OnePlus diduga 'diam-diam' mengumpulkan informasi pengguna
Merdeka.com - Produsen smartphone asal China, OnePlus, tersandung kasus yang menuduh perusahaan tersebut mengambil data pengguna smartphone mereka, dan mengunggahnya ke server.
Dilansir dari The Verge, seorang periset keamanan teknologi bernama Chris Moore adalah orang pertama yang menyadari ini. Ia bahkan sudah menulis blog soal ini dan baru ramai belakangan.
Moore secara detil menyebut bahwa perangkat OnePlus dengan OS Oxygen miliknya, merekam data pengguna di beberapa momen. Mulai dari ketika pengguna mengunci atau membuka kunci layar, ketika membuka aplikasi, menggunakannya dan menutupnya, serta ketika perangkat terhubung ke Wi-Fi.
-
Siapa yang mengklaim TikTok ambil data pengguna berlebihan? Pada tahun 2022, perusahaan keamanan siber Internet 2.0 mengeluarkan laporan bahwa TikTok melakukan 'pengambilan data yang berlebihan' terhadap para penggunanya.
-
Bagaimana penipu DANA mendapatkan data pribadi? Setelah korban tergiur, penipu akan meminta informasi pribadi atau transfer dana dengan dalih verifikasi.
-
Aplikasi malware apa yang mencuri data pengguna? Dikenal sebagai aplikasi SpyLoan, aplikasi bermasalah ini banyak ditemukan di Google Play Store — dan beberapa juga ditemukan di App Store Apple.
-
Bagaimana perusahaan seperti Facebook mengumpulkan data pengguna? Dokumen tersebut menguraikan proses enam langkah bagaimana perangkat lunak Active-Listening mengumpulkan data suara pengguna dari berbagai perangkat.
-
Handphone apa yang dicuri? Sebanyak 58 unit handphone berbagai merek raib dibawa pelaku.
-
Siapa pelaku pencurian handphone? Pelaku berinisial MS (39), dua kakinya ditembak sebanyak 3 kali.
Selain itu, OnePlus juga mengumpulkan IMEI ponsel, nomor telepon, serta nama jaringan mobile ponsel tersebut. Hal ini membuat berbagai data secara tak bisa diidentifikasi terkirim ke server OnePlus tanpa upaya sedikitpun. Moore bahkan menyebut, OnePlus bahkan bisa mengumpulkan 16MB data dalam 10 jam.
Dalam pernyataannya, OnePlus menyebut bahwa mereka memang mentransmisikan data analitik ke server Amazon miliknya. Tujuan pun disebutkan secara gamblang, yakni untuk menjaga pengguna mendapatkan software terbaru, serta data informasi pengguna yang digunakan untuk layanan purna jual.
OnePlus pun menyebut bahwa 'fitur' ini bisa dimatikan di pengaturan. Namun bagian pengambilan data informasi untuk purna jual memang tak bisa dimatikan.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bocoran dokumen dari mitra pemasaran Facebook menunjukkan teknologi eavesdropping yang mendengarkan percakapan pengguna untuk menargetkan iklan.
Baca SelengkapnyaDemi memenuhi target penjualan, kedua pelaku mencuri identitas warga untuk disalahgunakan.
Baca SelengkapnyaSebuah laporan menyatakan bahwa iPhone yang dimiliki oleh dua staf kampanye presiden AS telah berhasil diretas oleh peretas yang berasal dari Tiongkok.
Baca SelengkapnyaTikTok dikabarkan akan menggandeng Tokopedia untuk membuka e-commerce di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIni penjelasan dari pakar siber security mengenai kecurigaan orang-orang terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaDua orang oknum karyawan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi pun ditangkap.
Baca SelengkapnyaAde Ary meminta masyarakat berhati-hati agar tidak mudah memberikan data pribadi kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaLembaga ini menilai penggunaan alat sadap Pegasus berpotensi memunculkan bahaya bagi keberlangsungan demokrasi.
Baca SelengkapnyaIni letak temuan baru di HP yang membuat ahli terkejut.
Baca SelengkapnyaPerusahaan media sosial seperti LinkedIn dan Meta menggunakan informasi pengguna untuk melatih AI.
Baca SelengkapnyaHasil penyelidikan, bisnis ilegal ini diotaki seseorang berinisial DBS yang sebelumnya berprofesi menjual handphone dan sim card
Baca SelengkapnyaBerikut deretan negara-negara yang warganya sering dikuntit secara digital.
Baca Selengkapnya