pengeras suara. Sebabnya, usia bedug yang sudah tua dan sebagai upaya perawatan.
-
Mengapa suara ledakan tidak dikaitkan dengan gempa bumi? Namun, mereka tidak menemukan peristiwa yang bersamaan dengan gempa bumi, sehingga memperkuat asumsi bahwa suara-suara ini tidak disebabkan oleh aktivitas seismik.
-
Apa temuan kontroversial di Gunung Padang? Tetapi klaim tersebut membuat banyak peneliti lainnya tidak antusias. Lutfi Yondri, seorang arkeolog di BRIN mengatakan penelitiannya telah menunjukkan bahwa orang-orang di daerah itu menghuni gua antara 12.000 dan 6.000 tahun yang lalu, jauh setelah piramida diklaim dibangun, dan tidak ada penggalian dari periode ini yang menunjukkan bukti penggunaan batu yang canggih.
-
Kenapa Siklon Yagi tidak berdampak ke Indonesia? Menurut dia, hal tersebut dikarenakan posisi Siklon Tropis Yagi sudah sangat jauh dari wilayah Indonesia dan terus bergerak ke arah barat menjauhi wilayah Tanah Air.
Peristiwa meletusnya gunung yang hebat ini, dirinya pun teringat dengan letusan Gunung Krakatau. Menurutnya, dua gunung itu merupakan gunung api terbesar di negeri ini. "Gunung api yang besar Tambora dan Krakatau. Tetapi kalau yang krakatau tumbuh lagi. Anak krakatau relatif kecil. Siklusnya, pada waktu krakatau meletus sudah pada komposisi tidak akan meletus lagi seperti tempo dulu," ungkapnya.
Dirinya juga menjelaskan bahwa gunung api yang berbahaya itu adalah yang diam. "Kalau gunung meletusnya kecil-kecil itu tidak akan besar meletusnya. Tapi kalau yang sebaliknya, itu berbahaya. Karena pada waktu diam, gunung itu mengumpulkan tenaganya untuk memuntahkan laharnya," jelasnya.
Saat ditanyakan adakah gunung serupa yang akan meletus hebat seperti Tambora dan Krakatau, Iskandar belum bisa memastikan hal itu. Sebab, data-data itu tidak ada dalam lembaganya. "Saya kurang tahu. Itu yang pegang lembaga geologi ya," tutupnya.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Teramati kolom abu setinggi 800 meter dari puncak gunung dan guguran material ke arah Besuk Kobokan.
Baca SelengkapnyaGempa bumi dengan magnitudo 4,6 mengguncang Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Gempa terjadi sekitar pukul 06.35 WIB.
Baca SelengkapnyaSaat ini letusan eksplosif masih tetap berlangsung dengan jangkauan lontaran lava dominan masih di sekitar area kawah.
Baca SelengkapnyaGunung Slamet punya karakteristik yang "tenang namun menghanyutkan"
Baca SelengkapnyaGunung Semeru Kembali Erupsi, Total 174 Kali sejak Awal 2024
Baca SelengkapnyaBPBD Bayumas memastikan kondisi Gunung Slamet masih aman.
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 7,2 terjadi di Laut Banda, wilayah Tanimbar
Baca SelengkapnyaGerhana Matahari Cincin adalah fenomena langka dan sangat jarang terjadi di periode dan lokasi yang sama lebih dari 10 tahun.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur, kembali erupsi pada Kamis dini hari
Baca SelengkapnyaHari tanpa bayang yang terjadi tak akan memicu cuaca panas terik
Baca SelengkapnyaGempa pertama magnitudo 2,6 dan kedua magnitudo 2,5.
Baca Selengkapnya