NASA akan jelajahi komet dan bulan Saturnus di misi terbarunya
Merdeka.com - Sebuah misi robotik menjelajah ruang angkasa baru dari NASA berjudul New Frontiers, telah memilih dua kandidat misi untuk dijalankan. Misi tersebut adalah misi eksplorasi salah satu bulan Saturnus yakni Titan, serta misi untuk membawa sebuah sampel komet untuk diteliti.
Melansir The Verge, penanggung jawab atas masing-masing misi ini adalah pihak yang berbeda-beda. Pertama, misi komet, dipelopori oleh Steve Squeyres dari Cornell University, dan memiliki judul misi CAESAR, atau Comet Astrobiology Exploration Sample Return.
Misi ini akan mengirimkan pesawat luar angkasa ke sebuah komet bernama Churyumov-Gerasimenko, lalu mengumpulkan sampel sebanyak 3,5 ons dari permukaannya. Tujuan dari misi ini adalah memahami kontribusi komet pada kehidupan di Bumi.
-
Dimana NASA akan menjelajah? Temuan ini juga bisa dijadikan eksplorasi lebih jauh oleh NASA kala mereka akan menjelajah ke Bulan pada 2026.
-
Apa misi robot penjelajah Bulan? NASA membayar Intuitive Machines USD118 juta untuk mengirimkan perangkat keras sains guna lebih memahami dan memitigasi risiko lingkungan bagi para astronot, yang pertama dijadwalkan untuk mendarat paling cepat pada tahun 2026.
-
Apa misi NASA di Bulan? Sebagaimana diketahui, misi yang diberi nama Artemis ini akan mengirimkan empat manusia untuk mengorbit bulan. Rencananya misi itu akan dilakukan pada November 2024, disusul dengan pendaratan manusia pertama di bulan lebih dari setengah abad setahun kemudian.
-
Apa misi dari pesawat ruang angkasa NASA yang akan dikirim ke Mars? Kini, rencananya sepasang pesawat ruang angkasa identik milik NASA yang membentuk misi Escape and Plasma Acceleration and Dynamics Explorer (ESCAPADE) akan menumpang roket Blue Origin New Glenn yang belum teruji.
-
Apa yang akan dilakukan robot penjelajah di Bulan? Mereka akan menghabiskan sekitar 14 hari Bumi untuk melakukan eksperimen yang dirancang untuk menguji kemampuan mereka.
-
Kenapa NASA kirim robot penjelajah ke Bulan? NASA berharap pada akhirnya dapat membangun keberadaan jangka panjang dan memanen es di sana untuk air minum dan bahan bakar roket di bawah Artemis, program andalannya dari Bulan ke Mars.
Misi kedua, dipelopori oleh Elizabeth Turtle dari Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins. Misi ini secara terpisah diberi nama Dragonfly. Misi ini dilakukan karena Titan adalah kandidat planet yang diharapkan dihuni kehidupan.
Di misi Dragonfly ini nantinya akan dilepas sebuah robot yang berbentuk seperti helikopter untuk menyusuri permukaan Titan. Nantinya robot ini yang akan melakukan berbagai analisis terhadap permukaannya, lapisan tanahnya, serta kondisi atmosfernya.
Misi New Frontiers dari NASA sendiri memang selalu mengembangkan misi untuk mengeksplorasi planet di Tata Surya kita. Meski demikian, misi New Frontiers sendiri bukan merupakan misi paling utama NASA, seperti robot MARS Curiosity, namun New Frontiers bisa menghabiskan 1 milyar dollar.
Sejauh ini, sudah ada tiga misi New Frontiers. Milai dari pesawat ruang angkasa New Horizons yang saat ini sedang terbang ke Pluto, Juno Probe yang mengorbit di Jupiter, serta OSIRIS-REx yang kini sedang dalam misi mengumpulkan sampel asteroid.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pernah gagal, bukan berarti membuat Amerika Serikat (AS) kapok untuk mengirim robot penjelajah ke Bulan.
Baca SelengkapnyaKutub selatan Bulan diyakini memiliki kantong air yang selama ini dicari-cari keberadaannya. Rusia pun berambisi menjadi negara pertama yang bisa menjangkaunya.
Baca SelengkapnyaNASA sedang mempersiapkan perjalanan robot mini untuk mengeksplorasi Bulan.
Baca SelengkapnyaNASA dan SpaceX bekerjasama untuk menemukan harta karun di Mars dan Jupiter.
Baca Selengkapnya15 tahun pesawat ini telah memburu asteroid di tata surya.
Baca SelengkapnyaKanada mengajak masyarakat global memilih nama rover bulan pertamanya, yang dirancang untuk mengeksplorasi kutub selatan bulan.
Baca SelengkapnyaAlat ini dirancang karena selama misi Apollo, astronot tercatat sering terjatuh akibat gravitasi rendah Bulan.
Baca SelengkapnyaBan kendaraan di bulan adalah hasil inovasi dan penelitian ekstensif untuk menghadapi tantangan unik yang ditawarkan oleh lingkungan luar angkasa. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaIndia mendanai proyek antariksa senilai USD2,7 miliar, termasuk misi Chandrayaan-4, misi orbit Venus, dan pengembangan modul stasiun luar angkasa.
Baca SelengkapnyaHarapan Amerika Serikat (AS) untuk mendarat kembali di bulan dapat terwujud pada pekan ini.
Baca SelengkapnyaMisi bernama Europa Clipper kini ditargetkan diluncurkan setelah 14 Oktober.
Baca SelengkapnyaAstroForge, startup pertambangan asteroid, akan meluncurkan misi ketiganya pada 2025, menjadi misi komersial pertama yang mendarat di asteroid dekat Bumi.
Baca Selengkapnya