NASA ungkap misteri 'bulan' milik Jupiter yang samai Bumi
Merdeka.com - Tata surya kita menyimpan berjuta-juta misteri yang tersembunyi di balik planet atau satelit yang berputar di dalamnya. kini, satu lagi misteri yang muncul ke permukaan, yaitu kemiripan satelit milik Jupiter dengan bumi.
Sebelumnya, dalam barisan objek-objek di tata surya kita, hanya bumi yang diketahui memiliki lempeng tektonik yang senantiasa bergerak dan bertubrukan satu sama lain. Tetapi, NASA telah menemukan sebuah objek lain yang diketahui memiliki karakteristik lempeng tektonik yang mirip dengan bumi.
Satelit bernama 'Europa' yang mengorbit di sekitar planet Jupiter diyakini sebagai objek kedua di tata surya yang memiliki lempeng tektonik aktif. Uniknya, satelit Europa tidak mempunyai daratan batuan dan tanah seperti bumi, melainkan es. Ya, Europa adalah salah satu bulan Jupiter yang hampir seluruh bagiannya terbentuk dari es. Ukuran dari satelit tersebut hanya sedikit lebih besar dari bulan kita.
-
Apa yang menyebabkan pergerakan lempengan bumi? Panas dari proses radioaktif di dalam interior planet yang menyebabkan lempengan-lempengan tersebut bergerak, terkadang saling mendekat dan terkadang saling menjauh.
-
Bagaimana Jupiter mempengaruhi planet lain? Ukuran besar ini membuat Jupiter memiliki gravitasi yang sangat kuat, yang tidak hanya mempengaruhi planet-planet terdekat, tetapi juga mampu menahan asteroid dan komet agar tidak menghantam planet bagian dalam, termasuk Bumi.
-
Siapa yang dianggap menemukan satelit Jupiter? Dalam waktu yang lama, pengakuan ini diberikan kepada astronom dari Jerman bernama Simon Marius.
-
Apa yang menyebabkan rotasi Jupiter sangat cepat? Dilansir dari Science Focus, Kamis (13/6), selama proses pembentukan, Jupiter mengumpulkan lebih banyak material dari piringan protoplanet dibandingkan dengan planet lain.
-
Apa wujud yang ditangkap di Jupiter? Pesawat luar angkasa NASA menangkap 'wajah yang menyeramkan' saat melewati Jupiter.
-
Mengapa Jupiter memiliki rotasi sangat cepat? Raksasa gas seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus memiliki massa yang sangat tinggi. Massa yang besar ini menyebabkan mereka berotasi dengan cepat. Di antara mereka, Jupiter menjadi yang paling masif dan karenanya memiliki laju rotasi tercepat.
Perbedaan bahan penyusun tak pelak membuat ilmuwan tertarik untuk mengungkap misteri dari 'daratan bergerak' milik Europa. Untuk mengungkapnya, NASA menggunakan pesawat luar angkasa mereka yang mengorbit di planet Jupiter, yakni Galileo.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sejak tahun 1995 hingga 2003, NASA menyimpulkan bila daratan es Europa merupakan salah satu daratan termuda yang terbentuk di tata surya. Menghilangnya lempeng es di Europa juga menjadi tanda bila kerak dari satelit tersebut masih aktif bergerak, mirip dengan lempeng bumi.
Bedanya, lempeng-lempeng Europa dapat bergerak akibat mencairnya lapisan es yang terdapat di bagian 'perutnya', sementara lempeng bumi dapat bergerak akibat komposisi lapisan batuan cair (magma) yang berada di bawah permukaannya.
Untuk mendapatkan data yang akurat, NASA telah mengamati daratan Europa seluas 134.000 kilometer persegi. Dari total daratan tersebut, jumlah daratan yang menghilang akibat pergerakan lempeng tektonik di satelit Europa diprediksi mencapai 20.000 kilometer persegi, Phys.org (07/09).
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sudah sejak lama sebenarnya keberadaan es di Bulan. Namun asal-muasalnya masih belum terkuak.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap bahwa atmosfer tipis di Bulan terbentuk akibat dampak meteor yang terus-menerus menghantam permukaannya.
Baca SelengkapnyaAda penyebab mengapa rotasi Jupiter lebih cepat dibandingkan planet lain.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Bulan membuat langit tampak indah di malam hari. Namun tak banyak yang tahu dari mana asalnya Bulan. Begini ulasan singkatnya.
Baca SelengkapnyaBulan Terbuat dari Apa? Ilmuwan Akhirnya Punya Jawabannya, Ternyata Mirip Bumi
Baca SelengkapnyaMisi bernama Europa Clipper kini ditargetkan diluncurkan setelah 14 Oktober.
Baca SelengkapnyaIlmuwan masih berspekulasi dan belum ada yang meyakini kenapa bisa begini.
Baca SelengkapnyaIlmuwan terang-terangan sulit memahami penemuan luar angkasa yang pernah ditemukan.
Baca SelengkapnyaAurora tidak hanya dapat ditemukan di Bumi, tetapi juga di beberapa planet lain di galaksi Bima Sakti.
Baca SelengkapnyaHujan meteor 2023 akan terjadi pada 11 dan 12 Agustus.
Baca SelengkapnyaPada 28 Agustus 1789, seorang astronom Inggris yang terkenal, William Herschel, melakukan penemuan yang bersejarah dengan menemukan Enceladus.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkapkan bahwa inti Bulan padat dengan densitas yang mirip besi, memberikan wawasan baru tentang sejarah Bulan dan evolusi tata surya.
Baca Selengkapnya