Orang Indonesia jadi korban penipuan online terbesar di dunia
Merdeka.com - Meningkatnya interaksi internet orang Indonesia dengan dunia maya ternyata juga berdampak negatif. Hal ini dibuktikan oleh survei dari Kaspersky Lab dan B2B International.
Berdasarkan survei yang dilakukan di 26 negara sejak pertengahan tahun 2015 lalu, Indonesia menempati posisi tertinggi negara dengan konsumen paling banyak menjadi korban penipuan online. Total, 26 persen konsumen Tanah Air dinyatakan kehilangan uang akibat terkena muslihat di dunia maya.
Setelah Indonesia, ada Vietnam dengan 25 persen dan India 24 persen konsumen di negaranya kehilangan uang akibat penipuan online. Total, ada 48 persen konsumen dunia yang menjadi target penipuan online.
-
Dimana negara yang paling banyak kena kejahatan siber? Dengan 791.790 bisnis yang terkena dampak penipuan online, AS adalah salah satu negara yang paling banyak mengalami kejahatan dunia maya.
-
Bagaimana cara penipuan online dilakukan? Penipuan online juga nggak kalah canggih. Saya pernah dapet email dari pangeran Nigeria. Katanya mau bagi warisan 10 juta dolar. Saya mikir, 'Wah, lumayan nih, bisa buat modal nikah.' Tapi habis itu saya sadar, 'Emang kenapa juga pangeran Nigeria kenal saya?'
-
Kenapa kejahatan siber di Indonesia sangat berbahaya? Kejahatan siber dengan berbagai bentuk dan tingkat kompleksitasnya, menjadi ancaman serius bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara secara keseluruhan.
-
Dimana penipuan terjadi? Pasangan ini memiliki sebuah pusat terapi di Kanpur, Uttar Pradesh, di mana mereka diduga meyakinkan orang-orang bahwa proses penuaan mereka dipercepat oleh polusi udara yang parah.
-
Apa penipuan yang marak terjadi saat ini? Beredar unggahan di media sosial terkait tawaran pinjaman bagi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya dengan menghubungi nomor WhatsApp.
-
Siapa korban penipuan ini? Namun data universitas itu masih dalam penyidikan sehingga belum bisa disampaikan ke publik.
Ancaman penipuan online yang menyasar masyarakat memiliki banyak motif. Ancaman tersebut antara lain e-mail mencurigakan yang mengaku dari bank (22 persen) atau situs ritel (15 persen), dan halaman web mencurigakan yang meminta data keuangan (11 persen).
Survei ini juga menemukan bahwa ketika uang konsumen dicuri, maka mereka menderita kerugian dengan estimasi rata-rata sebesar USD 283 atau Rp 3,8 jutaan, sementara setiap orang kelima (22 persen) kehilangan lebih dari USD 1.000 atau Rp 13,5 juta.
Hanya setengah (54 persen) korban kehilangan uang yang berhasil mendapatkan kembali secara utuh dana mereka yang dicuri. Di sisi lain, hanya seperempat (23 persen) konsumen yang sama sekali tidak berhasil mendapatkan uang mereka kembali.
Sumber: Kaspersky Lab
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meskipun ilegal di dalam negeri, banyak warga Indonesia tergoda untuk berpartisipasi dalam berbagai permainan judi yang tersedia secara daring atau online.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar warga di berbagai negara yang sering kena tipu info pekerjaan.
Baca SelengkapnyaRibuan generasi Z dan milenial terlibat dalam aktivitas perjudian online yang tersebar di sejumlah negara di luar negeri.
Baca SelengkapnyaMereka mampu menggaet pelaku melalui aplikasi dating Tinder, Bumble, Okcupid, Tantan dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaSelama ini Indonesia kerap jadi sasaran utama para bandar judi online.
Baca SelengkapnyaSemua uang tersebut diserap bandar judi luar negeri untuk kepentingan bisnisnya, termasuk pencucian uang.
Baca SelengkapnyaPerjudian online terdeteksi marak di Mekong Region Countries dan mulai berkembang saat pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaEmpat dari Lima Orang Indonesia Mudah Tertipu Transaksi Online, Ternyata Ini Penyebabnya
Baca SelengkapnyaKementerian Komunikasi dan Informatika memblokir 2,1 juta website terkait perjudian online di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia menjadi salah satu negara yang menjadi target online scam.
Baca SelengkapnyaBesarnya kasus perdagangan penipuan online di Asia Tenggara masih sulit diperkirakan. Namun setidaknya ada 120 ribu orang telah menjadi korban di Myanmar.
Baca SelengkapnyaPeranan tersangka dalam sindikat kriminal internasional ini selain mencari korban, juga penerjemah bahasa Mandarin, mengurus dokumen, rekening dan lain-lain,
Baca Selengkapnya