Obama: Facebook tak lagi keren
Merdeka.com - Walaupun Facebook sampai sekarang masih menjadi situs jejaring sosial nomor satu dunia dengan pengguna terbanyak, namun popularitasnya menurut banyak analisis mulai merosot.
Bahkan, kemerosotan Facebook itu pun juga dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.
Dalam suatu perbincangan santai dengan seorang penulis bernama Robinson Meyer, seperti dikutip dari Business Insider (15/01), memang Obama tidak secara langsung mengatakan bahwa Facebook sudah jelek, namun popularitasnya sudah mulai turun karena ada jejaring sosial, lebih tepatnya, aplikasi untuk mobile baru yang melejit dan terkenal yaitu SnapChat.
-
Mengapa Facebook Web populer? Facebook memungkinkan Anda mengelola daftar teman dan memilih pengaturan privasi untuk menyesuaikan siapa yang dapat melihat konten di profil Anda.
-
Kapan status FB menunjukkan tren yang sedang berkembang? “Jaman sekarang sok keren bisa menjadi keren.. Iya dimata dia sendiri.“
-
Apa yang sedang populer di media sosial? Di media sosial, gambar-gambar artificial intelligence (AI) bertemakan di Disney Pixar tengah digandrungi netizen.
-
Platform media sosial apa yang disukai Gen Z? Salah satu temuan dari laporan Invinyx dan Jakpat menunjukkan bahwa platform Instagram tetap menjadi media sosial paling populer di kalangan Gen Z selama 2023.
-
Kenapa Facebook jadi media sosial terbesar? Dengan kerja keras dan visi yang jelas, Mark Zuckerberg dan timnya berhasil mengembangkan Facebook menjadi salah satu jejaring sosial terbesar di dunia, mengubah cara orang berinteraksi dan berkomunikasi secara online.
-
Ucapan apa yang viral di media sosial? 'Ujian sesungguhnya dari imanmu adalah hidup dalam rasa syukur bahkan saat mengalami dan menghadapi kesulitan. Selamat pagi yang indah dan diberkati!'
"Sisi keren dari Facebook sudah mulai berkurang. Sekarang ini sudah banyak orang yang beralih dan senang menggunakan SnapChat," pukas Obama.
Menjadi satu hal yang masuk akal kenapa Facebook dirasa tidak lagi keren. Dari penelitian dan analisis yang pernah dilakukan oleh beberapa analis di tahun 2013 lalu, banyak remaja pada khususnya yang mulai jenuh menggunakan Facebook dengan berbagai alasan.
Ada yang mengatakan bahwa beraktivitas di Facebook mengurangi sisi privasi, terlalu banyak hal-hal yang tidak harus diposting namun 'berkeliaran' di Facebook sampai sisi sekuritasnya.
Sedangkan di SanpChat, banyak orang lebih tertarik dengan aplikasi mobile satu ini karena keunikannya menghadirkan layanan video dengan durasi terbatas dan dapat dibagikan ke orang lain serta dapat diatur untuk dapat hilang sendiri.
Keunikan tersebut mendasari Facebook yang sangat ingin mengakuisisi SnapChat dengan harga fantastis walaupun akhirnya gagal.
Berkurangnya popularitas dan sisi keren dari Facebook ini ditambah dengan minimnya inovasi dari jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg ini serta munculnya jejaring sosial dan aplikasi mobile baru dengan penawaran yang menarik untuk sekarang ini.
Walaupun dikatakan Facebook tidak lagi keren, namun masih ada anggapan bahwa jejaring sosial satu ini masih dapat terus bertahan setidaknya untuk beberapa tahun ke depan, dengan catatan sang pengembang di dalamnya selalu menghadirkan hal-hal baru yang menarik bagi penggunanya. (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Facebook menjadi jejaring sosial terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaData terbaru menunjukkan 45 persen dari Generasi Z kini lebih suka menggunakan media sosial untuk pencarian daripada Google.
Baca SelengkapnyaStudi Pew juga menemukan bahwa konsumen berita reguler di Nextdoor, Facebook, Instagram, dan TikTok lebih cenderung adalah perempuan.
Baca SelengkapnyaBahkan, TikTok mulai menempati posisi teratas hampir setiap hari pada bulan Agustus. Sementara Google memegang posisi pertama hanya beberapa hari saja.
Baca SelengkapnyaSecara pribadi, Jokowi mengaku tak masalah dihina dan diejek.
Baca SelengkapnyaStatus FB ini akan membuat FB-mu semakin penuh dengan keceriaan, keromantisan dan kekinian.
Baca SelengkapnyaSemula TikTok berhasil mengalahkan media sosial Meta. Namun, belakangan tren terhadap penggunaan TikTok mulai menurun.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaGenerasi Z menganggap media sosial paling banyak berdampak negatif.
Baca Selengkapnya