NASA gandeng pelajar untuk pembuatan pesawat Planet Mars
Merdeka.com - Planet Mars memang menjadi salah satu penelitian para ilmuwan selama ini, termasuk The National Aeronautics and Space Administration (NASA). Setelah kemarin banyak diperbincangkan mengenai penemuan air di Planet Mars, sekarang NASA sedang bekerja keras merancang pesawat untuk mendarat di Mars.
Beberapa minggu yang lalu, mereka sedang menguji bentuk sayap baru yang akan digunakan untuk Red Planet-bound planes. Tidak hanya ilmuwan dalam saja, NASA juga mengajak beberapa pelajar untuk membantunya mengadakan penelitian desain Aerodinamika atau Prandtl-m aircraft.
Para pelajar tersebut membangun sebuah pesawat berbentuk bumerang yang terbuat dari serat karbon, kemudian diuji dengan ketinggian yang lebih besar di luar ruangan. Namun sayangnya, percobaan ini belum seperti yang diharapkan karena kompleksitas sistem peluncuran.
-
Dimana NASA akan menjelajah? Temuan ini juga bisa dijadikan eksplorasi lebih jauh oleh NASA kala mereka akan menjelajah ke Bulan pada 2026.
-
Bagaimana cara NASA membantu wisata ke Mars? “Di bulan, di mana gravitasi enam kali lebih kecil dari Bumi, pakaian antariksa memiliki berat serasa 50 pon, jadi itu bisa diatur,“ Tetapi di Mars, gravitasinya hanya sekitar sepertiga dari Bumi, jadi memiliki pakaian antariksa dengan berat serasa 125 kg, itu masih terlalu berat.
-
Apa yang dilakukan Pesawat NASA? Pesawat NASA telah mendapat pencapaian luar biasa dengan secara resmi 'menyentuh' matahari, menyelam melalui atmosfer yang belum pernah dijelajahi sebelumnya yang dikenal sebagai corona.
-
Apa yang dilakukan NASA di Mars? MAV diatur untuk mengambil sampel yang dikumpulkan oleh penjelajah Mars Perseverance milik NASA pada awal tahun 2030-an.
-
Apa yang diuji coba oleh ilmuwan NASA? Dunia astronomi sedang melakukan eksperimen dengan menggunakan pesawat luar angkasa Psyche milik NASA.
-
Siapa Astronot Indonesia yang nyaris ikut misi NASA? Sosok inspiratif ini bernama Pratiwi Sudarmono, yang pada Oktober tahun 1985 terpilih oleh badan antariksa Amerika Serikat, NASA, untuk bergabung dalam misi pesawat ulang-alik ke luar angkasa.
Salah satu caranya adalah dengan membuat pesawat radio kontrol yang bisa dilakukan untuk penelitian dengan ketinggian yang bisa disesuaikan. Mahasiswa dan NASA Flight Scholars juga membuat modifikasi bentuk sayap dengan bahan-bahan baru menggunakan ilmu aerodinamis agar stabilitas pesawat tetap terjaga.
Banyaknya percobaan dan kesalahan memang bagian dari setiap program ini. Namun jika suatu saat berhasil, kita bisa mendapatkan informasi berharga mengenai lokasi pendaratan di Planet Mars untuk dieksplorasi lebih jauh.
(mdk/lar)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bell mengakui mencari orang yang berkenan dikirim ke Mars amat sulit. Persyaratan yang harus dipenuhi orang tersebut juga tidak kalah ketatnya.
Baca SelengkapnyaIni adalah roket yang nantinya akan lepas landas dari Mars saat membawa sampel planet tersebut.
Baca SelengkapnyaKondisi tempat tersebut benar-benar dibuat seperti di Mars.
Baca Selengkapnya4 relawanmenyelesaikan 45 hari di habitat simulasi Mars NASA. Mereka menjalani berbagai tugas yang mereplikasi kondisi di Mars.
Baca SelengkapnyaNASA ingin segera mewujudkan mimpi manusia tinggal di Planet Mars. Oleh sebab itu, mereka membuka kesempatan.
Baca SelengkapnyaNASA dan SpaceX bekerjasama untuk menemukan harta karun di Mars dan Jupiter.
Baca SelengkapnyaBan kendaraan di bulan adalah hasil inovasi dan penelitian ekstensif untuk menghadapi tantangan unik yang ditawarkan oleh lingkungan luar angkasa. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaSetelah mendarat di Bulan, langkah berikutnya bagi umat manusia adalah mencapai Mars.
Baca SelengkapnyaBerikut beragam faktor penyebab pengambilan sampel Mars dipertanyakan.
Baca SelengkapnyaMisi ini diproyeksikan menjadi contoh baru bagi NASA dalam eksplorasi luar angkasa berbiaya rendah.
Baca SelengkapnyaSejauh ini ilmuwan masih berkutat pada pemikiran membuat Mars layak huni adalah pekerjaan berat dan mahal.
Baca SelengkapnyaPerjalanan ke luar angkasa ini merupakan program dari Blue Origins.
Baca Selengkapnya