Nasib Smart Telecom digantung
Merdeka.com - Malang benar nasib PT Smart Telecom. Setelah dituduh menjadi penyebab interferensi sinyal 3G di pita 2,1 GHz, kini anak usaha PT Smartfren Telecom Tbk tersebut mesti geser frekuensi. Parahnya, mereka tidak tahu ke pita mana akhirnya mereka akan berlabuh.
Padahal, untuk menghindari interferensi saja, Smartfren harus mengeluarkan investasi yang tidak sedikit, berupa belanja dan pemasangan perangkat filter.
Dan kalau ternyata setelah penataan di sebelahnya bukan lagi Axis, maka Smart pun harus menyesuaikannya.
-
Apa dampak dari Native-AI pada jaringan Smartfren? ZTE dan Smartfren telah berhasil menerapkan komersial komputasi RAN berbasis Native-AI, yang menghasilkan peningkatan pengalaman pengguna sebesar 15% dan peningkatan trafik jaringan sebesar 5%.
-
Bagaimana Menkominfo berpendapat tentang merger XL dan Smartfren? 'Saya sudah bilang, ‘kami mendukung. Soal yang lain-lain, komersialnya, silakan kalian omongin sendiri,' Ia mengungkapkan bahwa Kominfo tidak akan ikut campur mengenai urusan bisnis ke bisnis (B2B) dalam upaya merger tersebut.
-
Apa yang didukung oleh Menkominfo terkait XL Axiata dan Smartfren? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, menyatakan Pemerintah Indonesia mendukung dilakukannya merger atau penyatuan usaha antara dua operator seluler di Indonesia, yaitu XL Axiata dan Smartfren.
-
Mengapa Smartfren menerapkan Native-AI dari ZTE? 'Memperkenalkan IT RAN ke dalam infrastruktur jaringan seluler akan menciptakan peluang baru berupa peningkatan efisiensi data yield,' kata Shurish Subbramaniam, CTIO Smartfren dalam siaran persnya, Kamis (12/9).
-
Bagaimana ZTE meningkatkan efisiensi jaringan Smartfren? Teknologi komputasi RAN ZTE berbasis Native-AI mengintegrasikan komunikasi dan komputasi langsung di base station, sehingga memaksimalkan potensi infrastruktur jaringan.
-
Bagaimana Smartfren salurkan donasi dari turnamen? Donasi tersebut telah diserahkan langsung oleh Chief Executive Officer Smartfren, Andrijanto Muljono kepada Perwakilan Yayasan Buddha Tzu Chi usai pagelaran turnamen amal tersebut di Damai Indah Golf PIK pada Minggu (10/9).
Wajar saja operator hasil penggabungan Wireless Indonesia dan Primasel itu harus segera hijrah, karena selain memiliki teknologi yang bertolak belakang dengan WCDMA atau 3G, juga mereka menjadi tidak leluasa untuk membangun jaringan.
Wacana awal adalah mereka akan ditempatkan di pita 2,3 GHz. Namun regulator bingung, karena di pita tersebut menggunakan sistem regional, padahal Smart Telecom adalah nasional.
Bila regulator memaksakan Smart bisa beroperasi nasional di pita tersebut, maka operator WiMax yang ada di pita 2,3 GHz tentunya akan meminta hal yang sama.
Wacana kedua adalah dengan menempatkan Smart Telecom ke frekuensi Smartfren di pita 800 MHz. Menurut anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nonot Harsono, opsi itu yang paling masuk akal sambil menunggu penataan bila regulasi LTE sudah ditetapkan.
Namun, apapun opsinya, yang jelas Smart Telecom pasti akan dipindah, seperti di India, yang memisahkan teknologi PCS dan WCDMA dari sebelumnya berdampingan. Nah, waktu menunggu inilah yang menjadikan nasib Smart Telecom seperti digantung.
Tentu imbasnya kepada pelanggan, karena handset yang dipakai saat ini belum tentu bisa dipakai pada saat Smart pindah frekuensi. Dan menjadi tugas regulator lah agar kepentingan pelanggan tidak dirugikan. (mdk/nvl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Industri halo-halo sedang tidak baik-baik saja. Pemerintah harus hadir dengan terobosan regulasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Direktur Smartfren justru menanyakan balik statement pemerintah soal BTS tak lagi dipakai setelah ada Starlink.
Baca SelengkapnyaPemerintah terlalu memberatkan keuangan perusahaan telekomunikasi dengan biaya penggunaan frekuensi yang semakin naik.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait rencana merger XL dan Smartfren.
Baca SelengkapnyaProses merger antara XL dan Smartfren semakin mendekati tahap akhir.
Baca SelengkapnyaXL Axiata dan Smartfren dirumorkan akan merger. Kominfo memberi restu.
Baca SelengkapnyaSmartfren for Business dan PT Alita Praya Mitra mengumumkan kolaborasi strategis memperluas portfolio solusi teknologi Internet of Things.
Baca SelengkapnyaKondisi operator seluler di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaLayanan Direct to Cell akan segera dilakukan oleh Starlink.
Baca SelengkapnyaPersaingan internet lewat satelit nampaknya semakin memanas.
Baca SelengkapnyaAda hal lain nampaknya dari rayuan pemerintah ke Elon Musk untuk hadirkan satelit Starlink.
Baca SelengkapnyaAda banyak tugas menanti Menkominfo pilihan Presiden Prabowo, salah satunya di sektor telekomunikasi.
Baca Selengkapnya